New York (Antara Bali/PRNewswire-USNewswire) - Puluhan aktivis OneVoice berkumpul di luar markas besar Kementerian Pertahanan di Kompleks Kiriya Tel Aviv pada hari Selasa untuk memprotes laporan komite yang ditunjuk pemerintah Israel, yang merekomendasikan legalisasi sebagian besar pos terdepan di kawasan Tepi Barat.

Para aktivis One Voice asal Israel, yang mengenakan penutup mata, memperingatkan tentang kebutaan pemerintah terhadap adanya bahaya dalam mengadopsi laporan. Mereka mendirikan spanduk yang bertuliskan, "Cukup dengan kebutaan; cukup dengan penghentian negosiasi," dan mendesak Menteri Pertahanan Ehud Barak untuk membuka matanya.

"Mengadopsi laporan Levy ini mirip dengan menutup mata," kata Tal Harris, direktur eksekutif OneVoice Israel. "Kami berdiri dengan ditutup matanya di depan kantor Menteri Pertahanan Barak untuk mencemooh tindakan pengecut pemerintah."

Panitia beranggotakan tiga ahli hukum, yang dipimpin oleh pensiunan hakim Mahkamah Agung Edmond Levy, berpendapat kawasan Tepi Barat tidak berada di bawah pendudukan militer Israel mengingat bahwa "tidak ada badan hukum lain yang memiliki kedaulatan atas wilayah yang dikukuhkan menurut hukum internasional." Mereka mengusulkan legalisasi pos-pos terdepan yang tidak sah di tanah Palestina dan mengatur pembangunan pemukiman untuk memungkinkan "pertumbuhan alami."

"Alasan, yang dibingkai secara hukum, yang meningkatkan ekspansi pemukiman dan mengabaikan garis yang dibuat pada tahun 1967, tidak memaafkan kelambanan untuk mengakhiri konflik," ujar Harris. "Sah atau tidak, konflik ini merupakan risiko terhadap negara kita dan memicu pertumpahan darah berikutnya."

Masyarakat internasional menganggap wilayah yang dicaplok Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 berada di bawah pendudukan, dan karena itu menganggap semua pemukiman yang dibangun di atasnya ilegal.

Menanggapi laporan itu, jurubicara Departemen Luar Negeri AS Patrick Ventrell berkata, "Kami tidak menerima legitimasi aktivitas yang terus-menerus di pemukiman Israel dan kami menentang setiap upaya untuk melegalkan pos-pos terdepan pemukiman."

Orang-orang yang lewat menunjukkan dukungan atas tindakan yang diambil para aktivis pemuda OneVoice, dan banyak dari mereka menandatangani petisi untuk menghentikan aktivitas pemukiman di Tepi Barat dan memulai kembali perundingan yang terhenti menuju solusi dua negara.

Sejak bulan Juni, aktivis OneVoice asal Israel telah bergerak di berbagai kota besar setiap minggu dengan mengenakan mantel musim dingin tebal yang melambangkan kebutuhan untuk membekukan kebijakan pemukiman dan memulai kembali perundingan damai. Mereka melancarkan protes di luar Konferensi Presiden Israel di Yerusalem dan konferensi pendidikan tahunan di Tel Aviv, yang menjadi berita utama di media lokal dan nasional.

OneVoice adalah gerakan internasional di tingkat akar rumput yang bertujuan memperkuat suara kaum moderat Israel dan Palestina, dengan memberdayakan mereka untuk menuntut solusi dua negara. Gerakan ini mendidik dan mengajarkan anak muda Israel dan Palestina dalam keterampilan di bidang kepemimpinan, aktivisme tanpa kekerasan, dan prinsip-prinsip demokratis. Untuk mendukung dan berkontribusi terhadap OneVoice, bergabunglah dengan kami di www.onevoicemovement.org.



KONTAK: Ivan Karakashian, Direktur Komunikasi, PeaceWorks Foundation, OneVoice Movement, +1-212-897-3985 x 124, f +1-212-897-3986

(Press Release/ADT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012