Jambi (Antara Bali) - Sembilan anak rimba yang mendiami kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Provinsi Jambi, menjadi kader pendidikan bagi kelompok rimba yang ada di daerah itu.

"Proses pengenalan pendidikan bagi orang rimba di Jambi cukup berat dan sulit. Untuk itulah, kami dari Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi mencoba menggandeng anak rimba sebagai kader pendidikan," ujar Koordinator Program KKI Warsi, Jambi, Robert Aritonang kepada wartawan di Jambi, Senin.

Menurut dia, KKI Warsi sebagai salah satu lembaga pemerhati orang rimba Jambi terus berupaya memperkenalkan proses pendidikan bagi suku suku terasing yang ada di daerah itu sejak 1990an lalu.

Hanya saja, proses pengenalan pendidikan bagi orang rimba atau biasa disebut Suku Anak Dalam (SAD) cukup sulit. Mengingat, ada beberapa kelompok orang rimba yang justru menolak atau bahkan menentang proses pengenalan pendidikan formal seperti membaca maupun menulis.

"Bagi kelompok yang menentang, pendidikan formal dinilai akan merusak adat istiadat rimba. Ditambah lagi kendala orang rimba yang selalu berpindah pindah atau melangun," jelasnya.

Ia menjelaskan, untuk lebih memperkenalkan dunia luar kepada anak rimba, KKI Warsi sengaja membawa tujuh orang kader pendidikan itu ke Kota Jambi untuk mengunjungi beberapa sekolah, perpustakaan, balai latihan kerja (BLK), museum dan beberapa tempat lainnya.(LHS/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012