Gojek mendukung penuh upaya Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) untuk menjadikan 30 juta Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terdigitalisasi pada 2024, kata Senior Vice President Public Policy and Government Gojek Anita Sukarman dalam jumpa pers daring, Kamis.
"Pada Mei 2021, Gojek dan Kemenkop UKM telah menandatangani perjanjian kerja sama tentang pemanfaatan layanan aplikasi Gojek dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro untuk memperluas cakupan kerja sama dan proses digitalisasi UMKM," kata Anita.
Dalam upaya mendukung Kemenkop UKM agar dapat merealisasikan target 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024, Anita mengungkapkan Gojek akan memulai pelatihan terhadap 5000 usaha mikro binaan Kemenkop UKM dan jumlahnya akan terus bertambah.
Baca juga: Kementerian Investasi-Gojek kembangkan UMKM berbasis digital
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satriya kemudian mengapresiasi dukungan Gojek dalam upaya memajukan UMKM agar tetap bisa mempertahankan bisnis di tengah situasi serba sulit akibat pandemi COVID-19.
"Memang situasi sekarang sangat tidak mudah, tapi kita tidak boleh menyerah. Berbagai inovasi Gojek tentu akan memberikan alternatif solusi dan terobosan masa depan. Saya pikir, Gojek adalah jawaban bagi mereka yang mau maju memanfaatkan digitalisasi," ujar Eddy.
Asisten Deputi Perlindungan Usaha Kemenkop UKM Sutarmo menambahkan, sinergi yang diciptakan Gojek bersama Kemenkop UKM sangat membantu dalam upaya percepatan digitalisasi bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
Terlebih saat ini, menurut Sutarmo, situasi pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas tatap muka memaksa semua sektor UMKM harus bisa beradaptasi dengan dunia digital agar usaha mereka terus berjalan.
"Yang sekarang paling dominan itu kan dagang di online, kalo gak ikut di situ bisa-bisa usahanya tutup atau omsetnya turun luar biasa," ujar Sutarmo.
Baca juga: Gojek gelontorkan bantuan belanja Rp25 miliar untuk mitra driver aktif
Kemudian, kata Sutarmo, tantangan Kemenkop UKM dalam merealisasikan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024 di antaranya masih banyak orang yang belum mengerti digital dan belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk berjualan secara daring.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sutarmo mengatakan kolaborasi antara Gojek dan Kemenkop UKM juga akan memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM dalam bentuk edukasi dan pengembangan kapasitas untuk mengoptimalkan kebutuhan usahanya.
Dengan adanya kolaborasi antara Gojek dan Kemenkop UKM, Eddy berharap target 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024 tercapai dan menyentuh para pelaku UMKM di daerah-daerah tertinggal.
"Mudah-mudahan kita mencapai target 30 juta (UMKM) di akhir tahun 2024 dan seluruh UMKM mudah-mudahan bisa memanfaatkan platform digital," tutup Eddy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Pada Mei 2021, Gojek dan Kemenkop UKM telah menandatangani perjanjian kerja sama tentang pemanfaatan layanan aplikasi Gojek dalam pengembangan dan pemberdayaan usaha mikro untuk memperluas cakupan kerja sama dan proses digitalisasi UMKM," kata Anita.
Dalam upaya mendukung Kemenkop UKM agar dapat merealisasikan target 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024, Anita mengungkapkan Gojek akan memulai pelatihan terhadap 5000 usaha mikro binaan Kemenkop UKM dan jumlahnya akan terus bertambah.
Baca juga: Kementerian Investasi-Gojek kembangkan UMKM berbasis digital
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satriya kemudian mengapresiasi dukungan Gojek dalam upaya memajukan UMKM agar tetap bisa mempertahankan bisnis di tengah situasi serba sulit akibat pandemi COVID-19.
"Memang situasi sekarang sangat tidak mudah, tapi kita tidak boleh menyerah. Berbagai inovasi Gojek tentu akan memberikan alternatif solusi dan terobosan masa depan. Saya pikir, Gojek adalah jawaban bagi mereka yang mau maju memanfaatkan digitalisasi," ujar Eddy.
Asisten Deputi Perlindungan Usaha Kemenkop UKM Sutarmo menambahkan, sinergi yang diciptakan Gojek bersama Kemenkop UKM sangat membantu dalam upaya percepatan digitalisasi bagi para pelaku UMKM di Indonesia.
Terlebih saat ini, menurut Sutarmo, situasi pandemi COVID-19 yang membatasi aktivitas tatap muka memaksa semua sektor UMKM harus bisa beradaptasi dengan dunia digital agar usaha mereka terus berjalan.
"Yang sekarang paling dominan itu kan dagang di online, kalo gak ikut di situ bisa-bisa usahanya tutup atau omsetnya turun luar biasa," ujar Sutarmo.
Baca juga: Gojek gelontorkan bantuan belanja Rp25 miliar untuk mitra driver aktif
Kemudian, kata Sutarmo, tantangan Kemenkop UKM dalam merealisasikan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024 di antaranya masih banyak orang yang belum mengerti digital dan belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk berjualan secara daring.
Untuk mengatasi hal tersebut, Sutarmo mengatakan kolaborasi antara Gojek dan Kemenkop UKM juga akan memberikan pendampingan bagi para pelaku UMKM dalam bentuk edukasi dan pengembangan kapasitas untuk mengoptimalkan kebutuhan usahanya.
Dengan adanya kolaborasi antara Gojek dan Kemenkop UKM, Eddy berharap target 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024 tercapai dan menyentuh para pelaku UMKM di daerah-daerah tertinggal.
"Mudah-mudahan kita mencapai target 30 juta (UMKM) di akhir tahun 2024 dan seluruh UMKM mudah-mudahan bisa memanfaatkan platform digital," tutup Eddy.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021