Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali mengimbau pemerintah daerah melakukan sosialisasi ke warga agar pasien COVID-19 menempati isolasi terpusat yang telah disediakan.
Perawatan pasien COVID-19, khususnya lansia dan yang memiliki komorbid akan memudahkan mereka mendapatkan perawatan yang optimal karena bisa terus dipantau.
"Saya minta TNI dan Polri agar membujuk pasien-pasien khususnya lansia dan penderita yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) agar dirawat dengan diisolasi terpusat sehingga dapat dipantau dan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Baca juga: Luhut ungkap penyebab tingginya kematian COVID-19
Hal itu disampaikan Luhut menyusul tren kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Solo Raya dan DI Yogyakarta yang masih meningkat.
Khususnya di Solo, Luhut menilai penegakan aturan PPKM Level 4 perlu diberlakukan, karena tren kasus dan positivity rate masih cukup tinggi.
"Tanpa penguatan di hulu, kapasitas respons di sektor hilir akan full dan menyebabkan peningkatan angka kematian," tambah Luhut.
Sementara di DI Yogyakarta, tren kasus positif dan angka kematian masih tinggi, namun indeks mobilitas sudah mulai menurun seiring dengan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat yang terjadi dalam dua minggu terakhir.
Luhut pun mengusulkan beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menekan angka kematian.
Pemerintah daerah harus memastikan kepada warga yang tidak layak untuk melakukan isolasi mandiri agar dibawa ke lokasi isolasi terpusat.
Baca juga: Luhut sebutkan penyesuaian PPKM level 4 dan tindakan tegas untuk pelanggarnya
Hal itu juga untuk menekan laju penularan dan angka kematian, karena tidak mendapatkan perhatian khusus dan fasilitas yang memadai, khususnya pada warga yang memiliki komorbid.
Lalu, untuk menjaga ketersediaan oksigen, Luhut mengatakan perlunya pengaturan secara ketat.
"Oksigen liquid difokuskan untuk perawatan intensif, sementara konsentrator oksigen diberikan untuk perawatan isolasi di rumah sakit," kata Luhut.
Dia juga mengusulkan ada penambahan fasilitas rumah sakit terutama untuk ruang ICU dan isolasi.
"Kemenkes diharapkan dapat membantu untuk ketersediaan nakesnya," pungkas Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa isolasi terpusat di wilayahnya masih memiliki ruang besar dengan kapasitas 1.700 tempat tidur, namun baru terisi sebanyak 402 tempat tidur. Hal itu terjadi lantaran warga yang terdampak COVID-19 lebih memilih untuk isolasi mandiri di rumah.
Gibran juga menjelaskan bed occupancy rate (keterisian tempat tidur/BOR) Solo Raya tinggi karena menampung banyaknya pendatang yang dirawat di Solo. Ia juga meminta vaksinasi di daerah sekitar Solo agar dipercepat untuk menekan laju kasus COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Perawatan pasien COVID-19, khususnya lansia dan yang memiliki komorbid akan memudahkan mereka mendapatkan perawatan yang optimal karena bisa terus dipantau.
"Saya minta TNI dan Polri agar membujuk pasien-pasien khususnya lansia dan penderita yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) agar dirawat dengan diisolasi terpusat sehingga dapat dipantau dan mendapatkan pasokan oksigen yang cukup," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Baca juga: Luhut ungkap penyebab tingginya kematian COVID-19
Hal itu disampaikan Luhut menyusul tren kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Solo Raya dan DI Yogyakarta yang masih meningkat.
Khususnya di Solo, Luhut menilai penegakan aturan PPKM Level 4 perlu diberlakukan, karena tren kasus dan positivity rate masih cukup tinggi.
"Tanpa penguatan di hulu, kapasitas respons di sektor hilir akan full dan menyebabkan peningkatan angka kematian," tambah Luhut.
Sementara di DI Yogyakarta, tren kasus positif dan angka kematian masih tinggi, namun indeks mobilitas sudah mulai menurun seiring dengan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat yang terjadi dalam dua minggu terakhir.
Luhut pun mengusulkan beberapa langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menekan angka kematian.
Pemerintah daerah harus memastikan kepada warga yang tidak layak untuk melakukan isolasi mandiri agar dibawa ke lokasi isolasi terpusat.
Baca juga: Luhut sebutkan penyesuaian PPKM level 4 dan tindakan tegas untuk pelanggarnya
Hal itu juga untuk menekan laju penularan dan angka kematian, karena tidak mendapatkan perhatian khusus dan fasilitas yang memadai, khususnya pada warga yang memiliki komorbid.
Lalu, untuk menjaga ketersediaan oksigen, Luhut mengatakan perlunya pengaturan secara ketat.
"Oksigen liquid difokuskan untuk perawatan intensif, sementara konsentrator oksigen diberikan untuk perawatan isolasi di rumah sakit," kata Luhut.
Dia juga mengusulkan ada penambahan fasilitas rumah sakit terutama untuk ruang ICU dan isolasi.
"Kemenkes diharapkan dapat membantu untuk ketersediaan nakesnya," pungkas Luhut.
Dalam kesempatan yang sama, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan bahwa isolasi terpusat di wilayahnya masih memiliki ruang besar dengan kapasitas 1.700 tempat tidur, namun baru terisi sebanyak 402 tempat tidur. Hal itu terjadi lantaran warga yang terdampak COVID-19 lebih memilih untuk isolasi mandiri di rumah.
Gibran juga menjelaskan bed occupancy rate (keterisian tempat tidur/BOR) Solo Raya tinggi karena menampung banyaknya pendatang yang dirawat di Solo. Ia juga meminta vaksinasi di daerah sekitar Solo agar dipercepat untuk menekan laju kasus COVID-19.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021