Denpasar (Antara Bali) - Seniman Indonesia dan Jepang mengkolaborasikan seni topeng ke dalam sebuah pementasan yang diangkat dari cerita masyarakat Pulau Dewata yakni Basur diadopsi dari cerita Calonarang menjadi kreasi seni sederhana, baru, dan unik.
Perpaduan unsur budaya dari dua negara itu dipentaskan oleh Sanggar WBC Cudamani dari Desa Pengosekan, Ubud, Kabupaten Gianyar dengan tujuh senniman dari Setagaya-ku Non Profit Organization (NPO) Stage 21, Tokyo, Jepang, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat malam.
"Kami padukan budaya tari topeng Bali dengan topeng Noh dari Jepang menjadi sebuah kreasi seni yang lebih sederhana namun tidak menghilangkan inti pesan yang ingin disampaikan," kata seniman Ketut Sweca.
Dia mengatakan bahwa selama proses latihan yang dilakukan selama seminggu tidak menemukan kesulitan berarti karena budaya dua negara sama-sama memiliki kemiripan seperti menggunakan topeng dalam seni pertunjukan.
Biasanya dalam pementasan Calonarang akan memakan waktu lebih dari satu jam, namun dalam satu kolaborasi seni itu pementasan menjadi lebih singkat dan sederhana yakni sekitar 25 menit.
Uniknya pemeran utama Basur diperankan oleh seniman Jepang, Reijiro Tsumura dengan menggunakan bahasa Jepang. Melalui pementasan itu, pesan moral yang ingin disampaikan yakni adanya rasa "paras paros" yang berarti meskipun dalam kehidupan ada dinamika, namun kebersamaan tetap dijaga. Selain cerita Basur, seniman dua negara juga menampilkan seni pertunjukan teatrikal kontemporer. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Perpaduan unsur budaya dari dua negara itu dipentaskan oleh Sanggar WBC Cudamani dari Desa Pengosekan, Ubud, Kabupaten Gianyar dengan tujuh senniman dari Setagaya-ku Non Profit Organization (NPO) Stage 21, Tokyo, Jepang, di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Jumat malam.
"Kami padukan budaya tari topeng Bali dengan topeng Noh dari Jepang menjadi sebuah kreasi seni yang lebih sederhana namun tidak menghilangkan inti pesan yang ingin disampaikan," kata seniman Ketut Sweca.
Dia mengatakan bahwa selama proses latihan yang dilakukan selama seminggu tidak menemukan kesulitan berarti karena budaya dua negara sama-sama memiliki kemiripan seperti menggunakan topeng dalam seni pertunjukan.
Biasanya dalam pementasan Calonarang akan memakan waktu lebih dari satu jam, namun dalam satu kolaborasi seni itu pementasan menjadi lebih singkat dan sederhana yakni sekitar 25 menit.
Uniknya pemeran utama Basur diperankan oleh seniman Jepang, Reijiro Tsumura dengan menggunakan bahasa Jepang. Melalui pementasan itu, pesan moral yang ingin disampaikan yakni adanya rasa "paras paros" yang berarti meskipun dalam kehidupan ada dinamika, namun kebersamaan tetap dijaga. Selain cerita Basur, seniman dua negara juga menampilkan seni pertunjukan teatrikal kontemporer. (DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012