Denpasar (Antara Bali) - Kerajinan daur ulang berbahan dasar "styrofoam" asal Bali, menembus pasaran di beberapa negara Eropa, sudah terkenal hingga ke mancanegara.
"Produk kerajinan tersebut yang disukai berbentuk jam dinding. Barang daur ulang itu telah menembus pasar Eropa sejak dua tahun terakhir," kata Kadek Netty Sri Lestari, pengrajin kerajinan itu, di Denpasar, Rabu.
Dia mengatakan, jam dinding berbahan "styrofoam" tersebut diekspor ke Italia dan Belanda. Kuotanya cukup lumayan, sekitar 500 unit setiap bulan dikirimkan ke negara pemasaran barang di luar negeri tersebut.
Selain diekspor, tambah Netty, kerajinan yang dihargai sampai Rp60 ribu itu juga diminati oleh pasar domestik, khususnya Lombok dan Sumatera.
"Untuk pemasaran di Pulau Dewata, kami membidik wisatawan mancanegara dengan memasarkannya di Pasar Kumbasari, Denpasar," ujarnya.
Netty menjelaskan, guna meningkatkan penjualan dirinya akan berusaha memperluas promosi dengan mencoba bekerja sama dengan para pemilik pusat oleh-oleh yang ada di seluruh Bali.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Produk kerajinan tersebut yang disukai berbentuk jam dinding. Barang daur ulang itu telah menembus pasar Eropa sejak dua tahun terakhir," kata Kadek Netty Sri Lestari, pengrajin kerajinan itu, di Denpasar, Rabu.
Dia mengatakan, jam dinding berbahan "styrofoam" tersebut diekspor ke Italia dan Belanda. Kuotanya cukup lumayan, sekitar 500 unit setiap bulan dikirimkan ke negara pemasaran barang di luar negeri tersebut.
Selain diekspor, tambah Netty, kerajinan yang dihargai sampai Rp60 ribu itu juga diminati oleh pasar domestik, khususnya Lombok dan Sumatera.
"Untuk pemasaran di Pulau Dewata, kami membidik wisatawan mancanegara dengan memasarkannya di Pasar Kumbasari, Denpasar," ujarnya.
Netty menjelaskan, guna meningkatkan penjualan dirinya akan berusaha memperluas promosi dengan mencoba bekerja sama dengan para pemilik pusat oleh-oleh yang ada di seluruh Bali.(IGT)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012