Wales yang tak mau disepelekan dan Italia yang sudah menapak babak 16 Besar sehingga pelatihnya tergoda menurunkan unit keduanya, untuk kesepuluh kalinya bertemu lagi dan yang pertama sejak dua leg kualifikasi Euro 2004 yang keduanya dimenangkan Italia.
Dari berbagai catatan, Italia masih di atas angin. Azzurri juga tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhirnya dan selama 965 menit tak ada yang bisa menjebol gawangnya, sebaliknya membobol gawang lawan 31 kali.
Dalam tiga tahun terakhir Italia bahkan tak terkalahkan dalam 29 pertandingan sejak kalah 0-1 melawan Portugal pada September 2018.
Seandainya Wales kalah dalam laga pamungkas Grup A ini, maka Italia akan menyamai rekor kemenangan berturut-turut paling lama dalam sejarah negeri itu, 30 laga, yang tercipta dari 1935 sampai 1939.
Tapi pelatih Roberto Mancini sepertinya tak terlalu mempedulikan rekor-rekor itu. Satu-satunya yang dia cari adalah mengantarkan Italia sejauh mungkin melangkah untuk akhirnya menjadi juara Eropa setelah 53 tahun tak pernah bisa melakukannya lagi.
Kalaupun ada ambisi tambahan, maka itu adalah penegasan bahwa Italia telah kembali ke panggung dunia setelah tiga tahun lalu gagal mengikuti Piala Dunia 2018, padahal 12 tahun sebelum itu Azzurri menjuarai turnamen ini.
Ambisi itu tergambar dari langkah-langkah Mancini yang terencana dan sangat kalkulatif selama melatih Italia. Salah satunya tergambar jelas dari rancangan pragmatis dia dalam mengistirahatkan pemain-pemain pentingnya saat melawan Wales nanti karena menginginkan skuadnya siap 100 persen menjalani laga 16 besar yang kemungkinan melawan tim-tim lebih kuat ketimbang yang ada di Grup A.
Tetapi dari skema UEFA untuk 16 Besar Euro 2020, calon lawan terberat Italia dalam 16 besar adalah Ukraina atau Austria. Azzuri tak mungkin bertemu terlalu awal dengan Belanda, Inggris, Spanyol atau tiga raksasa Grup F (Portugal, Jerman dan Prancis).
Tetap saja, Mancini sangat kalkulatif. Apalagi jika dia benar menurunkan banyak pemain lapis kedua melawan Wales. Dan terlebih setelah ada kritik bahwa Italia belum teruji oleh tim-tim besar. "Saya tak menganggap mereka sudah sungguh teruji," kata mantan gelandang Prancis Patrick Vieira seperti dikutip Reuters.
Mungkin karena memang menghitung kualitas calon lawannya nanti yang diperkirakan semakin kuat, Mancini menyimpan pemain-pemain terbaiknya. Tapi bukan berarti separuh skuad Azzurri lainnya berkualitas lebih rendah.
"Kami punya 26 starter," tandas winger Federico Chiesa yang melukiskan tak ada satu pun dari 26 pemain skuad Italia yang kualitasnya lebih rendah dari yang selama ini selalu menjadi starter. Chiesa disebut-sebut bakal menggantikan Lorenzo Insigne saat melawan Wales.
Namun apa pun yang dipasang Italia, Wales tak terpengaruh. Meskipun gelandang Daniel James meminta timnya tidak dianggap sebelah mata karena Italia memasang tim kedua, Wales sebenarnya makin nyaman jika Italia menyimpan energi untuk babak knockout.
"Tak ada tekanan. Kami akan pergi ke sana dan menikmatinya," kata bek kanan Wales Connor Roberts.
Lagi pula suasana hati Wales sedang baik setelah mengalahkan Turki 2-0 dan seri melawan Swiss pada dua pertandingan pertama.
Jika menang, Wales ke 16 besar dengan status juara grup. Jika seri, Wales tetap ke 16 besar dengan status runner up. Bahkan jika kalah pun, Wales tetap bisa berstatus runner-up, jika Swiss tak bisa mengalahkan Turki.
Kalau pun mereka kalah melawan Italia, dan Swiss mengalahkan Turki, Wales tetap mempunyai peluang ke 16 besar dengan predikat salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik.
Oleh karena itu, laga Italia melawan Wales bisa berjalan datar karena semua sudah aman, kecuali lapis kedua Azzurri ingin menunjukkan kualitas mereka.
Prediksi sebelas pemain pertama
Italia (4-3-3): Gianluigi Donnarumma; Giovani Di Lorenzo, Leonardo Bonucci, Franceso Acerbi, Leonardo Spinazzola; Manuel Locatelli, Jorginho, Marco Verratti; Domenico Berardi, Andrea Belotti, Federico Chiesa
Wales (4-2-3-1): Daniel Ward; Conor Roberts, Chris Mepham, Joe Rodon, Ben Davies; Ethan Ampadu, Joe Allen; Gareth Bale, Aaron Ramsey, Daniel James; Kieffar Moore
Skenario pertandingan
Sudah menggenggam tiket babak knockout, Roberto Mancini dipastikan menurunkan tim kedua melawan Wales agar pemain-pemain intinya segar menghadapi 16 Besar.
Misi Mancini adalah menguji lapisan keduanya dan menjaga pemain intinya siap bertarung dalam energi besar pada 16 besar dengan lawan yang mungkin lebih kuat.
Oleh karena itu dia mungkin mengistirahatkan Lorenzo Insigne dan Ciro Immobile dengan mengundang masuk Federico Chiesa dan Andrea Belotti dalam barisan starter.
Marco Verratti yang sudah bugar juga mungkin menjadi starter, sehingga gelandang kreatif Nicolo Barella bisa ditaruh di bangku cadangan. Tetapi Mancini duo lapangan tengah yang instrumental bagi Azzurri, yakni Manuel Locatelli dan Jorginho, tetap di tempatnya. Jika yang dua ini juga diistirahatkan, maka Gaetano Castrovilli atau Bryan Cristante akan diberi kesempatan merasakan atmosfer turnamen besar.
Di lini belakang, Giorgio Chiellini sudah pasti tak bermain karena perlu istirahat untuk memulihkan cedera. Tapi mitranya di jantung pertahanan, Leonardo Bonucci, mustahil tergeser. Sebaliknya dia bakal didampingi Francesco Acerbi.
Giovanni Di Lorenzi juga kembali mengisi bek kanan mengingat Alessandro Florenzi masih cedera. Demikian pula Leonardo Spinazzola yang tetap starter di sayap lain pertahanan Italia.
Dari Wales, pelatih kepala Robert Page lagi senang karena reformasi sistem berbuah manis dengan kemenangan atas Turki sehingga tak ada alasan mengubah formasi tim yang terbukti menang.
Namun Italia bakal menggoda Page untuk memainkan dua bek sayap Connor Roberts dan Ben Davies dalam posisi lebih ke dalam guna membantu pertahanan untuk meredam Domenico Berardi dan Federico Chiesa, selain bek kiri Leonardo Spinazzola yang hobi overlapping menusuk dari sayap.
Page juga memasang Ethan Ampadu yang mumpuni dalam menguasai bola, untuk membentengi duo bek tengah Joe Rodon dan Chris Mepham di jantung pertahanan Wales.
Masuknya Ampadu membuat Joe Allen menjadi lebih bebas dalam mengelola bola. Bersama Aaron Ramsey, Allen akan bahu membahu memasok bola dengan target dua sprinter, Gareth Bale dan Daniel James, yang kerap memudahkan ujung tombak Kieffar Moore dalam mencari ruang dan menciptakan peluang.
Statistik kedua tim
Italia sudah lolos ke 16 besar setelah menang 3-0 dalam dua pertandingan pertama melawan Turki dan Swiss, Wales menempati urutan kedua dengan empat poin setelah seri 1-1 melawan Swiss dan menang 2-0 dari Turki.
Italia memenangi tujuh dari sembilan laga terdahulu melawan Wales yang mengalahkan Italia pada Euro 2002. Jadi ini pertemuan kesepuluh mereka dan yang pertama sejak kualifikasi Euro 2004 di mana kedua leg kualifikasi dimenangi Italia.
Ini juga putaran final Euro kesepuluh yang diikuti Italia. Hanya dua kali Azzurri gagal masuk putaran final Euro, pada 1996 dan 2004.
Kemenangan atas Turki dan Swiss pada Euro 2020 membuat rekor Azzurri di Roma menjadi 37 kali menang, 18 seri, 6 kali kalah.
Italia tak terkalahkan di Roma baik dalam putaran final Euro maupun putaran final Piala Dunia. Catatannya, 10 kali menang, 2 kali kalah.
Ini partisipasi kedua berturut-turut Wales dalam putaran final Euro menyusul debut 2016.
Euro 2016 juga menjadi putaran final turnamen besar kedua yang diikuti Wales sejak mencapai perempat final Piala Dunia 1958.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Dari berbagai catatan, Italia masih di atas angin. Azzurri juga tak terkalahkan dalam 10 pertandingan terakhirnya dan selama 965 menit tak ada yang bisa menjebol gawangnya, sebaliknya membobol gawang lawan 31 kali.
Dalam tiga tahun terakhir Italia bahkan tak terkalahkan dalam 29 pertandingan sejak kalah 0-1 melawan Portugal pada September 2018.
Seandainya Wales kalah dalam laga pamungkas Grup A ini, maka Italia akan menyamai rekor kemenangan berturut-turut paling lama dalam sejarah negeri itu, 30 laga, yang tercipta dari 1935 sampai 1939.
Tapi pelatih Roberto Mancini sepertinya tak terlalu mempedulikan rekor-rekor itu. Satu-satunya yang dia cari adalah mengantarkan Italia sejauh mungkin melangkah untuk akhirnya menjadi juara Eropa setelah 53 tahun tak pernah bisa melakukannya lagi.
Kalaupun ada ambisi tambahan, maka itu adalah penegasan bahwa Italia telah kembali ke panggung dunia setelah tiga tahun lalu gagal mengikuti Piala Dunia 2018, padahal 12 tahun sebelum itu Azzurri menjuarai turnamen ini.
Ambisi itu tergambar dari langkah-langkah Mancini yang terencana dan sangat kalkulatif selama melatih Italia. Salah satunya tergambar jelas dari rancangan pragmatis dia dalam mengistirahatkan pemain-pemain pentingnya saat melawan Wales nanti karena menginginkan skuadnya siap 100 persen menjalani laga 16 besar yang kemungkinan melawan tim-tim lebih kuat ketimbang yang ada di Grup A.
Tetapi dari skema UEFA untuk 16 Besar Euro 2020, calon lawan terberat Italia dalam 16 besar adalah Ukraina atau Austria. Azzuri tak mungkin bertemu terlalu awal dengan Belanda, Inggris, Spanyol atau tiga raksasa Grup F (Portugal, Jerman dan Prancis).
Tetap saja, Mancini sangat kalkulatif. Apalagi jika dia benar menurunkan banyak pemain lapis kedua melawan Wales. Dan terlebih setelah ada kritik bahwa Italia belum teruji oleh tim-tim besar. "Saya tak menganggap mereka sudah sungguh teruji," kata mantan gelandang Prancis Patrick Vieira seperti dikutip Reuters.
Mungkin karena memang menghitung kualitas calon lawannya nanti yang diperkirakan semakin kuat, Mancini menyimpan pemain-pemain terbaiknya. Tapi bukan berarti separuh skuad Azzurri lainnya berkualitas lebih rendah.
"Kami punya 26 starter," tandas winger Federico Chiesa yang melukiskan tak ada satu pun dari 26 pemain skuad Italia yang kualitasnya lebih rendah dari yang selama ini selalu menjadi starter. Chiesa disebut-sebut bakal menggantikan Lorenzo Insigne saat melawan Wales.
Namun apa pun yang dipasang Italia, Wales tak terpengaruh. Meskipun gelandang Daniel James meminta timnya tidak dianggap sebelah mata karena Italia memasang tim kedua, Wales sebenarnya makin nyaman jika Italia menyimpan energi untuk babak knockout.
"Tak ada tekanan. Kami akan pergi ke sana dan menikmatinya," kata bek kanan Wales Connor Roberts.
Lagi pula suasana hati Wales sedang baik setelah mengalahkan Turki 2-0 dan seri melawan Swiss pada dua pertandingan pertama.
Jika menang, Wales ke 16 besar dengan status juara grup. Jika seri, Wales tetap ke 16 besar dengan status runner up. Bahkan jika kalah pun, Wales tetap bisa berstatus runner-up, jika Swiss tak bisa mengalahkan Turki.
Kalau pun mereka kalah melawan Italia, dan Swiss mengalahkan Turki, Wales tetap mempunyai peluang ke 16 besar dengan predikat salah satu dari empat peringkat ketiga terbaik.
Oleh karena itu, laga Italia melawan Wales bisa berjalan datar karena semua sudah aman, kecuali lapis kedua Azzurri ingin menunjukkan kualitas mereka.
Prediksi sebelas pemain pertama
Italia (4-3-3): Gianluigi Donnarumma; Giovani Di Lorenzo, Leonardo Bonucci, Franceso Acerbi, Leonardo Spinazzola; Manuel Locatelli, Jorginho, Marco Verratti; Domenico Berardi, Andrea Belotti, Federico Chiesa
Wales (4-2-3-1): Daniel Ward; Conor Roberts, Chris Mepham, Joe Rodon, Ben Davies; Ethan Ampadu, Joe Allen; Gareth Bale, Aaron Ramsey, Daniel James; Kieffar Moore
Skenario pertandingan
Sudah menggenggam tiket babak knockout, Roberto Mancini dipastikan menurunkan tim kedua melawan Wales agar pemain-pemain intinya segar menghadapi 16 Besar.
Misi Mancini adalah menguji lapisan keduanya dan menjaga pemain intinya siap bertarung dalam energi besar pada 16 besar dengan lawan yang mungkin lebih kuat.
Oleh karena itu dia mungkin mengistirahatkan Lorenzo Insigne dan Ciro Immobile dengan mengundang masuk Federico Chiesa dan Andrea Belotti dalam barisan starter.
Marco Verratti yang sudah bugar juga mungkin menjadi starter, sehingga gelandang kreatif Nicolo Barella bisa ditaruh di bangku cadangan. Tetapi Mancini duo lapangan tengah yang instrumental bagi Azzurri, yakni Manuel Locatelli dan Jorginho, tetap di tempatnya. Jika yang dua ini juga diistirahatkan, maka Gaetano Castrovilli atau Bryan Cristante akan diberi kesempatan merasakan atmosfer turnamen besar.
Di lini belakang, Giorgio Chiellini sudah pasti tak bermain karena perlu istirahat untuk memulihkan cedera. Tapi mitranya di jantung pertahanan, Leonardo Bonucci, mustahil tergeser. Sebaliknya dia bakal didampingi Francesco Acerbi.
Giovanni Di Lorenzi juga kembali mengisi bek kanan mengingat Alessandro Florenzi masih cedera. Demikian pula Leonardo Spinazzola yang tetap starter di sayap lain pertahanan Italia.
Dari Wales, pelatih kepala Robert Page lagi senang karena reformasi sistem berbuah manis dengan kemenangan atas Turki sehingga tak ada alasan mengubah formasi tim yang terbukti menang.
Namun Italia bakal menggoda Page untuk memainkan dua bek sayap Connor Roberts dan Ben Davies dalam posisi lebih ke dalam guna membantu pertahanan untuk meredam Domenico Berardi dan Federico Chiesa, selain bek kiri Leonardo Spinazzola yang hobi overlapping menusuk dari sayap.
Page juga memasang Ethan Ampadu yang mumpuni dalam menguasai bola, untuk membentengi duo bek tengah Joe Rodon dan Chris Mepham di jantung pertahanan Wales.
Masuknya Ampadu membuat Joe Allen menjadi lebih bebas dalam mengelola bola. Bersama Aaron Ramsey, Allen akan bahu membahu memasok bola dengan target dua sprinter, Gareth Bale dan Daniel James, yang kerap memudahkan ujung tombak Kieffar Moore dalam mencari ruang dan menciptakan peluang.
Statistik kedua tim
Italia sudah lolos ke 16 besar setelah menang 3-0 dalam dua pertandingan pertama melawan Turki dan Swiss, Wales menempati urutan kedua dengan empat poin setelah seri 1-1 melawan Swiss dan menang 2-0 dari Turki.
Italia memenangi tujuh dari sembilan laga terdahulu melawan Wales yang mengalahkan Italia pada Euro 2002. Jadi ini pertemuan kesepuluh mereka dan yang pertama sejak kualifikasi Euro 2004 di mana kedua leg kualifikasi dimenangi Italia.
Ini juga putaran final Euro kesepuluh yang diikuti Italia. Hanya dua kali Azzurri gagal masuk putaran final Euro, pada 1996 dan 2004.
Kemenangan atas Turki dan Swiss pada Euro 2020 membuat rekor Azzurri di Roma menjadi 37 kali menang, 18 seri, 6 kali kalah.
Italia tak terkalahkan di Roma baik dalam putaran final Euro maupun putaran final Piala Dunia. Catatannya, 10 kali menang, 2 kali kalah.
Ini partisipasi kedua berturut-turut Wales dalam putaran final Euro menyusul debut 2016.
Euro 2016 juga menjadi putaran final turnamen besar kedua yang diikuti Wales sejak mencapai perempat final Piala Dunia 1958.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021