Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan kuota bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium di wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali) akan dikurangi.
Hal tersebut disampaikan Arifin saat menjawab pertanyaan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu.
Dalam raker, Mulyanto menanyakan apakah BBM Premium akan resmi dihapus. Pasalnya, ia tidak melihat BBM jenis tersebut dalam daftar subsidi tahun 2022.
"Premium apakah resmi dihapus di 2022 karena tidak ada di daftar subsidi?," kata Mulyanto.
Baca juga: Pertamina resmikan SPBU Hub Pertashop di Badung
Menjawab pertanyaan Mulyanto, Arifin mengatakan bahwa Premium akan dikurangi kuotanya khusus di wilayah Jamali karena alasan lingkungan.
"Jadi untuk Premium ini, memang disebabkan oleh masalah emisi, memang akan dikurangi di daerah Jamali, Jawa-Madura-Bali, sementara di luar Jamali masih tetap dilakukan suplai Premium," kata Arifin.
Sebagai gantinya, untuk Jamali, pemerintah akan menyediakan stok Pertalite yang dinilai lebih ramah lingkungan.
"Sebagai gantinya, untuk Jamali ini masuk Pertalite karena Pertalite ini lebih ramah lingkungan," kata Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Hal tersebut disampaikan Arifin saat menjawab pertanyaan Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Jakarta, Rabu.
Dalam raker, Mulyanto menanyakan apakah BBM Premium akan resmi dihapus. Pasalnya, ia tidak melihat BBM jenis tersebut dalam daftar subsidi tahun 2022.
"Premium apakah resmi dihapus di 2022 karena tidak ada di daftar subsidi?," kata Mulyanto.
Baca juga: Pertamina resmikan SPBU Hub Pertashop di Badung
Menjawab pertanyaan Mulyanto, Arifin mengatakan bahwa Premium akan dikurangi kuotanya khusus di wilayah Jamali karena alasan lingkungan.
"Jadi untuk Premium ini, memang disebabkan oleh masalah emisi, memang akan dikurangi di daerah Jamali, Jawa-Madura-Bali, sementara di luar Jamali masih tetap dilakukan suplai Premium," kata Arifin.
Sebagai gantinya, untuk Jamali, pemerintah akan menyediakan stok Pertalite yang dinilai lebih ramah lingkungan.
"Sebagai gantinya, untuk Jamali ini masuk Pertalite karena Pertalite ini lebih ramah lingkungan," kata Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021