Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA turut berpartisipasi dalam Forum Media dan Peneliti Kemitraan Ekonomi Komperehensif Regional (RCEP) di Haikou, Provinsi Hainan, China pada 23-24 Mei 2021.
Acara yang digelar oleh China Daily dan China Institute for Reform and Development (CIRD) itu dibuka oleh Wakil Menteri Publikasi China Jiang Jianguo dan anggota Komite Tetap Majelis Penasihat Politik Rakyat China (MPR) Zhou Shuchun dengan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai negara yang menandatangani kesepakatan RCEP.
Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd juga turut memberikan sambutan secara daring pada pembukaan acara yang diadakan di pulau beriklim tropis di wilayah selatan daratan Tiongkok itu pada Minggu (23/5/2021).
Baca juga: KBRI Beijing apresiasi karya jurnalistik mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
"Perdagangan bebas sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi China. Hal itu juga memberikan kontribusi dalam peningkatan taraf hidup masyarakat China. Pertumbuhan ekonomi bagi masa depan Asia membutuhkan perdagangan bebas yang lebih luas lagi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Duta Besar RI untuk China Dino Rachmadiana Kusnadi yang bertindak selaku ketua tim delegasi Indonesia turut pula memberikan sambutan pembukaan.
"Ini sangat penting bahwa media dan akademisi harus selalu ingat bahwa tujuan dari RCEP adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ini dan juga belahan dunia lain," ujarnya.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi yang terbagi dalam dua sesi, yakni media dan akademisi.
Baca juga: Membeludak, Jamaah shalat Idul Fitri di China
Di sesi media, Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing M. Irfan Ilmie menyampaikan gagasannya mengenai pentingnya kerja sama antarmedia dalam membangun pemahaman yang sama tentang berbagai kebijakan di negara-negara anggota RCEP dalam mengatasi berbagai bentuk hambatan perdagangan global.
"Sejak pertama kali RCEP diwacanakan dalam 19th ASEAN Summit di Bali pada 14-19 November 2011, ANTARA hadir dan menjadi saksi. Hal ini membuktikan, betapa ANTARA memberikan perhatian yang sangat besar terhadap RCEP yang diharapkan bisa menjadi solusi atas kesenjangan ekonomi antarnegara," ujar Irfan yang juga pernah bertugas di LKBN ANTARA Biro Bali itu.
Dalam sesi diskusi media yang dimoderatori oleh Kepala Redaksi Opini China Daily Xing Zhigang itu, Kantor Berita ANTARA satu panel bersama dengan Deputi Direktur Pemberitaan Kantor Berita Xinhua Ban Wei dan Direktur Informasi Publik ASEAN-China Center Arianto Surojo di Gedung CIRD International Center for Academic Exchange di Ibu Kota Provinsi Haikou itu.
Selain dihadiri oleh Pemimpin Redaksi China Daily sekaligus anggota MPR China Zhou Shuchun, empat pemimpin media lainnya juga hadir dari Asia News Network, Philippine Daily, Star Media Group, China Media Group, dan Eco-Business yang semuanya berbicara secara daring dari berbagai negara.
Baca juga: China daratan laporkan 22 kasus COVID-19 baru
Kesepakatan RCEP ditandatangani oleh 15 negara pada 15 November 2020 yang terdiri dari 10 negara anggota ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
RCEP mencakup 3 miliar penduduk atau sekitar 45 persen dari populasi penduduk dunia dengan total Produk Domestik Bruto sebesar 21,3 triliun dolar AS, sekitar 40 persen dari total nilai perdagangan dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Acara yang digelar oleh China Daily dan China Institute for Reform and Development (CIRD) itu dibuka oleh Wakil Menteri Publikasi China Jiang Jianguo dan anggota Komite Tetap Majelis Penasihat Politik Rakyat China (MPR) Zhou Shuchun dengan diikuti oleh 300 peserta dari berbagai negara yang menandatangani kesepakatan RCEP.
Mantan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd juga turut memberikan sambutan secara daring pada pembukaan acara yang diadakan di pulau beriklim tropis di wilayah selatan daratan Tiongkok itu pada Minggu (23/5/2021).
Baca juga: KBRI Beijing apresiasi karya jurnalistik mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia
"Perdagangan bebas sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi China. Hal itu juga memberikan kontribusi dalam peningkatan taraf hidup masyarakat China. Pertumbuhan ekonomi bagi masa depan Asia membutuhkan perdagangan bebas yang lebih luas lagi," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Duta Besar RI untuk China Dino Rachmadiana Kusnadi yang bertindak selaku ketua tim delegasi Indonesia turut pula memberikan sambutan pembukaan.
"Ini sangat penting bahwa media dan akademisi harus selalu ingat bahwa tujuan dari RCEP adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan ini dan juga belahan dunia lain," ujarnya.
Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi yang terbagi dalam dua sesi, yakni media dan akademisi.
Baca juga: Membeludak, Jamaah shalat Idul Fitri di China
Di sesi media, Kepala LKBN ANTARA Biro Beijing M. Irfan Ilmie menyampaikan gagasannya mengenai pentingnya kerja sama antarmedia dalam membangun pemahaman yang sama tentang berbagai kebijakan di negara-negara anggota RCEP dalam mengatasi berbagai bentuk hambatan perdagangan global.
"Sejak pertama kali RCEP diwacanakan dalam 19th ASEAN Summit di Bali pada 14-19 November 2011, ANTARA hadir dan menjadi saksi. Hal ini membuktikan, betapa ANTARA memberikan perhatian yang sangat besar terhadap RCEP yang diharapkan bisa menjadi solusi atas kesenjangan ekonomi antarnegara," ujar Irfan yang juga pernah bertugas di LKBN ANTARA Biro Bali itu.
Dalam sesi diskusi media yang dimoderatori oleh Kepala Redaksi Opini China Daily Xing Zhigang itu, Kantor Berita ANTARA satu panel bersama dengan Deputi Direktur Pemberitaan Kantor Berita Xinhua Ban Wei dan Direktur Informasi Publik ASEAN-China Center Arianto Surojo di Gedung CIRD International Center for Academic Exchange di Ibu Kota Provinsi Haikou itu.
Selain dihadiri oleh Pemimpin Redaksi China Daily sekaligus anggota MPR China Zhou Shuchun, empat pemimpin media lainnya juga hadir dari Asia News Network, Philippine Daily, Star Media Group, China Media Group, dan Eco-Business yang semuanya berbicara secara daring dari berbagai negara.
Baca juga: China daratan laporkan 22 kasus COVID-19 baru
Kesepakatan RCEP ditandatangani oleh 15 negara pada 15 November 2020 yang terdiri dari 10 negara anggota ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
RCEP mencakup 3 miliar penduduk atau sekitar 45 persen dari populasi penduduk dunia dengan total Produk Domestik Bruto sebesar 21,3 triliun dolar AS, sekitar 40 persen dari total nilai perdagangan dunia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021