Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya memastikan semua vaksin AstraZeneca yang sudah dikirim pusat untuk masyarakat di Pulau Dewata itu bukan termasuk batch vaksin yang dihentikan distribusi dan penggunaannya oleh Kementerian Kesehatan.
"Vaksin AstraZeneca yang pernah diterima Provinsi Bali memiliki nomor batch CTMAV514, CTMAV516, CTMAV539 dan CTMAV544," kata Suarjaya di Denpasar, Ahad malam.
Sedangkan Kementerian Kesehatan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca dengan batch CTMAV547 berjumlah 448.480 dosis untuk keperluan pengujian toksisitas dan sterilitas yang kini dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut Suarjaya, di Bali vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diterima sejak pelaksanaan vaksinasi untuk tiga kawasan Zona Hijau (Ubud-Kabupaten Gianyar, Sanur-Kota Denpasar dan Nusa Dua-Kabupaten Badung).
Baca juga: Bali gencarkan vaksinasi COVID-19 berbasis desa adat
Vaksinasi COVID-19 untuk tiga kawasan zona hijau di Bali tersebut sudah dimulai serentak sejak 22 Maret 2021.
Pemerintah pusat sebelumnya untuk mendukung penyediaan vaksin COVID-19 di tiga kawasan Zona Hijau itu sebanyak 170.487 dosis yang terbagi dalam 47.045 dosis untuk wilayah Ubud, 87.715 untuk Nusa Dua dan 35.727 dosis untuk wilayah Sanur.
Terkait dengan keluhan yang dirasakan masyarakat setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca, kata Suarjaya, mayoritas itu berupa demam hingga sakit kepala.
Awal Mei 2021, Bali juga telah menerima sekitar 501 ribu dosis vaksin jenis AstraZeneca, yang diperuntukkan sebanyak 1.000 dosis untuk TNI dan 500 ribu dosis untuk masyarakat umum yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi seperti yang dilansir melalui akun resmi Kemenkes, Sehat Negeriku, mengatakan penghentian sementara distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoaks yang beredar. Selain itu, masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya.
Baca juga: Pemkab Karangasem terima tambahan vaksin dari Gubernur Bali
Dalam keterangan itu disebutkan bahwa tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua pekan.
Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
"Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi COVID-19 membawa manfaat lebih besar," kata Siti Nadia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Vaksin AstraZeneca yang pernah diterima Provinsi Bali memiliki nomor batch CTMAV514, CTMAV516, CTMAV539 dan CTMAV544," kata Suarjaya di Denpasar, Ahad malam.
Sedangkan Kementerian Kesehatan menghentikan sementara distribusi dan penggunaan vaksin AstraZeneca dengan batch CTMAV547 berjumlah 448.480 dosis untuk keperluan pengujian toksisitas dan sterilitas yang kini dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Menurut Suarjaya, di Bali vaksin COVID-19 AstraZeneca telah diterima sejak pelaksanaan vaksinasi untuk tiga kawasan Zona Hijau (Ubud-Kabupaten Gianyar, Sanur-Kota Denpasar dan Nusa Dua-Kabupaten Badung).
Baca juga: Bali gencarkan vaksinasi COVID-19 berbasis desa adat
Vaksinasi COVID-19 untuk tiga kawasan zona hijau di Bali tersebut sudah dimulai serentak sejak 22 Maret 2021.
Pemerintah pusat sebelumnya untuk mendukung penyediaan vaksin COVID-19 di tiga kawasan Zona Hijau itu sebanyak 170.487 dosis yang terbagi dalam 47.045 dosis untuk wilayah Ubud, 87.715 untuk Nusa Dua dan 35.727 dosis untuk wilayah Sanur.
Terkait dengan keluhan yang dirasakan masyarakat setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca, kata Suarjaya, mayoritas itu berupa demam hingga sakit kepala.
Awal Mei 2021, Bali juga telah menerima sekitar 501 ribu dosis vaksin jenis AstraZeneca, yang diperuntukkan sebanyak 1.000 dosis untuk TNI dan 500 ribu dosis untuk masyarakat umum yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi seperti yang dilansir melalui akun resmi Kemenkes, Sehat Negeriku, mengatakan penghentian sementara distribusi vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini.
Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoaks yang beredar. Selain itu, masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi dari sumber terpercaya.
Baca juga: Pemkab Karangasem terima tambahan vaksin dari Gubernur Bali
Dalam keterangan itu disebutkan bahwa tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya. Hanya Batch CTMAV547 yang dihentikan sementara sambil menunggu hasil investigasi dan pengujian dari BPOM yang kemungkinan memerlukan waktu satu hingga dua pekan.
Batch CTMAV547 saat ini berjumlah 448.480 dosis dan merupakan bagian dari 3.852.000 dosis AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
"Penggunaan vaksin AstraZeneca tetap terus berjalan dikarenakan vaksinasi COVID-19 membawa manfaat lebih besar," kata Siti Nadia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021