Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Industri Event Indonesia (IVENDO) Bali menilai pernyataan Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kerja di Bali (16/3/2021) perihal pembukaan pariwisata Bali pada Juli 2021 dengan syarat angka pertumbuhan COVID-19 semakin terkendali, telah membawa "angin segar" bagi sektor industri pariwisata.
"Pernyataan Bapak Presiden itu memberikan angin segar bagi pelaku pariwisata di Bali, termasuk para pelaku Penyelenggara Kegiatan (Event) untuk terus berbenah diri dan merapatkan barisan," kata Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Baca juga: Presiden: Bali bisa segera bangkit bila vaksinasi berjalan terus
Apalagi, saat ini, perhatian pemerintah begitu besar untuk segera memulihkan pariwisata Pulau Dewata dengan melakukan berbagai langkah-langkah taktis, seperti perluasan program vaksinasi, pengetatan penerapan prokes, bantuan stimulus industri yang besar, dan lain-lain.
"Kerja besar ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun harus mampu melibatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya. Hal inilah yang mendorong DPD IVENDO Bali untuk terus menggaungkan semangat Engage, Collaborate, Accelerate," ujar Grace Jeanie.
Untuk percepatan realisasi tersebut, IVENDO Bali menyampaikan sumbangan pemikiran, diantaranya harus ada penerapan prokes yang menyentuh semua sektor dan bukan hanya etalase, dan persiapan "Re-open border" bisa diawali sebelumnya dengan melakukan simulasi dengan mengundang media asing dan perwakilan negara asing .
"Untuk penerapan prokes yang bukan hanya etalase saat ini tidak cukup hanya sosialisasi, tapi pelatihan secara masif dan terus-menerus, khususnya di industri pariwisata. Untuk itu, IVENDO bisa dilibatkan. Sebagai ilustrasi, kami menginisiasi Pelatihan Tingkat Dasar Officer CHSE untuk anggota IVENDO. Saat ini, kami telah memiliki 40 orang yang bersertifikat Officer CHSE dan juga Auditor CHSE dan Trainer setingkat ASEAN," ujarnya.
Baca juga: Sandiaga: Presiden prediksi pariwisata di Bali bangkit pertengahan 2021
Terkait persiapan "Re-open border", IVENDO Bali mengusulkan agar diawali sebelumnya dengan melakukan simulasi dengan mengundang media asing dan perwakilan negara asing ke Bali dan melakukan publikasi serta promosi secara gencar untuk menunjukkan kesiapan Bali.
Pihaknya juga siap berpartisipasi mulai pelatihan CHSE officer, program integrasi konsep sistem pemasaran ekraf, Bali Travel Fair yang mengombinasikan B2C dan B2B.
Juga, pemasaran pariwisata Bali melalui program study from Bali, work from Bali, program Meet Bali dengan membawa potential buyers dari EO/PCO luar Bali untuk Bali, program health recovery from Bali, sehat bugar di Bali, Bali Virtual Run, hybrid drive in concert, sinema bawah langit, Bali photo hunting, Bali Visit Year 2022 dan lainnya.
Baca juga: BI: Percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali dorong wisatawan percaya diri untuk datang
Menurut Grace Jeanie, managing director JP Pro Bali event organizer sejatinya pelaku industri Penyelenggaraan Kegiatan (Event) seperti PCO, EO, WO & Promotor memiliki peran dan peluang yang besar dalam memberikan kontribusi bagi pemulihan pariwisata di Bali.
"Sama strategisnya dengan industri penerbangan dan usaha biro perjalanan. Semuanya bersifat 'menggerakkan' (mover). Untuk itu ,terkait dana hibah untuk pariwisata, IVENDO Bali mengharapkan pemerintah pusat dan daerah untuk juga memberikan stimulus kepada pelaku industri Penyelenggara Kegiatan (Event) di Bali yang saat ini jobless di Bali. Jangan berikan ikannya, tapi berikan kailnya," katanya.
Untuk menggerakkan sektor UMKM, IVENDO juga mengusulkan agar menggunakan produk UMKM sebagai produk souvenir kegiatan, baik kegiatan yang diadakan oleh K/L maupun BUMN.
Baca juga: Menpar ungkap rencana buka pariwisata di Bali lewat "Free COVID Corridor"
Menimbang likuiditas perusahaan yang tergerus saat masa tanggap darurat, DPD IVENDO Bali juga mengusulkan diberlakukan pembayaran uang muka (Down Payment) sampai dengan 50 persen saat menangani pekerjaan di Kemenparekraf atau di K/L lain atau jika memungkinkan dapat dihubungkan dengan pihak perbankan / lembaga keuangan yang dapat meminjamkan modal kerja dengan bunga kompetitif dengan jaminan SPK.
"Jika tidak, besar kemungkinan pelaku industri yang memiliki modal terbatas akan tergilas oleh PCO/EO yang besar. Jika industri perhotelan dan transportasi bisa membantu akomodasi dan perjalanan para pekerja Kesehatan, maka pekerja Event dan Suppliers bisa dilibatkan untuk meng-organize kegiatannya, menyiapkan sarana/ prasarana seperti pengadaan berbagai macam tenda, sound system, produksi panggung, video/ photography, live-streaming dan lainnya, yang pastinya dibutuhkan program ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Pernyataan Bapak Presiden itu memberikan angin segar bagi pelaku pariwisata di Bali, termasuk para pelaku Penyelenggara Kegiatan (Event) untuk terus berbenah diri dan merapatkan barisan," kata Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, dalam keterangan yang diterima di Denpasar, Jumat.
Baca juga: Presiden: Bali bisa segera bangkit bila vaksinasi berjalan terus
Apalagi, saat ini, perhatian pemerintah begitu besar untuk segera memulihkan pariwisata Pulau Dewata dengan melakukan berbagai langkah-langkah taktis, seperti perluasan program vaksinasi, pengetatan penerapan prokes, bantuan stimulus industri yang besar, dan lain-lain.
"Kerja besar ini bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja, namun harus mampu melibatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya. Hal inilah yang mendorong DPD IVENDO Bali untuk terus menggaungkan semangat Engage, Collaborate, Accelerate," ujar Grace Jeanie.
Untuk percepatan realisasi tersebut, IVENDO Bali menyampaikan sumbangan pemikiran, diantaranya harus ada penerapan prokes yang menyentuh semua sektor dan bukan hanya etalase, dan persiapan "Re-open border" bisa diawali sebelumnya dengan melakukan simulasi dengan mengundang media asing dan perwakilan negara asing .
"Untuk penerapan prokes yang bukan hanya etalase saat ini tidak cukup hanya sosialisasi, tapi pelatihan secara masif dan terus-menerus, khususnya di industri pariwisata. Untuk itu, IVENDO bisa dilibatkan. Sebagai ilustrasi, kami menginisiasi Pelatihan Tingkat Dasar Officer CHSE untuk anggota IVENDO. Saat ini, kami telah memiliki 40 orang yang bersertifikat Officer CHSE dan juga Auditor CHSE dan Trainer setingkat ASEAN," ujarnya.
Baca juga: Sandiaga: Presiden prediksi pariwisata di Bali bangkit pertengahan 2021
Terkait persiapan "Re-open border", IVENDO Bali mengusulkan agar diawali sebelumnya dengan melakukan simulasi dengan mengundang media asing dan perwakilan negara asing ke Bali dan melakukan publikasi serta promosi secara gencar untuk menunjukkan kesiapan Bali.
Pihaknya juga siap berpartisipasi mulai pelatihan CHSE officer, program integrasi konsep sistem pemasaran ekraf, Bali Travel Fair yang mengombinasikan B2C dan B2B.
Juga, pemasaran pariwisata Bali melalui program study from Bali, work from Bali, program Meet Bali dengan membawa potential buyers dari EO/PCO luar Bali untuk Bali, program health recovery from Bali, sehat bugar di Bali, Bali Virtual Run, hybrid drive in concert, sinema bawah langit, Bali photo hunting, Bali Visit Year 2022 dan lainnya.
Baca juga: BI: Percepatan vaksinasi COVID-19 di Bali dorong wisatawan percaya diri untuk datang
Menurut Grace Jeanie, managing director JP Pro Bali event organizer sejatinya pelaku industri Penyelenggaraan Kegiatan (Event) seperti PCO, EO, WO & Promotor memiliki peran dan peluang yang besar dalam memberikan kontribusi bagi pemulihan pariwisata di Bali.
"Sama strategisnya dengan industri penerbangan dan usaha biro perjalanan. Semuanya bersifat 'menggerakkan' (mover). Untuk itu ,terkait dana hibah untuk pariwisata, IVENDO Bali mengharapkan pemerintah pusat dan daerah untuk juga memberikan stimulus kepada pelaku industri Penyelenggara Kegiatan (Event) di Bali yang saat ini jobless di Bali. Jangan berikan ikannya, tapi berikan kailnya," katanya.
Untuk menggerakkan sektor UMKM, IVENDO juga mengusulkan agar menggunakan produk UMKM sebagai produk souvenir kegiatan, baik kegiatan yang diadakan oleh K/L maupun BUMN.
Baca juga: Menpar ungkap rencana buka pariwisata di Bali lewat "Free COVID Corridor"
Menimbang likuiditas perusahaan yang tergerus saat masa tanggap darurat, DPD IVENDO Bali juga mengusulkan diberlakukan pembayaran uang muka (Down Payment) sampai dengan 50 persen saat menangani pekerjaan di Kemenparekraf atau di K/L lain atau jika memungkinkan dapat dihubungkan dengan pihak perbankan / lembaga keuangan yang dapat meminjamkan modal kerja dengan bunga kompetitif dengan jaminan SPK.
"Jika tidak, besar kemungkinan pelaku industri yang memiliki modal terbatas akan tergilas oleh PCO/EO yang besar. Jika industri perhotelan dan transportasi bisa membantu akomodasi dan perjalanan para pekerja Kesehatan, maka pekerja Event dan Suppliers bisa dilibatkan untuk meng-organize kegiatannya, menyiapkan sarana/ prasarana seperti pengadaan berbagai macam tenda, sound system, produksi panggung, video/ photography, live-streaming dan lainnya, yang pastinya dibutuhkan program ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021