Denpasar (Antara Bali) - Sektor perkebunan di Bali baru bisa mengekspor kopi pada tahun ini senilai 14.376,67 dolar AS selama periode Januari-Februari.
"Sedangkan hasil kebun lainnya, seperti vanili dan kakao pada tahun ini belum bisa diekspor," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.
Berbeda pada dua bulan pertama 2011, vanili dan kakao mampu meraih devisa senilai 236.582 dolar AS. Pada dua bulan pertama tahun lalu kopi yang diekspor mencapai 961 kilogram dengan menghasilkan devisa senilai 74.376,67 dolar AS atau meningkat 3,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat senilai 13.916 dolar AS.
Demikian pula dari segi volume bertambah 186,87 persen karena periode yang sama tahun sebelumnya hanya mengapalkan 335 kilogram.
Pengapalan matadagangan kopi dalam bentuk hasil olahan itu sangat tergantung dari persediaan matadangan yang dihasilkan petani secara musiman dan permintaan pasaran luar negeri.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Sedangkan hasil kebun lainnya, seperti vanili dan kakao pada tahun ini belum bisa diekspor," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Sabtu.
Berbeda pada dua bulan pertama 2011, vanili dan kakao mampu meraih devisa senilai 236.582 dolar AS. Pada dua bulan pertama tahun lalu kopi yang diekspor mencapai 961 kilogram dengan menghasilkan devisa senilai 74.376,67 dolar AS atau meningkat 3,31 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat senilai 13.916 dolar AS.
Demikian pula dari segi volume bertambah 186,87 persen karena periode yang sama tahun sebelumnya hanya mengapalkan 335 kilogram.
Pengapalan matadagangan kopi dalam bentuk hasil olahan itu sangat tergantung dari persediaan matadangan yang dihasilkan petani secara musiman dan permintaan pasaran luar negeri.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012