Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) STIKOM Bali Dr Dadang Hermawan mengklaim di tengah kondisi pandemi COVID-19 ini pihaknya kewalahan dalam melayani tingginya permintaan lulusan Sarjana Komputer atau Sarjana Teknologi Informasi.
"Saat ini kami kewalahan melayani tingginya permintaan Sarjana Komputer atau Teknologi Informasi (TI). Permintaan itu selain datang dari perusahaan besar juga dari perusahaan perseorangan," kata Dadang Hermawan di Denpasar, Kamis.
Bahkan, lanjut dia, di Kota Denpasar yang menjadi Ibu Kota Provinsi Bali, sebuah perusahan TI berkembang pesat di masa pandemi COVID-19 dan membutuhkan banyak sarjana TI.
"Tamatan teknologi informasi pada era pandemi sekarang menjadi primadona karena keberadaanya dibutuhkan oleh setiap institusi dan pelaku usaha. Terlebih khususnya di Pulau Dewata, ketika industri pariwisata mengalami goncangan akibat larangan turis asing ke Bali," ujarnya.
Baca juga: ITB STIKOM Bali-ITB kerjasama program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
Menurut Dadang Hermawan, tingginya permintaan sarjana TI itu karena dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini semua aktivitas perusahaan dan lembaga pendidikan dilakukan secara daring (dalam jaringan).
"Kita tidak tahu kapan situasi pandemi ini akan berakhir, tetapi hikmah terbesar yang bisa kita petik adalah bahwa kita memang harus menyesuaikan kehidupan dengan era baru. Mengubah mindset kita dari kerja manual beralih ke kerja yang memanfaatkan teknologi informasi," ujarnya.
Bagi STIKOM Bali, lanjut Dadang, sebelum pandemi sudah terbiasa menggunakan pembelajaran daring, sehingga kondisi ini tidak menyulitkan STIKOM Bali dan semua alumni STIKOM Bali sudah siap memasuki dunia kerja dalam situasi seperti ini.
Hal itu, terbukti 7.000 alumni STIKOM Bali tersebar di berbagai perusahaan, lembaga pemerintahan, dan TNI/Polri, serta sebagiannya lagi menjadi pebisnis.
Tingginya minat perusahaan terhadap alumni STIKOM Bali, menurut Dadang, menggambarkan potensi Bali di bidang teknologi, bisnis digital sangat besar.
Baca juga: ITB Stikom Bali buka program kuliah kelas eksekutif
Oleh sebab itu, ITB STIKOM Bali telah membuat terobosan dengan membuka Program Studi Strata 1 (S1) Bisnis Digital sejak tahun lalu.
"Kami membuka Jurusan Bisnis Digital karena era sekarang era bisnis digital. Bali punya potensi luar biasa, dan terbukti setelah kami buka peminatnya luar biasa, sekarang berada pada peringkat kedua prodi paling diminati," ujar Dadang.
Prodi Bisnis Digital ini adalah gabungan dari ilmu TI dan ilmu bisnis. Saat ini, para pebisnis merekrut sarjana TI lalu kemudian dilatih ilmu manajemen, marketing, akuntansi, dan pajak.
Sesuai namanya, Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali yang bernaung di bawah Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar (Yayasan WDS Denpasar), ini tak hanya mempelajari ilmu komputer tetapi juga ilmu bisnis.
Saat ini jumlah mahasiswanya mencapi 6.500 orang tersebar di lima program studi yakni, Prodi Sistem Komputer, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Bisnis Digital, dan Manajemen Informatika.
Selanjutnya program National Dual Degree bekerja sama dengan Binus University Jakarta (gelar Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Sarjana Manajemen dari Binus Jakarta) dan International Dual Degree bekerja sama dengan Help University Malaysia (Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Bachelor of Information Technology dari Help University).
ITB STIKOM Bali memiliki tiga kampus, yakni Kampus Renon (Denpasar), Kampus Jimbaran dan Kampus Abiansemal di Kabupaten Badung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Saat ini kami kewalahan melayani tingginya permintaan Sarjana Komputer atau Teknologi Informasi (TI). Permintaan itu selain datang dari perusahaan besar juga dari perusahaan perseorangan," kata Dadang Hermawan di Denpasar, Kamis.
Bahkan, lanjut dia, di Kota Denpasar yang menjadi Ibu Kota Provinsi Bali, sebuah perusahan TI berkembang pesat di masa pandemi COVID-19 dan membutuhkan banyak sarjana TI.
"Tamatan teknologi informasi pada era pandemi sekarang menjadi primadona karena keberadaanya dibutuhkan oleh setiap institusi dan pelaku usaha. Terlebih khususnya di Pulau Dewata, ketika industri pariwisata mengalami goncangan akibat larangan turis asing ke Bali," ujarnya.
Baca juga: ITB STIKOM Bali-ITB kerjasama program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
Menurut Dadang Hermawan, tingginya permintaan sarjana TI itu karena dalam situasi pandemi COVID-19 saat ini semua aktivitas perusahaan dan lembaga pendidikan dilakukan secara daring (dalam jaringan).
"Kita tidak tahu kapan situasi pandemi ini akan berakhir, tetapi hikmah terbesar yang bisa kita petik adalah bahwa kita memang harus menyesuaikan kehidupan dengan era baru. Mengubah mindset kita dari kerja manual beralih ke kerja yang memanfaatkan teknologi informasi," ujarnya.
Bagi STIKOM Bali, lanjut Dadang, sebelum pandemi sudah terbiasa menggunakan pembelajaran daring, sehingga kondisi ini tidak menyulitkan STIKOM Bali dan semua alumni STIKOM Bali sudah siap memasuki dunia kerja dalam situasi seperti ini.
Hal itu, terbukti 7.000 alumni STIKOM Bali tersebar di berbagai perusahaan, lembaga pemerintahan, dan TNI/Polri, serta sebagiannya lagi menjadi pebisnis.
Tingginya minat perusahaan terhadap alumni STIKOM Bali, menurut Dadang, menggambarkan potensi Bali di bidang teknologi, bisnis digital sangat besar.
Baca juga: ITB Stikom Bali buka program kuliah kelas eksekutif
Oleh sebab itu, ITB STIKOM Bali telah membuat terobosan dengan membuka Program Studi Strata 1 (S1) Bisnis Digital sejak tahun lalu.
"Kami membuka Jurusan Bisnis Digital karena era sekarang era bisnis digital. Bali punya potensi luar biasa, dan terbukti setelah kami buka peminatnya luar biasa, sekarang berada pada peringkat kedua prodi paling diminati," ujar Dadang.
Prodi Bisnis Digital ini adalah gabungan dari ilmu TI dan ilmu bisnis. Saat ini, para pebisnis merekrut sarjana TI lalu kemudian dilatih ilmu manajemen, marketing, akuntansi, dan pajak.
Sesuai namanya, Institut Teknologi dan Bisnis STIKOM Bali yang bernaung di bawah Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar (Yayasan WDS Denpasar), ini tak hanya mempelajari ilmu komputer tetapi juga ilmu bisnis.
Saat ini jumlah mahasiswanya mencapi 6.500 orang tersebar di lima program studi yakni, Prodi Sistem Komputer, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Bisnis Digital, dan Manajemen Informatika.
Selanjutnya program National Dual Degree bekerja sama dengan Binus University Jakarta (gelar Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Sarjana Manajemen dari Binus Jakarta) dan International Dual Degree bekerja sama dengan Help University Malaysia (Sarjana Komputer dari STIKOM Bali dan Bachelor of Information Technology dari Help University).
ITB STIKOM Bali memiliki tiga kampus, yakni Kampus Renon (Denpasar), Kampus Jimbaran dan Kampus Abiansemal di Kabupaten Badung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021