Direktur PT Freeport Indonesia Claus Wamafma membantah kabar hoaks yang beredar di Timika bahwa sebagian karyawan perusahaan pertambangan itu menolak Program Vaksinasi COVID-19, namun diakui ada protes sekelompok kecil karyawan di Tembagapura, tapi hal itu tidak ada kaitan dengan penolakan vaksinasi COVID-19.
Claus ditemui awak media di Timika, Minggu, menyebutkan sampai saat ini pemerintah masih memprioritaskan pemberian suntikan vaksin Sinovac kepada petugas kesehatan, sementara kalangan umum, termasuk karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya belum ada yang menerima suntikan vaksin Sinovac.
"Ketika Kampung Banti mulai aktif kembali, ada sekelompok kecil karyawan yang setiap pagi naik kerja ke Tembagapura lalu sorenya turun kembali ke Banti. Untuk masuk Tembagapura ada standar prosedur yang diterapkan yaitu harus mengikuti pemeriksaan antigen. Maka tidak heran, dalam satu minggu karyawan yang naik turun dari Banti ke Tembagapura itu pemeriksaan antigen bisa dua sampai tiga kali," jelasnya.
Baca juga: Hoaks, virus COVID-19 hidup lagi dalam vaksin Sinovac
Sekelompok kecil karyawan yang bermukim di Banti itu, katanya, mempersoalkan kewajiban untuk mengikuti pemeriksaan antigen berkali-kali dalam sepekan untuk bisa berangkat kerja ke Tembagapura.
"Protes itu berkaitan dengan isu seputaran pemeriksaan antigen yang berkali-kali dalam seminggu, jadi bukan soal penolakan vaksinasi. Karyawan kami sampai sekarang belum ada yang divaksin karena kami masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan. Kami juga tegaskan karyawan Freeport tidak menolak vaksinasi COVID-19," ujar Claus.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintah Jonny Lingga mengatakan sampai saat ini sudah 231 tenaga kesehatan dari total 300-an tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan PT Freeport yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac.
Baca juga: 105 hoaks vaksin COVID-19 ditemukan Kominfo
Para tenaga kesehatan itu, katanya, menerima suntikan vaksin Sinovac yang didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika.
"Masih ada yang belum menerima suntikan vaksin Sinovac karena ada yang belum lulus skrining kesehatan. Cakupan tenaga kesehatan di lingkungan Freeport yang sudah menerima suntikan vaksin sinovac sudah lebih dari 75 persen yaitu tenaga kesehatan yang bertugas di RS Tembagapura, Klinik Kuala Kencana, Klinik Pelabuhan Portsite Amamapare dan Klinik Mile 39," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
Claus ditemui awak media di Timika, Minggu, menyebutkan sampai saat ini pemerintah masih memprioritaskan pemberian suntikan vaksin Sinovac kepada petugas kesehatan, sementara kalangan umum, termasuk karyawan PT Freeport Indonesia dan perusahaan subkontraktornya belum ada yang menerima suntikan vaksin Sinovac.
"Ketika Kampung Banti mulai aktif kembali, ada sekelompok kecil karyawan yang setiap pagi naik kerja ke Tembagapura lalu sorenya turun kembali ke Banti. Untuk masuk Tembagapura ada standar prosedur yang diterapkan yaitu harus mengikuti pemeriksaan antigen. Maka tidak heran, dalam satu minggu karyawan yang naik turun dari Banti ke Tembagapura itu pemeriksaan antigen bisa dua sampai tiga kali," jelasnya.
Baca juga: Hoaks, virus COVID-19 hidup lagi dalam vaksin Sinovac
Sekelompok kecil karyawan yang bermukim di Banti itu, katanya, mempersoalkan kewajiban untuk mengikuti pemeriksaan antigen berkali-kali dalam sepekan untuk bisa berangkat kerja ke Tembagapura.
"Protes itu berkaitan dengan isu seputaran pemeriksaan antigen yang berkali-kali dalam seminggu, jadi bukan soal penolakan vaksinasi. Karyawan kami sampai sekarang belum ada yang divaksin karena kami masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kesehatan. Kami juga tegaskan karyawan Freeport tidak menolak vaksinasi COVID-19," ujar Claus.
Vice President PT Freeport Indonesia Bidang Hubungan Pemerintah Jonny Lingga mengatakan sampai saat ini sudah 231 tenaga kesehatan dari total 300-an tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan PT Freeport yang telah menerima suntikan vaksin Sinovac.
Baca juga: 105 hoaks vaksin COVID-19 ditemukan Kominfo
Para tenaga kesehatan itu, katanya, menerima suntikan vaksin Sinovac yang didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika.
"Masih ada yang belum menerima suntikan vaksin Sinovac karena ada yang belum lulus skrining kesehatan. Cakupan tenaga kesehatan di lingkungan Freeport yang sudah menerima suntikan vaksin sinovac sudah lebih dari 75 persen yaitu tenaga kesehatan yang bertugas di RS Tembagapura, Klinik Kuala Kencana, Klinik Pelabuhan Portsite Amamapare dan Klinik Mile 39," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021