Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan pihaknya sedang mengupayakan pengadaan unit Gadjah Mada Electronic Nose COVID-19 (GeNose C19) untuk diletakkan di beberapa titik destinasi wisata.

"Saya sedang mengupayakan juga satu unit GeNose untuk kita bisa gunakan di Kemenparekraf dan juga di beberapa destinasi wisata prioritas," ujar Sandiaga saat dihubungi ANTARA pada akhir pekan ini.

GeNose C19 dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi yakni sensitivitas 92 persen dan spesifitas 95 persen.



Berbeda dengan tes cepat lainnya, GeNose C19 berbasis embusan nafas yang menawarkan kenyamanan kepada para penggunanya karena tidak perlu merasa sakit seperti menjalani tes cepat berbasis antibodi dan antigen.

Sandiaga mengatakan GeNose C19 dapat membantu menekan laju penularan COVID-19, apalagi prosesnya sangat mudah, cepat dan murah.

"Karena salah satu cara meningkatkan testing sesuai dengan standar WHO adalah tingkat kemudahan dan juga dari segi biayanya," kata Sandiaga.

Meski demikian, Sandiaga mengatakan penggunaan GeNose C19 bukan untuk menaikkan minat masyarakat terhadap pariwisata Indonesia.

"Saya berpendapat semakin banyak opsi tes ini bukan berbanding lurus dengan peningkatan wisata dan travel tapi semakin banyaknya opsi tes cepat dan pelacakan yang efektif dan kebijakan isolasi mandiri yang berbasis lokasi akan berbanding lurus dengan turunnya penularan virus COVID-19 ini," ujar Sandiaga.


 

Pewarta: Maria Cicilia

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021