Jakarta (Antara Bali) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) kembali berhasil mengindentifikasi lima atau lebih korban pesawat Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di Gunung Salak.
"Mudah-mudahan esok hari Jumat sudah atau lima atau lebih jasad korban yang berhasil diidentifikasi," kata Direktur Eksekutif DVI, Kombes Anton Castiliani kepada wartawan, Kamis sore.
Namun, kata Anton, identifikasi awal belum kepada jenis kelamin atau kewarganegaraan. "Baru tahap prarekonsiliasi. Sekitar 30 persen yang bisa diselesaikan tes DNA. Mudah mudahan, pada Kamis malam ini bisa dilakukan pre rekon juga," ungkapnya.
Sehingga Jumat (18/5) pagi, pihaknya akan menggelar rapat rekonsiliasi. "Doakan besok siang sudah ada beberapa lagi yang bisa kita umumkan untuk data korban yang berhasil teridentifikasi. Lima atau lebih yang teridentifikasi," tuturnya.
Ia menjelaskan, pihaknya berhasil mengidentifikasi jasad korban berdasarkan data medik, properti, DNA dan gigi yang sudah dimiliki tim identifikasi.
"Tapi, tim identifikasi menemui kesulitan saat hendak mengidentifikasi para korban berdasarkan data sidik jari," ungkapnya.
Menurut Anton, banyak data sidik jari yang diserahkan pihak keluarga ke tim DVI yang diperoleh dari ijasah korban terbalik dengan yang ditemukan pada jenasah.
"Data sidik jari para korban yang tertera di dalam ijasah itu tangan kiri, namun yang jenasah yang ditemukan ternyata tangan kanan. Jadi tidak bisa kita bandingkan," tuturnya.
Untuk itu, Anton mengimbau, para pihak keluarga yang memiliki atau menyimpan data lengkap dari kesepuluh sidik jari korban dapat diserahkan ke pihak identifikasi.
"Dari 45 korban, sebanyak 20 data sidik jari yang diterima berdasarkan data ijasah. Dan hanya empat korban yang memiliki data lengkap 10 sidik jari dan telah diterima oleh tim ante mortem," imbaunya.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Mudah-mudahan esok hari Jumat sudah atau lima atau lebih jasad korban yang berhasil diidentifikasi," kata Direktur Eksekutif DVI, Kombes Anton Castiliani kepada wartawan, Kamis sore.
Namun, kata Anton, identifikasi awal belum kepada jenis kelamin atau kewarganegaraan. "Baru tahap prarekonsiliasi. Sekitar 30 persen yang bisa diselesaikan tes DNA. Mudah mudahan, pada Kamis malam ini bisa dilakukan pre rekon juga," ungkapnya.
Sehingga Jumat (18/5) pagi, pihaknya akan menggelar rapat rekonsiliasi. "Doakan besok siang sudah ada beberapa lagi yang bisa kita umumkan untuk data korban yang berhasil teridentifikasi. Lima atau lebih yang teridentifikasi," tuturnya.
Ia menjelaskan, pihaknya berhasil mengidentifikasi jasad korban berdasarkan data medik, properti, DNA dan gigi yang sudah dimiliki tim identifikasi.
"Tapi, tim identifikasi menemui kesulitan saat hendak mengidentifikasi para korban berdasarkan data sidik jari," ungkapnya.
Menurut Anton, banyak data sidik jari yang diserahkan pihak keluarga ke tim DVI yang diperoleh dari ijasah korban terbalik dengan yang ditemukan pada jenasah.
"Data sidik jari para korban yang tertera di dalam ijasah itu tangan kiri, namun yang jenasah yang ditemukan ternyata tangan kanan. Jadi tidak bisa kita bandingkan," tuturnya.
Untuk itu, Anton mengimbau, para pihak keluarga yang memiliki atau menyimpan data lengkap dari kesepuluh sidik jari korban dapat diserahkan ke pihak identifikasi.
"Dari 45 korban, sebanyak 20 data sidik jari yang diterima berdasarkan data ijasah. Dan hanya empat korban yang memiliki data lengkap 10 sidik jari dan telah diterima oleh tim ante mortem," imbaunya.(*/M038)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012