Bank Indonesia mencatat jumlah merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Provinsi Bali sepanjang 2020 sudah sebanyak 173.401 merchant atau meningkat sebesar 580 persen dibandingkan kondisi akhir tahun 2019.

"Akseptansi dan perluasan QRIS di Bali selama tahun 2020 sangat masif dan menggembirakan, yang terlihat dari capaian jumlah merchant QRIS dan transaksi yang terus meningkat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Senin.

Dengan peningkatan jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali dari sebanyak 25.493 merchant pada akhir 2019 menjadi 173.401 pada 2020, telah menempatkan Provinsi Bali dari sebelumnya peringkat 12 secara nasional menjadi menduduki peringkat 8 jumlah pengguna QRIS terbesar secara nasional.

Menurut Trisno, yang menjadi faktor pendukung penerimaan QRIS di Bali terutama karena keunggulan QRIS itu sendiri dengan tagline UNGGUL yang merupakan singkatan dari UNiversal, Gampang, Untung, dan Langsung.

Baca juga: BI: Desember 2020, Uang beredar di Bali capai Rp2,1 triliun

"UNiversal artinya standar yang digunakan mengacu pada standar internasional sehingga tidak hanya bisa menghubungkan transaksi di dalam negeri juga di luar negeri. Sedangkan Gampang, transaksi dengan mudah dilakukan dengan hanya satu genggaman digital melalui HP," ujarnya.

Kemudian Untung memberikan keuntungan bagi semua pihak, baik pengguna maupun pedagang karena ada efisiensi. Sementara Langsung artinya transaksi langsung seketika diproses dan uang langsung diterima.

Di samping itu, lanjut Trisno, QRIS cocok dengan protokol kesehatan di masa pandemi, jaga jarak dan menghindari kerumunan, karena dengan QRIS, transaksi dapat dilakukan tanpa bertemu fisik dengan pedagang atau bisa dilakukan dari jarak jauh.

"Tidak perlu antri, pesanan langsung diterima dan barang dapat segera dikirim. Jadi, tanpa ke luar rumah transaksi dapat dilakukan karena QRIS sarana pembayaran nontunai yang berbasis digital dan nirsentuh," ucapnya.

Strategi kampanye QRIS yang sesuai dengan protokol kesehatan inilah, lanjut Trisno, yang akan terus digaungkan dan disosialisasikan bekerja sama dengan 38 PJSP (penyelenggara sistem pembayaran) dan stakeholder pemerinpemerinta

"Di samping itu juga dengan menggandeng komunitas masyarakat terutama kaum muda milenial sehingga seluruh masyarakat akan semakin memanfaatkan QRIS dalam setiap transaksinya," katanya.

Trisno mengemukakan, dari capaian 173.401 merchant QRIS di Bali sepanjang 2020, mayoritas ada di Kota Denpasar sebanyak 85.492 merchant (49 persen), Kabupaten Badung 47.780 merchant (28 persen), Kabupaten Gianyar 13.572 merchant (8 persen) dan Kabupaten Buleleng dengan 9.757 merchant (6 persen).

Baca juga: BMPD Bali lakukan aksi sosial sambut Natal-Tahun Baru

Kemudian di Kabupaten Tabanan sebanyak 7.535 merchant (4 persen), Kabupaten Jembrana 2.665 merchant (2 persen), Kabupaten Klungkung 2.558 merchant (2 persen), Kabupaten Karangasem dengan 2.529 merchant (2 persen) dan Kabupaten Bangli dengan 1.513 persen (1 persen).

Jika dilihat dari jenis usahanya, merchant QRIS di Provinsi Bali mayoritas merupakan usaha berskala mikro (52 persen), usaha kecil (23 persen), usaha menengah (17 persen), usaha besar (8 persen) dan satu persen usaha lainnya.

Pihaknya berupaya pada 2021 ini jumlah merchant maupun pengguna QRIS di Provinsi Bali bisa meningkat dari 2020. Apalagi bank BUMN sudah menyatukan mobile banking mereka dengan QRIS yang membuat penetrasi ke masyarakat lebih mudah.

Mengenai jumlah merchant QRIS di sejumlah kabupaten yang masih minim, menurut Trisno itu terkait dengan literasi keuangan yang belum merata dan juga pengaruh sinyal internet yang masih sulit untuk beberapa daerah di pinggiran Kabupaten Bangli dan Karangasem.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021