Denpasar (Antara Bali) - Wayan Dana (35), beserta anak dan istrinya harus tinggal berdesakan di rumah sempit berlantaikan tanah di tengah-tengah ibu kota Provinsi Bali yang notabene merupakan pusat tujuan wisata internasional.

"Saya sekeluarga menempati rumah yang berada di lahan milik pemprov ini sudah 16 tahun. Selama ini saya tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk perbaikan rumah dan pengobatan anak-anak yang mengalami gangguan pertumbuhan karena ada kelainan pada syarafnya sejak kecil," kata Dana, yang bekerja sebagai buruh bangunan itu, Senin.

Dia mengaku, selama ini penghasilan yang diperolehnya hanya cukup untuk menghidupi dirinya beserta istri dan tiga orang buah hatinya.

Penghasilan yang minim, ujar dia, membuat dua orang putrinya, yakni Ni Wayan Widiani (16) dan Kadek Juniarsih (9) mengalami kelumpuhan dan keterbelakangan mental akibat gangguan syarat yang dialami mereka.

"Saat lahir kondisi kedua anak saya itu normal, namun setelah berumur tiga bulan, tampak adanya kelainan fisik. Kondisi itu dimulai dengan terganggunya bagian mata," ujarnya.

Dana menjelaskan, saat itu karena tidak ada biaya dan alat transportasi sehingga kedua putrinya tak diobati dan kondisinya semakin parah seperti sekarang.(IGT/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012