Jakarta (Antara Bali) - Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Halim Nababan, mengatakan keamanan dan kualitas pangan yang pihaknya teliti pada tahun 2008 sampai 2010 menunjukkan sekitar 48 persen bahan-bahan berbahaya ada pada makanan jajanan anak-anak setingkat sekolah dasar (SD).
"Komitmen pemerintah melalui program Gerakan Pangan Menuju Gerakan Sehat yang Wakil Presiden, Budiono canangkan (31/1) tahun lalu, kita tindak lanjuti dan sasaran kita saat ini adalah anak SD," kata Halim kepada pers, di Jakarta, Kamis.
Menurut Halim, anak SD merupakan sasaran yang tepat untuk melakukan program tersebut karena edukasi mengenai jajanan yang sehat diberikan saat usia tersebut sangat cocok diterapkan kepada mereka.
Hal itu merupakan langkah kecil, namun dapat memberikan efek yang besar nantinya bagi penerus bangsa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, dokter spesial anak sekaligus Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dr. Rachmat Sentika, mengatakan jajanan anak yang banyak mengandung zat aditif dapat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Komitmen pemerintah melalui program Gerakan Pangan Menuju Gerakan Sehat yang Wakil Presiden, Budiono canangkan (31/1) tahun lalu, kita tindak lanjuti dan sasaran kita saat ini adalah anak SD," kata Halim kepada pers, di Jakarta, Kamis.
Menurut Halim, anak SD merupakan sasaran yang tepat untuk melakukan program tersebut karena edukasi mengenai jajanan yang sehat diberikan saat usia tersebut sangat cocok diterapkan kepada mereka.
Hal itu merupakan langkah kecil, namun dapat memberikan efek yang besar nantinya bagi penerus bangsa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, dokter spesial anak sekaligus Tim Ahli Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dr. Rachmat Sentika, mengatakan jajanan anak yang banyak mengandung zat aditif dapat berbahaya bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012