Pasangan pebulu tangkis muda PB Djarum yang turun di nomor Mix U19 & Dewasa Marwan Faza/Az Zahra Ditya Ramadhani membuat kejutan dengan sukses mengandaskan pasangan Pelatnas Pratama PBSI Kelly Larissa/Rian Canna Varo.

Bertanding di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jumat, pasangan Marwan Faza/Az Zahra Ditya Ramadhani mampu menyudahi lawannya yang juga seniornya dengan skor 21-14 21-12, demikian catatan hasil dari penyelenggara kejuaraan.

"Memang berat melawan pelatnas. Awal pertandingan kami berdua sempat kewalahan. Tapi dari poin ke poin kita belajar dan bersyukur kita bisa kompak dan akhirnya menang," kata pasangan PB Djarum yang juga runner-up Mix U17 Liga PB Djarum 2020 pada Juli lalu.

Kemenangan pasangan Marwan Faza/Az Zahra Ditya Ramadhani langsung diapresiasi oleh Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi karena anak asuhnya mampu tampil lepas meski melawan pemain yang lebih senior dan berada di pelatnas.

Baca juga: Turnamen beregu Liga PB Djarum pengalaman atlet muda
Baca juga: Karono bawa tim Rajawali ungguli Harimau 2-1

"Beberapa atlet memang bisa mengimbangi bahkan ada yang berhasil menang. Selesai satu pertandingan dengan kemenangan saja belum bisa dijadikan ukuran itu hasilnya baik," kata Fung Permadi.

"Perjalanan mereka ini masih panjang. Perlu pembuktian di beberapa pertandingan selanjutnya atau bahkan beberapa lama lagi baru kita di jajaran pelatih bisa membuat suatu penilaian terhadap atlet-atlet muda PB Djarum," kata Fung menambahkan.

Sementara, atlet muda Livio Cicero Benedicto Paat, menjadikan Liga PB Djarum 2020 sebagai ajang pembuktian diri sekaligus hadiah khusus bagi keluarganya di Manado, Sulawesi Utara. Maklum, langkah peraih beasiswa bulu tangkis melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 ini terhenti di babak semifinal pada Juli lalu.

"Kalau bisa, juara di Liga PB Djarum! Ini bisa jadi kado Natal untuk keluarga. Makanya saya sekalian main habis-habisan aja," katanya.

Livio, yang turun di nomor Tunggal Putra U-11 & U-13 dan Ganda Putra U-13, mengakui jalannya untuk naik podium teratas tidaklah mudah. Meski berhadapan dengan teman sepermainan di asrama, namun mereka menjelma menjadi musuh bebuyutan ketika masuk ke dalam lapangan.

"Semua lawan saya, berat. Mereka ada yang mainnya tekan terus, ada yang pintar mainnya sabar, ada yang kakinya lincah lalu semua bola bisa dikejar," pungkas Livio.

Pewarta: Bayu Kuncahyo

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020