Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Perhubungan mendesak pembangunan bandar udara di Bali bagian utara untuk mengatasi pertumbuhan penerbangan menuju Pulau Dewata itu yang mencapai 20 persen per tahun.
"Kami menyiapkan kawasan Bali utara untuk bandara yang sangat mendesak untuk dibangun karena penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Kuta, sekarang saja sudah 12 juta orang per tahun. Pada 2017 bisa mencapai 20 juta orang," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti di Denpasar, Selasa.
Dalam diskusi pariwisata bertajuk "Akses Udara Ke Bali, Peluang dan Tantangan" itu dia mengemukakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi Bali bisa dipertahankan 6,5 persen seperti sekarang atau bahkan ditingkatkan, maka pertumbuhan penerbangan akan meningkat menjadi 15 sampai 20 persen.
Apalagi Bali ditetapkan sebagai salah satu dari lima bandara di Indonesia untuk menghadapi liberalisasi penerbangan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN Open Sky) pada 2015.
Lima bandara yang ditetapkan dalam program ASEAN Open Sky adalah Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya), Hasanuddin (Makassar), dan Kualanamu (Medan).
"Dengan ditetapkan sebagai 'open sky', otomatis menjadikan penerbangan dari luar negeri ke Bali juga semakin banyak," ucapnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesi (GIPI) Bali itu.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami menyiapkan kawasan Bali utara untuk bandara yang sangat mendesak untuk dibangun karena penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Kuta, sekarang saja sudah 12 juta orang per tahun. Pada 2017 bisa mencapai 20 juta orang," kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti di Denpasar, Selasa.
Dalam diskusi pariwisata bertajuk "Akses Udara Ke Bali, Peluang dan Tantangan" itu dia mengemukakan bahwa jika pertumbuhan ekonomi Bali bisa dipertahankan 6,5 persen seperti sekarang atau bahkan ditingkatkan, maka pertumbuhan penerbangan akan meningkat menjadi 15 sampai 20 persen.
Apalagi Bali ditetapkan sebagai salah satu dari lima bandara di Indonesia untuk menghadapi liberalisasi penerbangan di kawasan Asia Tenggara (ASEAN Open Sky) pada 2015.
Lima bandara yang ditetapkan dalam program ASEAN Open Sky adalah Soekarno-Hatta (Jakarta), Ngurah Rai (Denpasar), Juanda (Surabaya), Hasanuddin (Makassar), dan Kualanamu (Medan).
"Dengan ditetapkan sebagai 'open sky', otomatis menjadikan penerbangan dari luar negeri ke Bali juga semakin banyak," ucapnya dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Gabungan Industri Pariwisata Indonesi (GIPI) Bali itu.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012