Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengharapkan Pemerintah China dapat melihat berbagai kesiapan penerapan protokol kesehatan yang telah dilakukan Bali untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara.
"Dengan melihat berbagai kesiapan penerapan protokol kesehatan yang ada di Bali sehingga bisa merekomendasikan kepada jajaran pariwisata terkait yang ada di Tiongkok dan menumbuhkan kepercayaan untuk berkunjung ke Bali," kata Wagub Bali saat mengikuti rapat secara virtual bersama Konsul Jenderal Tiongkok untuk Bali Zhu Xinglong, di Denpasar, Selasa.
Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu menambahkan, sejak dilanda pandemi COVID-19, Pemerintah Provinsi Bali berusaha melakukan penanganan terbaik dalam menghadapi pandemi tersebut, baik dari segi fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas karantina sampai pada fasilitas penyediaan rapid test (tes cepat) dan swab (uji usap).
"Sampai saat ini, kondisi di Bali berangsur-angsur membaik dan Pemprov Bali bersama 'stake holder' pariwisata secara konsisten dan gencar untuk melakukan standar protokol kesehatan di seluruh aspek pariwisata, baik akomodasi perhotelan, kawasan wisatawan, transportasi, kuliner maupun pusat perbelanjaan," ucapnya.
Dengan kesiapan standar protokol kesehatan ini yang diterapkan oleh seluruh masyarakat Bali, maka menurut dia, Bali siap seutuhnya untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara.
Berdasarkan data kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2019 dengan jumlah total 6.275.210 jiwa, wisatawan China berada pada posisi kedua tingkat kunjungan tertinggi ke Pulau Dewata yakni mencapai 1.186.057 jiwa (18,90 persen).
"Hubungan Bali dan Tiongkok selama ini juga memang tidak sebatas hubungan dagang maupun pariwisata semata, melainkan juga dalam hal budaya yang sampai saat ini masih berkembang di tengah-tengah masyarakat," kata Cok Ace.
Sementara itu, Konsul Jenderal Tiongkok untuk Bali Zhu Xinglong menyampaikan apresiasi atas segala upaya yang telah dilakukan Pemprov Bali dalam penanganan pandemi COVID-19.
Ia mengatakan bahwa di Tiongkok sendiri, pariwisata domestik sudah kembali berjalan seperti semula dan sampai saat ini tidak ada kasus positif akibat lalu lintas pariwisata.
"Sedangkan terkait menbuka kembali untuk pariwisata internasional dan kunjungan warga Tiongkok ke luar negeri, sampai saat ini masih menjadi pertimbangan pemerintah setempat, karena semua tergantung dari kesiapan dan keadaan kasus pandemi COVID-19 di masing-masing negara," ucapnya.
Zhu Xinglong mengatakan masyarakat China sudah ingin sekali berlibur ke Bali, baik untuk berwisata maupun melakukan pernikahan di Bali.
Pihaknya pun menginginkan agar Imlek pada 2021, lalu lintas pariwisata antara Indonesia dan China sudah bisa dibuka, namun tetap melihat kondisi yang berkembang saat itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Dengan melihat berbagai kesiapan penerapan protokol kesehatan yang ada di Bali sehingga bisa merekomendasikan kepada jajaran pariwisata terkait yang ada di Tiongkok dan menumbuhkan kepercayaan untuk berkunjung ke Bali," kata Wagub Bali saat mengikuti rapat secara virtual bersama Konsul Jenderal Tiongkok untuk Bali Zhu Xinglong, di Denpasar, Selasa.
Wagub yang biasa disapa Cok Ace itu menambahkan, sejak dilanda pandemi COVID-19, Pemerintah Provinsi Bali berusaha melakukan penanganan terbaik dalam menghadapi pandemi tersebut, baik dari segi fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas karantina sampai pada fasilitas penyediaan rapid test (tes cepat) dan swab (uji usap).
"Sampai saat ini, kondisi di Bali berangsur-angsur membaik dan Pemprov Bali bersama 'stake holder' pariwisata secara konsisten dan gencar untuk melakukan standar protokol kesehatan di seluruh aspek pariwisata, baik akomodasi perhotelan, kawasan wisatawan, transportasi, kuliner maupun pusat perbelanjaan," ucapnya.
Dengan kesiapan standar protokol kesehatan ini yang diterapkan oleh seluruh masyarakat Bali, maka menurut dia, Bali siap seutuhnya untuk menyambut kembali kedatangan wisatawan mancanegara.
Berdasarkan data kunjungan wisman ke Bali sepanjang 2019 dengan jumlah total 6.275.210 jiwa, wisatawan China berada pada posisi kedua tingkat kunjungan tertinggi ke Pulau Dewata yakni mencapai 1.186.057 jiwa (18,90 persen).
"Hubungan Bali dan Tiongkok selama ini juga memang tidak sebatas hubungan dagang maupun pariwisata semata, melainkan juga dalam hal budaya yang sampai saat ini masih berkembang di tengah-tengah masyarakat," kata Cok Ace.
Sementara itu, Konsul Jenderal Tiongkok untuk Bali Zhu Xinglong menyampaikan apresiasi atas segala upaya yang telah dilakukan Pemprov Bali dalam penanganan pandemi COVID-19.
Ia mengatakan bahwa di Tiongkok sendiri, pariwisata domestik sudah kembali berjalan seperti semula dan sampai saat ini tidak ada kasus positif akibat lalu lintas pariwisata.
"Sedangkan terkait menbuka kembali untuk pariwisata internasional dan kunjungan warga Tiongkok ke luar negeri, sampai saat ini masih menjadi pertimbangan pemerintah setempat, karena semua tergantung dari kesiapan dan keadaan kasus pandemi COVID-19 di masing-masing negara," ucapnya.
Zhu Xinglong mengatakan masyarakat China sudah ingin sekali berlibur ke Bali, baik untuk berwisata maupun melakukan pernikahan di Bali.
Pihaknya pun menginginkan agar Imlek pada 2021, lalu lintas pariwisata antara Indonesia dan China sudah bisa dibuka, namun tetap melihat kondisi yang berkembang saat itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020