Pemkab Buleleng, Bali, mengenalkan buah lokal dari berbagai desa lewat pameran rujak dengan bahan utama berupa buah-buahan yang berasal dari desa-desa di Bali utara.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Singaraja, Jumat, mengatakan pameran dan pengenalan buah lokal ini merupakan bagian dari Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal dan Gelar Pangan.
“Dengan upaya pengenalan seperti ini akan dirangkum dan ditentukan buah-buah lokal terbaik untuk dikonsumsi langsung, dibikin jus, atau dijadikan bahan rujak,” kata Bupati Agus Suradnyana saat mengunjungi pameran itu di areal Pelabuhan Buleleng,.
Menurut Bupati, Pemkab Buleleng sudah melakukan banyak hal serupa yang terkait dengan eksplorasi buah dan pangan lokal, antara lain dengan mengadakan Festival Durian dan Festival Manggis.
“Kali ini yang dikumpulkan yakni olahan rujak dari buah lokal Buleleng dan jajanan tradisional khas Buleleng,” katanya.
Baca juga: Buleleng-Badung bekerja sama pasarkan buah lokal jadi "welcome fruit" di hotel
Bupati menambahkan, untuk menciptakan suatu olahan makanan yang berkualitas, bisa dilihat dari bahan yang digunakan serta metode proses pengolahannya. Dari situ nantinya akan lahir produk “sobean”.
“’Sobean’ itu merupakan istilah khas Buleleng, yang berarti terbaik dan memiliki kualitas paling unggul. Siapapun nanti yang mendapatkan gelar sobean pada produknya, saya harap agar terus dipertahankan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng Gede Melandrat menjelaskan giat ini ditujukan untuk menemukan olahan buah lokal berupa rujak yang terbaik. Berbagai macam olahan rujak dan jajanan tradisional khas Buleleng dari tiap-tiap Kecamatan yang ada di Buleleng dilombakan.
"Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan nilai jual pada Usaha Mikro. Mereka berlomba untuk menciptakan olahan makanan yang terbaik dari masing-masing wilayah. Dari sini akan mampu membuktikan bahwa rujak dan jajanan tradisional itu bukan kuliner biasa, dan bisa meningkatkan nilai jual dari cita rasa dan diciptakan,” jelasnya.
Baca juga: Bupati Buleleng gandeng "youtuber" promosikan buah lokal
Pameran itu juga diisi dengan Lomba Rujak Buleleng Berbahan Buah Lokal antar Kecamatan se-Kabupaten Buleleng. Juara-juara lomba itu adalah juara pertama diraih Kecamatan Banjar, juara kedua diraih oleh Kecamatan Seririt, dan juara ketiga diraih oleh Kecamatan Buleleng.
Sementara itu, juara pertama untuk lomba jajanan tradisional berbahan tepung singkong dan tepungs sukun diraih oleh Kecamatan Banjar. Juara kedua dari Kecamatan Buleleng, dan Kecamatan Busungbiu keluar sebagai juara ketiga.
Sedangkan juara lomba explore rujak Buleleng diraih oleh Luh Ayu Marheni dari Desa Beratan, juara kedua Eva Ayu Wijayanti dari Desa Pemaron dan juara ketiga Nyoman Ayu Vitryaningsih asal Kelurahan Banyuning serta sebagai juara harapan diraih Kadek Astrini asal Kelurahan Kaliuntu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana di Singaraja, Jumat, mengatakan pameran dan pengenalan buah lokal ini merupakan bagian dari Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal dan Gelar Pangan.
“Dengan upaya pengenalan seperti ini akan dirangkum dan ditentukan buah-buah lokal terbaik untuk dikonsumsi langsung, dibikin jus, atau dijadikan bahan rujak,” kata Bupati Agus Suradnyana saat mengunjungi pameran itu di areal Pelabuhan Buleleng,.
Menurut Bupati, Pemkab Buleleng sudah melakukan banyak hal serupa yang terkait dengan eksplorasi buah dan pangan lokal, antara lain dengan mengadakan Festival Durian dan Festival Manggis.
“Kali ini yang dikumpulkan yakni olahan rujak dari buah lokal Buleleng dan jajanan tradisional khas Buleleng,” katanya.
Baca juga: Buleleng-Badung bekerja sama pasarkan buah lokal jadi "welcome fruit" di hotel
Bupati menambahkan, untuk menciptakan suatu olahan makanan yang berkualitas, bisa dilihat dari bahan yang digunakan serta metode proses pengolahannya. Dari situ nantinya akan lahir produk “sobean”.
“’Sobean’ itu merupakan istilah khas Buleleng, yang berarti terbaik dan memiliki kualitas paling unggul. Siapapun nanti yang mendapatkan gelar sobean pada produknya, saya harap agar terus dipertahankan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng Gede Melandrat menjelaskan giat ini ditujukan untuk menemukan olahan buah lokal berupa rujak yang terbaik. Berbagai macam olahan rujak dan jajanan tradisional khas Buleleng dari tiap-tiap Kecamatan yang ada di Buleleng dilombakan.
"Ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan nilai jual pada Usaha Mikro. Mereka berlomba untuk menciptakan olahan makanan yang terbaik dari masing-masing wilayah. Dari sini akan mampu membuktikan bahwa rujak dan jajanan tradisional itu bukan kuliner biasa, dan bisa meningkatkan nilai jual dari cita rasa dan diciptakan,” jelasnya.
Baca juga: Bupati Buleleng gandeng "youtuber" promosikan buah lokal
Pameran itu juga diisi dengan Lomba Rujak Buleleng Berbahan Buah Lokal antar Kecamatan se-Kabupaten Buleleng. Juara-juara lomba itu adalah juara pertama diraih Kecamatan Banjar, juara kedua diraih oleh Kecamatan Seririt, dan juara ketiga diraih oleh Kecamatan Buleleng.
Sementara itu, juara pertama untuk lomba jajanan tradisional berbahan tepung singkong dan tepungs sukun diraih oleh Kecamatan Banjar. Juara kedua dari Kecamatan Buleleng, dan Kecamatan Busungbiu keluar sebagai juara ketiga.
Sedangkan juara lomba explore rujak Buleleng diraih oleh Luh Ayu Marheni dari Desa Beratan, juara kedua Eva Ayu Wijayanti dari Desa Pemaron dan juara ketiga Nyoman Ayu Vitryaningsih asal Kelurahan Banyuning serta sebagai juara harapan diraih Kadek Astrini asal Kelurahan Kaliuntu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020