Gubernur Bali Wayan Koster mengajak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bersinergi untuk mewujudkan Bali Bangkit di tengah kondisi perekonomian daerah setempat yang terpuruk akibat pandemi COVID-19.
"Saya sudah punya skema untuk Bali Bangkit, mendorong Indonesia Bangkit dimulai dari Bali. Dengan perkembangan kasus COVID-19 belakangan ini, sebenarnya Bali sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara," kata Koster di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat malam.
Menurut dia, Bali sudah siap menerima kunjungan wisman, tetapi karena kebijakan pusat yang belum mengizinkan, maka kita harus bersabar.
"Yang pasti, saya sudah berkoordinasi untuk menyiapkan sistem dengan para pelaku usaha pariwisata di Bali agar betul-betul tertib di dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kadin Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 itu.
Baca juga: Kemenparekraf adakan "Revitalisasi Bumi" di Nusa Penida sambut kunjungan wisata era baru
Menurut dia, peran Kadin sangat diperlukan guna mendukung rencana dan skema Pemprov Bali dalam menyiapkan diri menyambut wisman.
"Saya berharap agar pelaku ekonomi di Bali betul-betul bisa bersinergi, bekerja sama dengan baik, dengan Kadin maupun juga dengan Pemerintah Provinsi Bali," ucapnya.
Koster menambahkan, kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional mencapai hampir 40 persen yang ditopang dari wisatawan mancanegara, yang pada tahun 2019 itu kunjungan mencapai 6,3 juta orang, sedangkan wisatawan domestik 10,5 juta orang.
"Ini menjadi fundamental perekonomian Bali, sehingga sekarang ini, begitu pariwisata terganggu karena pandemi COVID-19, otomatis Bali menjadi paling terdampak," ucapnya.
Baca juga: Kemenparekraf puji "Kecak New Normal" Bali sambut tatanan kehidupan baru
Oleh karena itu, ke depannya agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian serta pengembangan industri berbasis budaya Bali perlu digenjot.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dalam sambutannya mengatakan walaupun di tengah pandemi, sebagai pengusaha harus tetap bersemangat dan berusaha berbagai hal, beradaptasi dan berinovasi di tengah tantangan ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia.
"Kita tahu Bali mengalami tekanan ekonomi paling besar dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia, karena Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kondisi ekonomi saat ini dalam keadaaan luar biasa. Proses berbisnis pun dijalankan tidak seperti biasa," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Koster, kita harus bekerja secara luar biasa untuk bertahan, sambil menunggu proses vaksinasi berjalan tahun 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Saya sudah punya skema untuk Bali Bangkit, mendorong Indonesia Bangkit dimulai dari Bali. Dengan perkembangan kasus COVID-19 belakangan ini, sebenarnya Bali sudah siap untuk menerima kunjungan wisatawan mancanegara," kata Koster di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Jumat malam.
Menurut dia, Bali sudah siap menerima kunjungan wisman, tetapi karena kebijakan pusat yang belum mengizinkan, maka kita harus bersabar.
"Yang pasti, saya sudah berkoordinasi untuk menyiapkan sistem dengan para pelaku usaha pariwisata di Bali agar betul-betul tertib di dalam menerapkan protokol kesehatan," ujarnya pada acara Pengukuhan dan Pelantikan Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Dewan Pengurus Kadin Provinsi Bali Masa Bakti 2020-2025 itu.
Baca juga: Kemenparekraf adakan "Revitalisasi Bumi" di Nusa Penida sambut kunjungan wisata era baru
Menurut dia, peran Kadin sangat diperlukan guna mendukung rencana dan skema Pemprov Bali dalam menyiapkan diri menyambut wisman.
"Saya berharap agar pelaku ekonomi di Bali betul-betul bisa bersinergi, bekerja sama dengan baik, dengan Kadin maupun juga dengan Pemerintah Provinsi Bali," ucapnya.
Koster menambahkan, kontribusi devisa pariwisata Bali terhadap nasional mencapai hampir 40 persen yang ditopang dari wisatawan mancanegara, yang pada tahun 2019 itu kunjungan mencapai 6,3 juta orang, sedangkan wisatawan domestik 10,5 juta orang.
"Ini menjadi fundamental perekonomian Bali, sehingga sekarang ini, begitu pariwisata terganggu karena pandemi COVID-19, otomatis Bali menjadi paling terdampak," ucapnya.
Baca juga: Kemenparekraf puji "Kecak New Normal" Bali sambut tatanan kehidupan baru
Oleh karena itu, ke depannya agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata, Bali perlu melakukan penataan ulang. Selain pariwisata, sektor pertanian serta pengembangan industri berbasis budaya Bali perlu digenjot.
Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Perkasa Roeslani dalam sambutannya mengatakan walaupun di tengah pandemi, sebagai pengusaha harus tetap bersemangat dan berusaha berbagai hal, beradaptasi dan berinovasi di tengah tantangan ekonomi yang melanda hampir seluruh dunia.
"Kita tahu Bali mengalami tekanan ekonomi paling besar dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia, karena Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Kondisi ekonomi saat ini dalam keadaaan luar biasa. Proses berbisnis pun dijalankan tidak seperti biasa," ucapnya.
Oleh karena itu, kata Koster, kita harus bekerja secara luar biasa untuk bertahan, sambil menunggu proses vaksinasi berjalan tahun 2021.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020