Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB) di Ketewel, Kabupaten Gianyar, kembali memutar sepuluh judul film pendek dalam acara bertajuk Sanubari Jakarta, masing-masing berdurasi sepuluh menit.
"Pemutaran film untuk masyarakat umum secara cuma-cuma itu akan dilakukan selama dua hari, 25-26 April 2012," kata Putu Aryastawa, staf budaya BBB di Denpasar, Sabtu.
Pemutaran film tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan serupa yang digelar di 12 kota besar di Indonesia, yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Manado.
Film indie itu merupakan kompilasi yang lebih populer disebut omnibus dengan produser sineas Lola Amaria dan Fira Sofiana.
Berangkat dari realitas kehidupan kota Jakarta, karya itu secara khusus diperuntukkan bagi komunitas lesbian, gay, biseksual, dan mereka yang peduli pada isu hak asasi manusia.
Penyajian tersebut secara jujur dan apa adanya, tidak serta merta melepaskan sisi-sisi kemanusiaan pada masing-masing tokohnya.
Putu Aryastawa menambahkan bahwa film Sanubari Jakarta tersebut melalui proses panjang selama satu tahun, mulai dari pengerjaan naskah, shooting, hingga pasca produksi yang semuanya dikerjakan di Indonesia.(*/M038/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pemutaran film untuk masyarakat umum secara cuma-cuma itu akan dilakukan selama dua hari, 25-26 April 2012," kata Putu Aryastawa, staf budaya BBB di Denpasar, Sabtu.
Pemutaran film tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan serupa yang digelar di 12 kota besar di Indonesia, yakni Banda Aceh, Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Manado.
Film indie itu merupakan kompilasi yang lebih populer disebut omnibus dengan produser sineas Lola Amaria dan Fira Sofiana.
Berangkat dari realitas kehidupan kota Jakarta, karya itu secara khusus diperuntukkan bagi komunitas lesbian, gay, biseksual, dan mereka yang peduli pada isu hak asasi manusia.
Penyajian tersebut secara jujur dan apa adanya, tidak serta merta melepaskan sisi-sisi kemanusiaan pada masing-masing tokohnya.
Putu Aryastawa menambahkan bahwa film Sanubari Jakarta tersebut melalui proses panjang selama satu tahun, mulai dari pengerjaan naskah, shooting, hingga pasca produksi yang semuanya dikerjakan di Indonesia.(*/M038/T007)
Editor : Nyoman Budhiana
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012