Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan akan ada enam versi vaksin Merah Putih untuk penanganan COVID-19

"Karena menggunakan platform yang berbeda-beda, otomatis nanti akan muncul enam versi vaksin," kata Menristek Bambang dalam konferensi pers virtual yang diadakan di Gedung Graha BNPB Jakarta, Selasa.

Enam versi vaksin tersebut didapatkan dari enam institusi dalam negeri yang mengembangkan vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda-beda, yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Bandung.

Baca juga: Bio Farma: 837 relawan vaksin COVID masuki monitoring efikasi

Vaksin yang dibuat Eijkman dengan platform subunit protein rekombinan sudah mencapai kemajuan lebih dari 50 persen dari skala laboratorium dan direncanakan untuk uji praklinik pada hewan di November 2020.

LIPI mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan fusi. Universitas Gadjah Mada mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan.

Baca juga: Bio Farma produksi 16 juta -17 juta vaksin Sinovac per bulan

Universitas Indonesia mengembangkan vaksin dengan platform DNA, mRNA, dan virus-like-particles.

Institut Teknologi Bandung mengembangkan vaksin dengan platform adenovirus, dan Universitas Airlangga mengembangkan vaksin dengan dua platform yakni adenovirus dan adeno-associated virus (AAV).

Menristek Bambang menuturkan pengembangan vaksin dengan berbagai platrom tersebut sebenarnya mirip dengan yang dilakukan oleh banyak pihak luar negeri seperti AstraZeneca yang menggunakan platform non-replicating viral vector, Moderna yang menggunakan platform RNA.

Bio Farma juga berencana akan membentuk konsorsium bersama perusahaan swasta dalam negeri untuk bisa memproduksi vaksin Merah Putih dengan kapasitas yang lebih besar.


 

Pewarta: Martha Herlinawati S

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020