Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) melaporkan kondisi dunia usaha di Pulau Dewata pada triwulan III-2020 sudah menunjukkan perbaikan, meskipun masih berada pada level yang lebih rendah dibandingkan kondisi normalnya.
"Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) SKDU pada triwulan III-2020 berada pada level -33,6 persen tidak sedalam kondisi pada triwulan II — 2020 yang berada pada level -62,1 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Senin.
Menurut, Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di Provinsi Bali dilaksanakan setiap tiga bulan untuk mendapatkan indikasi dan informasi dini mengenai perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan, yaitu triwulan yang sedang berjalan dan perkiraan pada triwulan yang akan datang.
"Survei untuk triwulan III-2020 telah diselenggarakan selama bulan September 2020 terhadap sekitar 129 responden. Hasil dari SKDU ditunjukkan melalui Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT)," ujar Trisno.
Metode Saldo Bersih dihitung berdasarkan selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban membaik dibandingkan dengan persentase responden yang memberikan jawaban menurun. Hasil Nilai SBT tersebut kemudian dibobot dengan pangsa masing-masing sektor untuk mendapatkan perkiraan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.
Baca juga: BI: Kredit perbankan di Bali mulai meningkat
Trisno menambahkan, perbaikan kondisi dunia usaha tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yaitu akomodasi dan makan minum, pertanian serta perdagangan besar dan eceran.
"Membaiknya kondisi dunia usaha tersebut seiring dengan perbaikan kapasitas usaha. Indeks kapasitas usaha di provinsi Bali pada triwulan II-2020 sebesar -59,7 persen meningkat menjadi 67,59 persen di triwulan III," ucapnya.
Perkembangan sektor akomodasi dan makan minum pada triwulan III 2020 menunjukkan Nilai SBT pada level -9,75 persen, membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II-2020 pada level -17,55 persen.
"Kondisi ini didorong oleh dibukanya kembali pariwisata di Bali, adanya 'long weekend' pada bulan Agustus 2020, serta didukung promosi yang dilakukan hotel untuk menarik kunjungan," katanya.
Di sisi lain, lanjut Trisno, kinerja pertanian juga membaik dengan Nilai SBT triwulan III 2020 pada level -8,17 persen yang membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II 2020 pada level -12,18 persen. Perbaikan terutama bersumber dari kembali membaiknya kinerja sub sektor peternakan yang sempat mengalami penurunan cukup dalam di triwulan II — 2020.
"Kinerja sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan perbaikan dari triwulan II 2020 dengan nilai SBT pada level -8,70 persen menjadi triwulan III 2020 pada level -1," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) SKDU pada triwulan III-2020 berada pada level -33,6 persen tidak sedalam kondisi pada triwulan II — 2020 yang berada pada level -62,1 persen," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Senin.
Menurut, Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha di Provinsi Bali dilaksanakan setiap tiga bulan untuk mendapatkan indikasi dan informasi dini mengenai perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan, yaitu triwulan yang sedang berjalan dan perkiraan pada triwulan yang akan datang.
"Survei untuk triwulan III-2020 telah diselenggarakan selama bulan September 2020 terhadap sekitar 129 responden. Hasil dari SKDU ditunjukkan melalui Nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT)," ujar Trisno.
Metode Saldo Bersih dihitung berdasarkan selisih antara persentase responden yang memberikan jawaban membaik dibandingkan dengan persentase responden yang memberikan jawaban menurun. Hasil Nilai SBT tersebut kemudian dibobot dengan pangsa masing-masing sektor untuk mendapatkan perkiraan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.
Baca juga: BI: Kredit perbankan di Bali mulai meningkat
Trisno menambahkan, perbaikan kondisi dunia usaha tersebut bersumber dari beberapa sektor utama yaitu akomodasi dan makan minum, pertanian serta perdagangan besar dan eceran.
"Membaiknya kondisi dunia usaha tersebut seiring dengan perbaikan kapasitas usaha. Indeks kapasitas usaha di provinsi Bali pada triwulan II-2020 sebesar -59,7 persen meningkat menjadi 67,59 persen di triwulan III," ucapnya.
Perkembangan sektor akomodasi dan makan minum pada triwulan III 2020 menunjukkan Nilai SBT pada level -9,75 persen, membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II-2020 pada level -17,55 persen.
"Kondisi ini didorong oleh dibukanya kembali pariwisata di Bali, adanya 'long weekend' pada bulan Agustus 2020, serta didukung promosi yang dilakukan hotel untuk menarik kunjungan," katanya.
Di sisi lain, lanjut Trisno, kinerja pertanian juga membaik dengan Nilai SBT triwulan III 2020 pada level -8,17 persen yang membaik dibandingkan dengan kondisi triwulan II 2020 pada level -12,18 persen. Perbaikan terutama bersumber dari kembali membaiknya kinerja sub sektor peternakan yang sempat mengalami penurunan cukup dalam di triwulan II — 2020.
"Kinerja sektor perdagangan besar dan eceran juga menunjukkan perbaikan dari triwulan II 2020 dengan nilai SBT pada level -8,70 persen menjadi triwulan III 2020 pada level -1," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020