Turki pada Rabu (16/9) memulai uji coba tahap terakhir, Fase III, vaksin eksperimental virus corona buatan China, Sinovac, kata menteri kesehatan.
"Pemberian pertama vaksin Sinovac dimulai pada tiga petugas kesehatan di Universitas Hacettepe, yang secara sukarela mengambil bagian dalam uji coba," kata Menkes Fahrettin Koca pada konferensi pers.
Vaksin akan diberikan kepada 1.200 hingga 1.300 petugas kesehatan selama 10 hari dan dosis kedua akan diberikan 14 hari setelahnya, menurut laporan stasiun penyiaran CNN Turk dan Haberturk.
Hasil uji coba akan dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Koca menambahkan bahwa Turki tetap melanjutkan upayanya sendiri dalam mengembangkan vaksin.
Baca juga: Bio Farma kerjakan proses akhir vaksin COVID-19
Kandidat vaksin Sinovac nantinya akan diberikan kepada para relawan yang memiliki penyakit kronis, dan vaksinasi direncanakan akan dilakukan pada 13.000 orang, kata kedua saluran televisi tersebut.
Koca juga mengatakan 63 lebih orang meninggal karena COVID-19 dalam 24 jam terakhir, dan ada 1.771 kasus baru.
Menkes minggu lalu mengumumkan bahwa pengerjaan Tahap 3 telah dimulai pada kandidat vaksin China itu, juga pada kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh Pfizer.
Permintaan Rusia untuk melakukan uji coba Fase III di Turki atas vaksin eksperimental sedang dievaluasi dan keputusan kemungkinan akan dibuat pekan ini, katanya.
China sedang melakukan vaksinasi eksperimental anti virus corona pada puluhan ribu warganya.
Langkah tersebut menarik minat internasional, kendati ada kekhawatiran di kalangan para ahli soal keamanan obat yang belum menyelesaikan pengujian standar.
China meluncurkan program penggunaan darurat vaksin pada Juli.
Baca juga: Luhut mau tambah20 juta dosis vaksin dari UEA
Otoritas negara itu menawarkan tiga suntikan eksperimental, yaitu yang dikembangkan oleh unit raksasa farmasi negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Biotech yang terdaftar di AS.
Vaksin virus corona keempat, yang sedang dikembangkan oleh CanSino Biologics, telah disetujui untuk digunakan oleh militer China pada Juni.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pemberian pertama vaksin Sinovac dimulai pada tiga petugas kesehatan di Universitas Hacettepe, yang secara sukarela mengambil bagian dalam uji coba," kata Menkes Fahrettin Koca pada konferensi pers.
Vaksin akan diberikan kepada 1.200 hingga 1.300 petugas kesehatan selama 10 hari dan dosis kedua akan diberikan 14 hari setelahnya, menurut laporan stasiun penyiaran CNN Turk dan Haberturk.
Hasil uji coba akan dikirim ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Koca menambahkan bahwa Turki tetap melanjutkan upayanya sendiri dalam mengembangkan vaksin.
Baca juga: Bio Farma kerjakan proses akhir vaksin COVID-19
Kandidat vaksin Sinovac nantinya akan diberikan kepada para relawan yang memiliki penyakit kronis, dan vaksinasi direncanakan akan dilakukan pada 13.000 orang, kata kedua saluran televisi tersebut.
Koca juga mengatakan 63 lebih orang meninggal karena COVID-19 dalam 24 jam terakhir, dan ada 1.771 kasus baru.
Menkes minggu lalu mengumumkan bahwa pengerjaan Tahap 3 telah dimulai pada kandidat vaksin China itu, juga pada kandidat vaksin lain yang dikembangkan oleh Pfizer.
Permintaan Rusia untuk melakukan uji coba Fase III di Turki atas vaksin eksperimental sedang dievaluasi dan keputusan kemungkinan akan dibuat pekan ini, katanya.
China sedang melakukan vaksinasi eksperimental anti virus corona pada puluhan ribu warganya.
Langkah tersebut menarik minat internasional, kendati ada kekhawatiran di kalangan para ahli soal keamanan obat yang belum menyelesaikan pengujian standar.
China meluncurkan program penggunaan darurat vaksin pada Juli.
Baca juga: Luhut mau tambah20 juta dosis vaksin dari UEA
Otoritas negara itu menawarkan tiga suntikan eksperimental, yaitu yang dikembangkan oleh unit raksasa farmasi negara China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) dan Sinovac Biotech yang terdaftar di AS.
Vaksin virus corona keempat, yang sedang dikembangkan oleh CanSino Biologics, telah disetujui untuk digunakan oleh militer China pada Juni.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020