Sleman (Antara Bali) - Korban bencana erupsi Gunung Merapi 2010 dari Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kini mulai bangkit perekonomiannya melalui usaha membuat berbagai makanan olahan seperti bakpia telo atau ketela, hingga produk kerajinan asesoris/pernak-pernik perhiasan dan suvenir.
Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan warga korban bencana yang saat ini tinggal di hunian sementara atau shelter Gondang I, Desa Wukirsari, Cangkringan ini sedikit banyak telah mampu mengangkat perekonomian mereka.
"Mereka bangkit melalui produk-produk kerajinan yang dihasilkan seperti keripik tempe, susu instan, ampyang, stik keju dan berbagai asesoris seperti kalung, gelang dan juga keping VCD erupsi Merapi. Namun yang menjadi andalan saat ini adalah bakpia telo yang banyak digemari wisatawan," kata Ketua Koperasi Syariah Kaliadem Sejahtera Sutarno, Sabtu.
Menurut dia, bakpia telo adalah bakpia dengan isi dari ubi jalar unggu dan bukan dari kacang ijo."Di daerah sini banyak terdapat ubi jalar unggu, sehingga ini memunculkan ide bagi para korban erupsi Merapi untuk mengembangkan jenis usaha bakpia telo ini," katanya.
Ia mengatakan, saat ini omzet untuk bakpia telo ini cukup lumayan rata-rata dalam satu minggu bisa terjual 200 dus. "Satu dus berisi 10 bakpia dan untuk satu dusnya dijual dengan harga Rp10 ribu," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan warga korban bencana yang saat ini tinggal di hunian sementara atau shelter Gondang I, Desa Wukirsari, Cangkringan ini sedikit banyak telah mampu mengangkat perekonomian mereka.
"Mereka bangkit melalui produk-produk kerajinan yang dihasilkan seperti keripik tempe, susu instan, ampyang, stik keju dan berbagai asesoris seperti kalung, gelang dan juga keping VCD erupsi Merapi. Namun yang menjadi andalan saat ini adalah bakpia telo yang banyak digemari wisatawan," kata Ketua Koperasi Syariah Kaliadem Sejahtera Sutarno, Sabtu.
Menurut dia, bakpia telo adalah bakpia dengan isi dari ubi jalar unggu dan bukan dari kacang ijo."Di daerah sini banyak terdapat ubi jalar unggu, sehingga ini memunculkan ide bagi para korban erupsi Merapi untuk mengembangkan jenis usaha bakpia telo ini," katanya.
Ia mengatakan, saat ini omzet untuk bakpia telo ini cukup lumayan rata-rata dalam satu minggu bisa terjual 200 dus. "Satu dus berisi 10 bakpia dan untuk satu dusnya dijual dengan harga Rp10 ribu," katanya.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012