Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati meminta program-program pariwisata pada masa adaptasi kebiasaan baru yang di Bali biasa disebut tatanan kehidupan era baru terus dimatangkan.
"Pantai Kuta sudah ada pengunjung, beberapa restoran di Sanur juga sudah diisi pembeli, ini tanda positif untuk ekonomi Bali," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Pemulihan Ekonomi Pariwisata Bali Akibat Dampak COVID-19, di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, Cok Ace meminta untuk segera dibuatkan pedoman yang baku tentang protokol kesehatan COVID-19 di industri pariwisata.
"Meskipun sebelumnya kita sudah bergerak duluan. Kita sudah melakukan sertifikasi industri pariwisata, sudah sering melakukan webminar dengan pasar asing juga, tapi saat ini kita perlu intensifkan segera untuk menyambut wisatawan Nusantara yang akan dibuka tanggal 31 Juli mendatang," ujarnya.
Ia juga berharap, Bali bisa mendapatkan prioritas penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, mengingat semua daerah di Indonesia saat ini mengalami hambatan laju ekonomi karena pandemi ini, namun Bali bisa dikatakan paling terpukul.
Baca juga: Bali siapkan langkah cegah risiko penularan COVID-19 dari wisman
"Bali mengandalkan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi, kita paling terdampak. Jadi saya harap kita dapat atensi dari pusat," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan hingga saat ini memang belum ada perkembangan wisatawan mancanegara yang akan masuk ke Bali meskipun pariwisata untuk wisatawan mancanegara akan dibuka 11 September mendatang yang penyebabnya mungkin karena kebijakan tiap negara berbeda-beda.
Pada kesempatan tersebut ia tetap melaporkan berbagai langkah yang telah disiapkan pemerintah guna mengundang wisatawan mancanegara.
"Kami terus sebarkan berbagai penerapan protokol kesehatan kepada industri pariwisata, sehingga bisa diimplementasikan secara menyeluruh," ucapnya.
Selain itu, sertifikasi industri pariwisata telah dijalankan. Hal tersebut untuk meyakinkan wisatawan bahwa Bali benar-benar siap dalam pelayanan di masa pandemi ini.
Di samping itu, ia juga ingin mengintensifkan implementasi Pergub Bali Nomor 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali kepada Hotel dan Restoran.
Baca juga: Wagub Bali resmikan tatanan kehidupan era baru dan digitalisasi di Desa Wisata Blimbingsari
"Hal ini bertujuan untuk membantu para UMKM kita yang terdampak juga karena COVID-19," ujar Astawa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pantai Kuta sudah ada pengunjung, beberapa restoran di Sanur juga sudah diisi pembeli, ini tanda positif untuk ekonomi Bali," kata Wagub Bali yang akrab dipanggil Cok Ace itu saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Pemulihan Ekonomi Pariwisata Bali Akibat Dampak COVID-19, di Denpasar, Rabu.
Oleh karena itu, Cok Ace meminta untuk segera dibuatkan pedoman yang baku tentang protokol kesehatan COVID-19 di industri pariwisata.
"Meskipun sebelumnya kita sudah bergerak duluan. Kita sudah melakukan sertifikasi industri pariwisata, sudah sering melakukan webminar dengan pasar asing juga, tapi saat ini kita perlu intensifkan segera untuk menyambut wisatawan Nusantara yang akan dibuka tanggal 31 Juli mendatang," ujarnya.
Ia juga berharap, Bali bisa mendapatkan prioritas penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, mengingat semua daerah di Indonesia saat ini mengalami hambatan laju ekonomi karena pandemi ini, namun Bali bisa dikatakan paling terpukul.
Baca juga: Bali siapkan langkah cegah risiko penularan COVID-19 dari wisman
"Bali mengandalkan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi, kita paling terdampak. Jadi saya harap kita dapat atensi dari pusat," ucap pria yang juga Ketua PHRI Bali itu.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan hingga saat ini memang belum ada perkembangan wisatawan mancanegara yang akan masuk ke Bali meskipun pariwisata untuk wisatawan mancanegara akan dibuka 11 September mendatang yang penyebabnya mungkin karena kebijakan tiap negara berbeda-beda.
Pada kesempatan tersebut ia tetap melaporkan berbagai langkah yang telah disiapkan pemerintah guna mengundang wisatawan mancanegara.
"Kami terus sebarkan berbagai penerapan protokol kesehatan kepada industri pariwisata, sehingga bisa diimplementasikan secara menyeluruh," ucapnya.
Selain itu, sertifikasi industri pariwisata telah dijalankan. Hal tersebut untuk meyakinkan wisatawan bahwa Bali benar-benar siap dalam pelayanan di masa pandemi ini.
Di samping itu, ia juga ingin mengintensifkan implementasi Pergub Bali Nomor 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali kepada Hotel dan Restoran.
Baca juga: Wagub Bali resmikan tatanan kehidupan era baru dan digitalisasi di Desa Wisata Blimbingsari
"Hal ini bertujuan untuk membantu para UMKM kita yang terdampak juga karena COVID-19," ujar Astawa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020