Selama pandemi COVID-19, Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Kabupaten Gianyar, Bali, mulai menerapkan sistem "The Plastic Exchange" yaitu menukarkan sampah plastik dengan beras yang rutin diadakan satu bulan sekali.
"Sistemnya menggunakan poin, jadi kita menerima semua jenis plastik, kantong plastik, botol plastik dan lain-lain. Poin yang diperoleh tergantung dari berat plastik yang dibawa, kemudian ditukarkan dengan beras," kata Kepala Dusun Banjar Dinas Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Gianyar, Made Astawa, saat ditemui di Gianyar, Selasa.
Astawa menjelaskan secara rinci pembagian poin penukaran yaitu untuk 1 kg plastik kering dihitung 1 poin, 2 kg plastik basah dihitung 1 poin, 3 kg botol plastik ukuran medium dihitung 1 poin dan 4 kg botol plastik berat dihitung 1 poin.
Baca juga: Bupati Gianyar bangun pengolahan sampah di Bedulu
Sistem penukarannya, pertama warga Banjar Pesalakan mengumpulkan sampah plastik yang telah terurai sesuai kategori plastik. Kemudian tukarkan sampah plastik tersebut dengan poin untuk mendapatkan beras.
"Di bulan Juli ini, kita sudah menerapkan sistem tukar sampah plastik dengan beras. Hasilnya tercatat ada 523,5 kg sampah plastik dengan jumlah beras yang ditukarkan seberat 252 kg. Kita sudah menyiapkan 300 kg beras untuk ditukarkan," katanya.
Ia menjelaskan selama masa pandemi COVID-19 jumlah sampah plastik mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan pemulung tidak diperbolehkan masuk selama tiga bulan ini (masa COVID).
"Kalau dibilang peningkatannya standar saja karena COVID ini biasanya rutin diambil oleh pemulung. Tapi sekarang sejak ada ide ini, masyarakat tidak bergantung pada pemulung dan bisa belajar memilah plastik sendiri dan menghasilkan daya tukar lebih tinggi," katanya.
Baca juga: Bupati Gianyar resmikan pengolahan sampah di Tegallalang
Peningkatan sampah plastik, paling banyak berasal dari sampah rumah tangga dan dari warung-warung. Kata Astawa, satu warung bisa menghasilkan 26 kg yang sudah terkumpul selama tiga bulan.
Selanjutnya, sampah plastik yang sudah terkumpul akan diserahkan kepada salah satu donatur penggiat sampah asal Sukawati, Kabupaten Gianyar untuk diolah menjadi barang daur ulang yang berguna.
"Ke depan masyarakat agar berkelanjutan dan bisa melihat sampah ini ada nilainya dengan memilah dan tidak membuang sampah sembarangan serta tidak dibakar," tegas Astawa.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020