Dr I Made Suarta, SH, MHum dilantik menjadi rektor pertama di Universitas Mahadewa Indonesia, yang sebelumnya kampus ini bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (IKIP PGRI) Bali.

"Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan, Ida Sanghyang Widhi Wasa atas kekuatan yang diberikan kepada kami sehingga mampu mewujudkan apa yang menjadi keinginan atau impian kami di lembaga ini," kata Suarta disela-sela acara pelantikan di kampus setempat, di Denpasar, Sabtu (18/7).

Dalam menjalankan roda kepemimpinannya, ia dan seluruh sivitas akademika dalam mengemban tugas akan menerapkan empat kecerdasan, yakni Kecerdasan Spiritual, Intelektual, Emosional dan Sosial.

Pihaknya berharap para pejabat struktural yang baru dilantik di kampus setempat itu, semakin dekat dan mendapatkan hati masyarakat dengan berbagai prestasi.

Rektor Suarta yang sebelumnya sudah tiga kali masa jabatan memimpin IKIP PGRI Bali itu menyebut sejumlah tugas utama yang akan dijalankan, yakni pertama, menyosialisasikan nama Universitas Mahadewa Indonesia. 

"Di tengah pandemi COVID-19, bagaimana caranya melakukan sosialisasi supaya masyarakat tahu bahwa universitas ini bagian yang tidak terpisahkan dari IKIP PGRI Bali," ujarnya.

Baca juga: Kemendikbud luncurkan program Guru Penggerak untuk majukan pendidikan

Tugas utama berikutnya yakni melakukan langkah riil dengan migrasi data agar berjalan sesuai rencana dan mereformasi hal-hal yang ada di bawah IKIP PGRI Bali seperti statuta, kurikulum, dan visi misi. "Secepat mungkin kami bisa menyatu universitas lainnya di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ucapnya.

Terkait dengan perubahan nama kampus dari IKIP PGRI Bali menjadi Universitas Mahadewa Indonesia, Rektor Suarta mengatakan agar pihaknya bisa lebih leluasa bergerak dalam berbagai disiplin ilmu yang diinginkan. "Siapa tahu Tuhan memberkati kami di sini, nantinya bisa membuka Prodi Kedokteran ke depannya," katanya berharap.

Latar belakang perubahan nama juga dimulai ketika dirinya dilantik pertama kali sebagai rektor dan mendapat pesan dari Ketua Pengurus Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Bali.

"Beliau berpesan, langkah sama saja apa yang dicapai hari ini itu suatu langkah yang mundur. Karena itulah saya bertekad untuk berubah dalam arti yang baik, karena kita selalu berinovasi. Situasi dan kondisi membuat kami harus mengubah diri menjadi universitas," katanya.

Universitas Mahadewa Indonesia saat ini memiliki 13 program studi (prodi), di antaranya sembilan prodi dari IKIP PGRI dan tiga prodi dari Sekolah Tinggi Manajemen Infomatika dan Komputer (STMIK) Denpasar, serta satu tambahan Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

Sebanyak 13 prodi ini akan dimasukkan ke dalam dua fakultas, yakni Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan dan Fakultas Teknik Informatika.

"Dulu kami di IKIP PGRI memiliki lima fakultas, tetapi sekarang saat sudah menjadi Universitas Mahadewa Indonesia kami bentuk jadi dua fakultas. Jadi lima fakultas yang dulu dijadikan satu fakultas yakni Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, kemudian fakultas dan program studi dari STMIK Denpasar akan menjadi Fakultas Teknik di Universitas Mahadewa Indonesia," katanya.

Baca juga: Mendikbud tegaskan tak ada rencana permanenkan pendidikan jarak jauh

Sementara itu, Ketua Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan IKIP PGRI Bali IGB Arthanegara berharap dengan pelantikan yang bertepatan dengan Hari Suci Tumpek Landep yang dipercaya sebagai hari untuk ketajaman pikiran, maka rektor yang dilantik juga memiliki ketajaman berpikir dalam mengemban tugasnya.

Arthanegara pun mengemukakan sejumlah alasan dipercayanya Made Suarta menjadi Rektor Universitas Mahadewa Indonesia, yakni berdasarkan hasil keputusan rapat Yayasan, dengan mengkaji cukup dalam terhadap figur Made Suarta yang merupakan alumni IKIP PGRI Bali dan melihat dedikasi selama menjadi Rektor IKIP PGRI Bali.

"Selama menjabat, Rektor selalu mengedepankan disiplin, kerja keras, kerja ikhlas dan tuntas, tentu ini menjadi sebuah pemikiran untuk menjadikan rektor kembali di Universitas Mahadewa Indonesia," ucapnya.

Selain itu, komitmen dari sosok Rektor Suarta tidak diragukan lagi, melihat beban yang dihadapi cukup berat mengubah dari IKIP PGRI menjadi universitas sudah terlewati perjuangannya selama tiga tahun.

"Kami mempercayai Beliau untuk memimpin universitas ini. Mudah-mudahan apa yang menjadi harapan kita bersama mampu tercapai ke depan," kata Arthanegara.
 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020