Bupati Badung, Bali, I Nyoman Giri Prasta mengatakan, daerah kawasan sekitar Bendungan Sidan yang sedang dibangun di wilayah Desa Belok, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, akan dijadikan kawasan wisata terpadu dan terintegrasi.
"Kawasan wisata terpadu dan terintegrasinya dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis 'one village one product' dengan mengedepankan agro-tourism, eco-turism, health-tourism dan culture-tourism yang dibalut dalam konsep desa wisata," ujar Bupati Giri Prasta, saat meninjau pembangunan bendungan yang merupakan salah satu dari 65 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) itu, Rabu.
Ia mengatakan, air dari bendungan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk menggairahkan sektor pertanian dengan merubah lahan kering menjadi lahan basah.
Pihaknya juga akan membangun sistem pertanian kontemporer dengan hasil produksi petani yang ditingkatkan serta lahannya yang dijadikan lokasi agrowisata.
"Ini untuk mewujudkan kesejahteraan petani sehingga akan menumbuhkan rasa bangga generasi muda menggeluti dunia pertanian. Dengan adanya bendungan ini kami juga berharap mampu memberikan kemakmuran sebesar-besarnya untuk masyarakat yang ada di wilayah sekitarnya," kata Bupati Giri Prasta.
Baca juga: Pecalang Jimbaran-Bali awasi protokol kesehatan pengunjung pantai
Menurutnya, Bendungan Sidan tersebut dalam proyeksinya juga akan menjadi ikon pariwisata baru tanpa merubah kontur wilayah Badung Utara sebagai wilayah konservasi.
Bupati Giri Prasta menambahkan, dengan kapasitas air 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan juga akan menjadi sumber air baku bagi lima kabupaten/kota di Bali yakni Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan dan Kota Denpasar.
Sementara itu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan Bali-Penida, Gusti Putu Wandira menjelaskan, Bendungan Sidan diproyeksikan akan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata dan yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1,75 m3/detik. Selain itu, bendungan juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)
"Sidan merupakan bendungan tipe Zonel dengan inti tegak memiliki panjang puncak 158 meter dan lebar puncak 8,5 meter, yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung. Bendungan ini juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter dengan diameter lima meter, yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 m/m per detik menjadi 138,20 m per detik debit keluar," katanya.
Pembangunannya dikerjakan oleh Konsorsium PT. Brantas Abipraya (Persero) - PT. Universal Suryaprima, dengan kontrak senilai Rp 800 miliar. Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 tersebut, saat ini progres fisiknya mencapai 18 persen dan ditargetkan akan selesai pada 2021.
Baca juga: Badung minta pengelola wisata aktif ajukan permohonan verifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kawasan wisata terpadu dan terintegrasinya dengan memanfaatkan potensi wilayah berbasis 'one village one product' dengan mengedepankan agro-tourism, eco-turism, health-tourism dan culture-tourism yang dibalut dalam konsep desa wisata," ujar Bupati Giri Prasta, saat meninjau pembangunan bendungan yang merupakan salah satu dari 65 bendungan yang menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) itu, Rabu.
Ia mengatakan, air dari bendungan tersebut juga akan dimanfaatkan untuk menggairahkan sektor pertanian dengan merubah lahan kering menjadi lahan basah.
Pihaknya juga akan membangun sistem pertanian kontemporer dengan hasil produksi petani yang ditingkatkan serta lahannya yang dijadikan lokasi agrowisata.
"Ini untuk mewujudkan kesejahteraan petani sehingga akan menumbuhkan rasa bangga generasi muda menggeluti dunia pertanian. Dengan adanya bendungan ini kami juga berharap mampu memberikan kemakmuran sebesar-besarnya untuk masyarakat yang ada di wilayah sekitarnya," kata Bupati Giri Prasta.
Baca juga: Pecalang Jimbaran-Bali awasi protokol kesehatan pengunjung pantai
Menurutnya, Bendungan Sidan tersebut dalam proyeksinya juga akan menjadi ikon pariwisata baru tanpa merubah kontur wilayah Badung Utara sebagai wilayah konservasi.
Bupati Giri Prasta menambahkan, dengan kapasitas air 3,82 juta meter kubik, Bendungan Sidan juga akan menjadi sumber air baku bagi lima kabupaten/kota di Bali yakni Badung, Gianyar, Bangli, Tabanan dan Kota Denpasar.
Sementara itu Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Bendungan Bali-Penida, Gusti Putu Wandira menjelaskan, Bendungan Sidan diproyeksikan akan memberikan manfaat bagi konservasi air, pariwisata dan yang paling utama adalah penyediaan air baku sebesar 1,75 m3/detik. Selain itu, bendungan juga memiliki potensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh)
"Sidan merupakan bendungan tipe Zonel dengan inti tegak memiliki panjang puncak 158 meter dan lebar puncak 8,5 meter, yang sumber airnya berasal dari Sungai Ayung. Bendungan ini juga dilengkapi terowongan pengelak sepanjang 555 meter dengan diameter lima meter, yang berfungsi untuk pengendali banjir dari debit masuk sebesar 405,09 m/m per detik menjadi 138,20 m per detik debit keluar," katanya.
Pembangunannya dikerjakan oleh Konsorsium PT. Brantas Abipraya (Persero) - PT. Universal Suryaprima, dengan kontrak senilai Rp 800 miliar. Bendungan yang mulai dibangun Oktober 2018 tersebut, saat ini progres fisiknya mencapai 18 persen dan ditargetkan akan selesai pada 2021.
Baca juga: Badung minta pengelola wisata aktif ajukan permohonan verifikasi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020