Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Bali, melakukan vaksinasi rabies secara massal yang difokuskan di Kecamatan Kuta Selatan guna mencegah penyebaran kembali penyakit rabies.
"Kegiatan ini kami lakukan karena tahun 2020 masih terdapat kasus gigitan positif di wilayah Kuta Selatan sehingga perlu segera ditangani secara serius. Sesuai data tahun 2019, di Kuta Selatan juga terdapat sekitar 15 ribu Hewan Penular Rabies (HPR)," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, di Mangupura, Rabu.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya tetap menerjunkan tim yang terdiri dari dokter hewan untuk melakukan vaksinasi rabies secara gratis kepada masyarakat.
Hanya saja untuk keselamatan anggota tim dan masyarakat terkait dengan pandemi COVID-19, pihaknya meminta kepada warga untuk membawa binatang peliharaannya ke balai banjar sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Biasanya kami jemput bola ke rumah warga, tapi pada pelaksanaan vaksinasi kali ini, karena masih terjadi wabah COVID-19, kami imbau warga agar datang ke balai banjar," katanya.
Baca juga: Gubernur Koster targetkan 2020 Bali bebas rabies
Wayan Wijana mengatakan, masyarakat yang membawa anjing dan kucing untuk divaksin, diatur oleh petugas secara bergiliran untuk menghindari kerumunan serta diwajibkan memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk tempat vaksinasi sebagai penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.
"Berdasarkan hasil pemantauan kami di lapangan saat pelaksanaan vaksinasi rabies di Banjar Angga Swara Kelurahan Jimbaran kemarin, warga yang datang dari berbagai kompleks perumahan antusias membawa hewan peliharaannya untuk divaksin oleh tim yang kami terjunkan," ungkap Wayan Wijana.
Selain menyelenggarakan kegiatan vaksinasi, untuk mencegah terjadinya penyakit rabies, Wayan Wijana juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menjaga dan merawat binatang peliharaannya dalam kandang atau pekarangan masing-masing
Hal tersebut dilakukan agar hewan tidak mengganggu warga lainnya dan menghindari kontak dengan anjing liar yang berpotensi menyebarkan rabies.
"Mengingat Kuta Selatan ini adalah destinasi wisata internasional sehingga kejadian kecil bisa merusak citra pariwisata Bali," ujar Wayan Wijana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Kegiatan ini kami lakukan karena tahun 2020 masih terdapat kasus gigitan positif di wilayah Kuta Selatan sehingga perlu segera ditangani secara serius. Sesuai data tahun 2019, di Kuta Selatan juga terdapat sekitar 15 ribu Hewan Penular Rabies (HPR)," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana, di Mangupura, Rabu.
Pada kegiatan tersebut, pihaknya tetap menerjunkan tim yang terdiri dari dokter hewan untuk melakukan vaksinasi rabies secara gratis kepada masyarakat.
Hanya saja untuk keselamatan anggota tim dan masyarakat terkait dengan pandemi COVID-19, pihaknya meminta kepada warga untuk membawa binatang peliharaannya ke balai banjar sesuai jadwal yang telah ditentukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
"Biasanya kami jemput bola ke rumah warga, tapi pada pelaksanaan vaksinasi kali ini, karena masih terjadi wabah COVID-19, kami imbau warga agar datang ke balai banjar," katanya.
Baca juga: Gubernur Koster targetkan 2020 Bali bebas rabies
Wayan Wijana mengatakan, masyarakat yang membawa anjing dan kucing untuk divaksin, diatur oleh petugas secara bergiliran untuk menghindari kerumunan serta diwajibkan memakai masker dan cuci tangan sebelum masuk tempat vaksinasi sebagai penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.
"Berdasarkan hasil pemantauan kami di lapangan saat pelaksanaan vaksinasi rabies di Banjar Angga Swara Kelurahan Jimbaran kemarin, warga yang datang dari berbagai kompleks perumahan antusias membawa hewan peliharaannya untuk divaksin oleh tim yang kami terjunkan," ungkap Wayan Wijana.
Selain menyelenggarakan kegiatan vaksinasi, untuk mencegah terjadinya penyakit rabies, Wayan Wijana juga mengimbau kepada seluruh masyarakat agar menjaga dan merawat binatang peliharaannya dalam kandang atau pekarangan masing-masing
Hal tersebut dilakukan agar hewan tidak mengganggu warga lainnya dan menghindari kontak dengan anjing liar yang berpotensi menyebarkan rabies.
"Mengingat Kuta Selatan ini adalah destinasi wisata internasional sehingga kejadian kecil bisa merusak citra pariwisata Bali," ujar Wayan Wijana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020