Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah berkolaborasi dengan UKMC FEB UI, Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI), dan QASA menggagas Gerakan Toko BERSAMA (BERsih, SehAt, MAju) untuk membantu toko dan warung tradisional agar tetap berkembang di masa normal baru.
Pada peluncuran Gerakan Toko BERSAMA di Gedung Smesco Jakarta, Senin, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan inisiasi gerakan toko bersama merupakan salah satu solusi untuk bertahan di saat krisis, sekaligus meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko/warung tradisional untuk bersiap memasuki normal baru diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat, dan aman.
“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit. Gerakan Toko BERSAMA diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di Tanah Air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,” kata Menkop.
Menurut Teten, masa pandemi ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat dari offline menuju online di mana aktivitas belanja melalui aplikasi dan daring meningkat 25 persen-40 persen sebagaimana riset McKinsey & Company pada 2020.
"Untuk itu, tidak hanya penerapan SOP sehat, bersih, dan aman, namun juga diharapkan pengembangan toko/warung tradisional menjadi lebih modern dan berbasis digital melalui pemanfaatan teknologi,” ucap Teten.
Contohnya, lanjut Teten, dengan penerapan sistem inventori, pemesanan secara online, pembayaran digital, dan pengaturan layout produk yang menarik dan bersih.
Baca juga: Menkop dorong pelaku UMKM manfaatkan platform digital
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani tetapkan aturan penjaminan untuk UMKM
Saat ini, kata Teten, pemerintah gencar mendorong produk-produk KUMKM melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia. "Kios dan warung diharapkan menjadi bagian dari gerakan program tersebut dengan menyediakan ruang bagi penjualan produk-produk KUMKM,” kata Menkop.
Selain itu, juga diharapkan peran koperasi dalam gerakan ini dari sisi pelatihan, memasok stok bahan pokok, serta menjalin kemitraan ke depan.
“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit,” kata Teten.
Ketua UKM Center FEB UI, TM Zakir Sjakur Machmud menambahkan kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi antara dunia usaha, pemerintah dan universitas dalam rangka memberdayakan UMKM, khususnya peritel tradisional.
Sektor ritel merupakan salah satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional dan yang menyerap banyak tenaga kerja cukup banyak.
"Oleh karena itu, sesuai dengan kapasitas kami, siap membantu mensukseskan gerakan ini demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik,” ujar Zakir Sjakur.
Baca juga: Normal baru bisa jadi peluang "go digital" bagi UMKM
Baca juga: Survei LIPI: 94 persen penjualan UMKM turun karena COVID-19
Sementara itu Managing Director QASA, Joko Wiyono melihat perlunya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan inisiatif ini menjadi lebih besar. Sehingga, dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan toko dan warung kelontong yang merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian nasional.
"Bersama dengan mitra kolaborasi kami akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini, yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru,” kata Joko.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Amatil Indonesia Triyono Prijosoesilo mengatakan di masa krisis pandemi yang penuh tantangan ini, Coca-Cola turut ambil bagian sejalan dengan kepedulian terhadap dampak yang terjadi kepada masyarakat, khususnya terhadap usaha ritel tradisional yang merasakan dampak cukup besar agar mereka dapat bangkit kembali, membangun usaha mereka.
"Gerakan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan dukungan kami kepada pemerintah dan mitra usaha kami agar dapat terus menggerakkan roda perekonomian, khususnya pada sektor mikro yang sangat terdampak oleh COVID-19. Dengan pemahaman dan kesadaran terhadap protokol kesehatan yang benar, kami berharap dapat memutus rantai penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, sehingga pandemi ini segera berakhir dan perekonomian kembali pulih," katanya, didampingi rekannya, Lucia Karina.
Sebagai wujud apresiasi kepada mitra usaha, pihaknya berkomitmen untuk selalu mendukung mitra; karena itu beberapa waktu lalu, pihaknya pun telah memberikan fasilitas pengaman berupa tirai plastik untuk kasir kepada 50 ribu toko dan warung kelontong, saat ini pun sedang disiapkan inisiatif lainnya.
Sebagai langkah awal, gerakan ini akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman, dalam rangka persiapan kehidupan normal baru melalui distribusi e-book.
Tujuan tahap awal ini adalah untuk memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat untuk berbelanja di toko dan warung kelontong sekaligus membantu upaya pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Pada tahap berikutnya, akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Pada peluncuran Gerakan Toko BERSAMA di Gedung Smesco Jakarta, Senin, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan inisiasi gerakan toko bersama merupakan salah satu solusi untuk bertahan di saat krisis, sekaligus meningkatkan penghasilan dan kapasitas usaha dari pemilik toko/warung tradisional untuk bersiap memasuki normal baru diawali dengan menerapkan SOP yang bersih, sehat, dan aman.
“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit. Gerakan Toko BERSAMA diharapkan dapat membangkitkan semangat serta mengembalikan kekuatan pelaku usaha Toko atau Warung di Tanah Air sebagai tulang punggung perekonomian rakyat,” kata Menkop.
Menurut Teten, masa pandemi ini telah mengubah pola konsumsi masyarakat dari offline menuju online di mana aktivitas belanja melalui aplikasi dan daring meningkat 25 persen-40 persen sebagaimana riset McKinsey & Company pada 2020.
"Untuk itu, tidak hanya penerapan SOP sehat, bersih, dan aman, namun juga diharapkan pengembangan toko/warung tradisional menjadi lebih modern dan berbasis digital melalui pemanfaatan teknologi,” ucap Teten.
Contohnya, lanjut Teten, dengan penerapan sistem inventori, pemesanan secara online, pembayaran digital, dan pengaturan layout produk yang menarik dan bersih.
Baca juga: Menkop dorong pelaku UMKM manfaatkan platform digital
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani tetapkan aturan penjaminan untuk UMKM
Saat ini, kata Teten, pemerintah gencar mendorong produk-produk KUMKM melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia. "Kios dan warung diharapkan menjadi bagian dari gerakan program tersebut dengan menyediakan ruang bagi penjualan produk-produk KUMKM,” kata Menkop.
Selain itu, juga diharapkan peran koperasi dalam gerakan ini dari sisi pelatihan, memasok stok bahan pokok, serta menjalin kemitraan ke depan.
“Kolaborasi dan sinergitas dengan berbagai pihak harus terus kita optimalkan untuk mempersiapkan toko tradisional segera bangkit,” kata Teten.
Ketua UKM Center FEB UI, TM Zakir Sjakur Machmud menambahkan kolaborasi ini sebagai bukti nyata sinergi antara dunia usaha, pemerintah dan universitas dalam rangka memberdayakan UMKM, khususnya peritel tradisional.
Sektor ritel merupakan salah satu kontributor penting terhadap pembentukan PDB nasional dan yang menyerap banyak tenaga kerja cukup banyak.
"Oleh karena itu, sesuai dengan kapasitas kami, siap membantu mensukseskan gerakan ini demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik,” ujar Zakir Sjakur.
Baca juga: Normal baru bisa jadi peluang "go digital" bagi UMKM
Baca juga: Survei LIPI: 94 persen penjualan UMKM turun karena COVID-19
Sementara itu Managing Director QASA, Joko Wiyono melihat perlunya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak untuk mengembangkan inisiatif ini menjadi lebih besar. Sehingga, dapat memberikan dampak positif bagi pemberdayaan toko dan warung kelontong yang merupakan salah satu sektor pendukung perekonomian nasional.
"Bersama dengan mitra kolaborasi kami akan membentuk peta jalan untuk pengembangan konsorsium sosial gerakan ini, yang pada tahap awal akan menjangkau lebih dari 500.000 toko tradisional di Indonesia terkait persiapan menghadapi periode kehidupan normal baru,” kata Joko.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Public Affairs, Communications and Sustainability PT Coca-Cola Amatil Indonesia Triyono Prijosoesilo mengatakan di masa krisis pandemi yang penuh tantangan ini, Coca-Cola turut ambil bagian sejalan dengan kepedulian terhadap dampak yang terjadi kepada masyarakat, khususnya terhadap usaha ritel tradisional yang merasakan dampak cukup besar agar mereka dapat bangkit kembali, membangun usaha mereka.
"Gerakan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan dukungan kami kepada pemerintah dan mitra usaha kami agar dapat terus menggerakkan roda perekonomian, khususnya pada sektor mikro yang sangat terdampak oleh COVID-19. Dengan pemahaman dan kesadaran terhadap protokol kesehatan yang benar, kami berharap dapat memutus rantai penyebaran virus COVID-19 di Indonesia, sehingga pandemi ini segera berakhir dan perekonomian kembali pulih," katanya, didampingi rekannya, Lucia Karina.
Sebagai wujud apresiasi kepada mitra usaha, pihaknya berkomitmen untuk selalu mendukung mitra; karena itu beberapa waktu lalu, pihaknya pun telah memberikan fasilitas pengaman berupa tirai plastik untuk kasir kepada 50 ribu toko dan warung kelontong, saat ini pun sedang disiapkan inisiatif lainnya.
Sebagai langkah awal, gerakan ini akan memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pemilik toko mengenai standar operasional toko yang bersih, sehat dan aman, dalam rangka persiapan kehidupan normal baru melalui distribusi e-book.
Tujuan tahap awal ini adalah untuk memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat untuk berbelanja di toko dan warung kelontong sekaligus membantu upaya pemerintah dalam pencegahan penyebaran COVID-19.
Pada tahap berikutnya, akan dilanjutkan dengan implementasi dan aktivasi standar operasional di toko tradisional dan kolaboratif program lainnya dalam mempercepat reaktivasi dan pemulihan UMKM.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020