Sosok Gede Dana yang kini menjabat Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, Bali, dalam hidupnya penuh perjuangan, tak semudah membalikkan telapak tangan, dan tantangan berat untuk meraih puncak sebagai wakil rakyat.
Awalnya, pria kelahiran 52 tahun lalu ini adalah anak petani dengan kondisi yang serba kekurangan semasa kecilnya. Namun seiring perjalanan waktu, kini Gede Dana menjadi seorang tokoh penting di bumi lahar.
"Untuk mencapai puncak tertinggi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, tiyang (saya) berjuang merangkak dari bawah. Ibaratnya akan naik gunung. Untuk mencapai puncak penuh tantangan dan perjuangan panjang," ujarnya di kediamannya di Kota Amlapura, Bali, 28 Juni 2020.
Pria kelahiran Desa Datah, Kecamatan Abang ini memang berasal dari lingkungan keluarga petani miskin. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bergelut di kebun bersama kedua orang tua dan saudaranya. Sepulang sekolah, Gede Dana mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua di sawah maupun di kebun.
Memelihara ternak sapi dan menyabit rumput adalah kewajiban yang dilakukan setiap hari. Bahkan sehari-harinya dihabiskan waktunya untuk membantu orang tuanya dibandingkan dengan teman sebaya di desa yang bisa bermain dan berkumpul dengan rekan sekolahnya saat itu.
"Saya sudah biasa membantu kedua orang tua sejak kecil, yang bergelut sebagai petani. Bersama saudaranya sepulang sekolah SD wajib menyabit rumput untuk ternak sapi peliharaan keluarga, karena saya bertekad dan bercita-cita bisa sekolah ke kota. Tanpa berjuang untuk membantu orang tua, seperti memelihara ternak, berkebun rasanya tak mungkin sekolah ke kota, karena orang tua tak ada biaya sekolah ke depannya," tutur Gede Dana.
Baca juga: Karangasem bentuk komunitas literasi
Melanjutkan sekolah
Pria yang bersahaja ini juga mengaku tanpa kerja keras tentu dirinya tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi yakni SMP, karena dari lima saudaranya tak ada satu pun yang melanjutkan sampai ke SMP, karena terkendala kemampuan dan biaya kedua orang tuanya waktu itu.
Gede Dana hanya bermodal tekad agar bisa sekolah lebih tinggi dan merubah nasib, karena kegigihannya dia memberanikan diri minta izin sama orang tuanya setamat SMP di Kecamatan Abang untuk dibantu menyekolahkan ke STM di Singaraja.
"Karena dibanding dengan saudaranya lain, saya beruntung disekolahkan oleh kedua orang tua di STM Singaraja. Alasannya kedua orang tuanya waktu itu, saya paling mempunyai kemampuan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Dan punya harapan orang tuanya agar bisa kelak membantu saudaranya. Bahkan sewaktu sekolah untuk tinggal di Singaraja dititipkan sama kenalan dari orang tuanya," ucapnya.
Dari pengalaman itulah, Gede Dana bertekad untuk bisa mengubah nasib dan membantu saudara-saudaranya di Desa Datah untuk giat bekerja ke kota beradu nasib. Berawal dari menjadi karyawan di sebuah supermarket di kawasan Kuta. Kemudian mencoba melamar di restoran hingga bekerja di hotel berbintang menjadi seorang chef (koki).
Bahkan sampai sekarang pun Gede Dana yang punya kegemaran memelihara ternak sapi di dekat rumah pribadinya di kawasan Dukuh, Kota Amlapura.
"Kebetulan saya ada sisa lahan di dekat rumah ini. Makanya saya sambil berkebun dan memelihara sapi," ucap Gede Dana sembari memberi pakan ternaknya.
Baca juga: Di Denpasar-Karangasem, Mentan ajak masyarakat wujudkan pertanian maju dan mandiri
Perjuangkan rakyat
Ditanya soal pilihannya untuk terjun ke dunia politik, Gede Dana mengaku karena panggilan dari hati nurani dan melihat tokoh-tokoh politik yang mampu memperjuangkan rakyat desa. Apalagi di Desa Datah, banyak warga yang dilihatnya terjun ke dunia politik.
Gede Dana menuturkan dirinya dalam dunia politik beranjak dari desa, lalu kiprah panjang sebagai kader PDI Perjuangan yang diawali menjadi Ketua Anak Ranting PDIP Banjar Lebah, Desa Datah, Kecamatan Abang pada kurun 1998-1999.
Selanjutnya, menjadi Ketua Ranting PDIP Desa Datah, Kecamatan Abang tahun 1999-2005, Ketua PAC PDIP Abang 2005-2007, Ketua DPC PDIP tahun 2007-2012, 2012-2019, hingga 2019-2024.
Anak seorang petani desa ini jadi anggota DPRD Karangasem diawali melalui Pemilu Legislatif tahun 2004 dengan meraih suara tertinggi 7.079 suara melebihi bilangan pembagi pemilih (BPP) 6.465, selanjutnya di Pemilu 2009 perolehannya turun menjadi 5.453 suara, Pemilu 2014 menjadi 5.780 suara dan Pemilu 2019 meraih 4.474 suara.
Gede Dana tercatat sebagai anggota DPRD Karangasem, empat periode yakni 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024. Selama di DPRD, sempat jadi Ketua Komisi II 2004-2009, Ketua DPRD 2009-2014. Termasuk Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem sejak tahun 2014.
"Politik itu untuk memperjuangkan rakyat desa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Awalnya, pria kelahiran 52 tahun lalu ini adalah anak petani dengan kondisi yang serba kekurangan semasa kecilnya. Namun seiring perjalanan waktu, kini Gede Dana menjadi seorang tokoh penting di bumi lahar.
"Untuk mencapai puncak tertinggi sebagai Ketua DPRD Kabupaten Karangasem, tiyang (saya) berjuang merangkak dari bawah. Ibaratnya akan naik gunung. Untuk mencapai puncak penuh tantangan dan perjuangan panjang," ujarnya di kediamannya di Kota Amlapura, Bali, 28 Juni 2020.
Pria kelahiran Desa Datah, Kecamatan Abang ini memang berasal dari lingkungan keluarga petani miskin. Sejak kecil, ia sudah terbiasa bergelut di kebun bersama kedua orang tua dan saudaranya. Sepulang sekolah, Gede Dana mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua di sawah maupun di kebun.
Memelihara ternak sapi dan menyabit rumput adalah kewajiban yang dilakukan setiap hari. Bahkan sehari-harinya dihabiskan waktunya untuk membantu orang tuanya dibandingkan dengan teman sebaya di desa yang bisa bermain dan berkumpul dengan rekan sekolahnya saat itu.
"Saya sudah biasa membantu kedua orang tua sejak kecil, yang bergelut sebagai petani. Bersama saudaranya sepulang sekolah SD wajib menyabit rumput untuk ternak sapi peliharaan keluarga, karena saya bertekad dan bercita-cita bisa sekolah ke kota. Tanpa berjuang untuk membantu orang tua, seperti memelihara ternak, berkebun rasanya tak mungkin sekolah ke kota, karena orang tua tak ada biaya sekolah ke depannya," tutur Gede Dana.
Baca juga: Karangasem bentuk komunitas literasi
Melanjutkan sekolah
Pria yang bersahaja ini juga mengaku tanpa kerja keras tentu dirinya tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi yakni SMP, karena dari lima saudaranya tak ada satu pun yang melanjutkan sampai ke SMP, karena terkendala kemampuan dan biaya kedua orang tuanya waktu itu.
Gede Dana hanya bermodal tekad agar bisa sekolah lebih tinggi dan merubah nasib, karena kegigihannya dia memberanikan diri minta izin sama orang tuanya setamat SMP di Kecamatan Abang untuk dibantu menyekolahkan ke STM di Singaraja.
"Karena dibanding dengan saudaranya lain, saya beruntung disekolahkan oleh kedua orang tua di STM Singaraja. Alasannya kedua orang tuanya waktu itu, saya paling mempunyai kemampuan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Dan punya harapan orang tuanya agar bisa kelak membantu saudaranya. Bahkan sewaktu sekolah untuk tinggal di Singaraja dititipkan sama kenalan dari orang tuanya," ucapnya.
Dari pengalaman itulah, Gede Dana bertekad untuk bisa mengubah nasib dan membantu saudara-saudaranya di Desa Datah untuk giat bekerja ke kota beradu nasib. Berawal dari menjadi karyawan di sebuah supermarket di kawasan Kuta. Kemudian mencoba melamar di restoran hingga bekerja di hotel berbintang menjadi seorang chef (koki).
Bahkan sampai sekarang pun Gede Dana yang punya kegemaran memelihara ternak sapi di dekat rumah pribadinya di kawasan Dukuh, Kota Amlapura.
"Kebetulan saya ada sisa lahan di dekat rumah ini. Makanya saya sambil berkebun dan memelihara sapi," ucap Gede Dana sembari memberi pakan ternaknya.
Baca juga: Di Denpasar-Karangasem, Mentan ajak masyarakat wujudkan pertanian maju dan mandiri
Perjuangkan rakyat
Ditanya soal pilihannya untuk terjun ke dunia politik, Gede Dana mengaku karena panggilan dari hati nurani dan melihat tokoh-tokoh politik yang mampu memperjuangkan rakyat desa. Apalagi di Desa Datah, banyak warga yang dilihatnya terjun ke dunia politik.
Gede Dana menuturkan dirinya dalam dunia politik beranjak dari desa, lalu kiprah panjang sebagai kader PDI Perjuangan yang diawali menjadi Ketua Anak Ranting PDIP Banjar Lebah, Desa Datah, Kecamatan Abang pada kurun 1998-1999.
Selanjutnya, menjadi Ketua Ranting PDIP Desa Datah, Kecamatan Abang tahun 1999-2005, Ketua PAC PDIP Abang 2005-2007, Ketua DPC PDIP tahun 2007-2012, 2012-2019, hingga 2019-2024.
Anak seorang petani desa ini jadi anggota DPRD Karangasem diawali melalui Pemilu Legislatif tahun 2004 dengan meraih suara tertinggi 7.079 suara melebihi bilangan pembagi pemilih (BPP) 6.465, selanjutnya di Pemilu 2009 perolehannya turun menjadi 5.453 suara, Pemilu 2014 menjadi 5.780 suara dan Pemilu 2019 meraih 4.474 suara.
Gede Dana tercatat sebagai anggota DPRD Karangasem, empat periode yakni 2004-2009, 2009-2014, 2014-2019 dan 2019-2024. Selama di DPRD, sempat jadi Ketua Komisi II 2004-2009, Ketua DPRD 2009-2014. Termasuk Ketua Fraksi PDIP DPRD Karangasem sejak tahun 2014.
"Politik itu untuk memperjuangkan rakyat desa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020