Surabaya (Antara Bali) - Sejumlah pentolan aktor Teater Perdikan Yogyakarta dan personel Letto, yakni Sabrang Noe, Patub, Ari dan Dedhot, mementaskan lakon "Nabi Darurat, Rasul Adhoc" di Gedung Cak Durasim, Jalan Gentengkali, Surabaya, 13-14 Maret.
"Lakon karya budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) itu akan dipentaskan mulai pukul 20.00 WIB dengan durasi sekitar tiga jam," kata salah seorang penyelenggara, Ramadhon, yang akrab disapa Adhon di Surabaya, Senin.
Menurut dia, Noe yang juga anak Cak Nun itu tidak hanya manggung bersama para personel Band Letto, tapi mereka juga menggarap tata musik untuk lakon yang sudah dipentaskan di Yogyakarta (20/3) dan Jakarta (9-10/3) itu.
"Lakon yang sama juga akan dimainkan di Malang dan Semarang dengan tarif tiket Rp70 ribu dan Rp50 ribu," katanya.
Dalam pentas itu, Emha secara lugas menggambarkan bahwa kerusakan dunia nampaknya tidak akan mampu diperbaiki oleh setingkat manusia yang mutunya sudah tercerai-berai.
Oleh karena itu, dibutuhkan personifikasi manusia setingkat nabi atau rasul untuk "meruwat" ke arah perbaikan dunia. Intinya, diperlukan campur tangan Tuhan untuk melakukan perubahan.
"Aku Ruwat Sengkolo bersabda. Para peneliti kitab suci menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2060. Para peneropong jagad raya mengatakan pada 2040. Para pengamat dan penelusur waktu mengatakan pada 2012," demikian salah satu nukilan dialog dalam lakon itu.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Lakon karya budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) itu akan dipentaskan mulai pukul 20.00 WIB dengan durasi sekitar tiga jam," kata salah seorang penyelenggara, Ramadhon, yang akrab disapa Adhon di Surabaya, Senin.
Menurut dia, Noe yang juga anak Cak Nun itu tidak hanya manggung bersama para personel Band Letto, tapi mereka juga menggarap tata musik untuk lakon yang sudah dipentaskan di Yogyakarta (20/3) dan Jakarta (9-10/3) itu.
"Lakon yang sama juga akan dimainkan di Malang dan Semarang dengan tarif tiket Rp70 ribu dan Rp50 ribu," katanya.
Dalam pentas itu, Emha secara lugas menggambarkan bahwa kerusakan dunia nampaknya tidak akan mampu diperbaiki oleh setingkat manusia yang mutunya sudah tercerai-berai.
Oleh karena itu, dibutuhkan personifikasi manusia setingkat nabi atau rasul untuk "meruwat" ke arah perbaikan dunia. Intinya, diperlukan campur tangan Tuhan untuk melakukan perubahan.
"Aku Ruwat Sengkolo bersabda. Para peneliti kitab suci menyatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2060. Para peneropong jagad raya mengatakan pada 2040. Para pengamat dan penelusur waktu mengatakan pada 2012," demikian salah satu nukilan dialog dalam lakon itu.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012