Pemerintah Kota Denpasar, Bali melakukan tes lanjutan (swab test) kepada 71 orang pekerja migran yang sedang menjalani masa karantina di rumah singgah,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Ni Luh Putu Sri Armini di Denpasar, Jumat mengatakan kegiatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit PTN Universitas Udayana merupakan salah satu upaya pemerintah untuk percepatan penanganan COVID-19.
Ke-71 orang pekerja migran tersebut harus dilakukan swab test untuk memastikan mereka negatif atau tidak terinfeksi virus corona (COVID-19). Sehingga dalam tes lanjutan tersebut, petugas medis mengambil sampel spesimen dari saluran pernapasan yakni, hidung dan tenggorokan. Sampel ini kemudian dibawa untuk diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya DNA virus corona.
"Hasil dari tes lanjutan terhadap pekerja migran tersebut baru bisa diketahui dalam waktu dua atau tiga hari ke depan," ujarnya.
Lebih lanjut Sri Armini mengatakan selama menunggu hasilnya agar para PMI tidak mengalami gangguan psikologis, maka Pemkot Denpasar memberikan pelayanan psikolog bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Dengan memberikan layanan tersebut diharapkan selama menjalankan karantina tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan terjadi serta gangguan psikologis.
Sementara itu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai menjelaskan tes lanjutan atau swab test ini adalah salah satu upaya untuk percepatan penanganan COVID-19. Selain itu dengan melaksanakan tes tersebut kondisi kesehatan para pekerja migran dapat diketahui dengan jelas.
Menurut dia, pelaksanaan swab test massal menjadi penting untuk mengambil langkah selanjutnya terhadap para pekerja migran.
"Selama pelaksanaan karantina di rumah singgah, kondisi diagnose kesehatan warga yang dikarantina belum diketahui, sehingga untuk mendukung percepatan penanganan dilaksanakan swab tes massal dengan menggandeng Rumah Sakit PTN Universitas Udayana," ujarnya.
Ia mengatakan dengan swab test ini, status pekerja migran akan lebih cepat diketahui apakah yang bersangkutan positif atau negatif COVID-19.
"Tentu dengan kegiatan ini dapat mempercepat penanganan COVID-19 di Kota Denpasar, serta memberikan informasi akurat tentang diagnose kesehatan orang yang sedang mengikuti karantina," jelasnya.
Lebih jauh, Dewa Rai menegaskan yang menjadi ancaman dalam percepatan penanganan COVID-19 di Denpasar adalah kasus transmisi lokal.
"Kasus transmisi lokal lebih sulit ketika akan dilakukan penelusuran (tracking) karena kontak antara orang bisa sangat luas dan banyak, oleh karena itu diperlukan kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Ni Luh Putu Sri Armini di Denpasar, Jumat mengatakan kegiatan yang bekerja sama dengan Rumah Sakit PTN Universitas Udayana merupakan salah satu upaya pemerintah untuk percepatan penanganan COVID-19.
Ke-71 orang pekerja migran tersebut harus dilakukan swab test untuk memastikan mereka negatif atau tidak terinfeksi virus corona (COVID-19). Sehingga dalam tes lanjutan tersebut, petugas medis mengambil sampel spesimen dari saluran pernapasan yakni, hidung dan tenggorokan. Sampel ini kemudian dibawa untuk diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya DNA virus corona.
"Hasil dari tes lanjutan terhadap pekerja migran tersebut baru bisa diketahui dalam waktu dua atau tiga hari ke depan," ujarnya.
Lebih lanjut Sri Armini mengatakan selama menunggu hasilnya agar para PMI tidak mengalami gangguan psikologis, maka Pemkot Denpasar memberikan pelayanan psikolog bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa. Dengan memberikan layanan tersebut diharapkan selama menjalankan karantina tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan terjadi serta gangguan psikologis.
Sementara itu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar, I Dewa Gede Rai menjelaskan tes lanjutan atau swab test ini adalah salah satu upaya untuk percepatan penanganan COVID-19. Selain itu dengan melaksanakan tes tersebut kondisi kesehatan para pekerja migran dapat diketahui dengan jelas.
Menurut dia, pelaksanaan swab test massal menjadi penting untuk mengambil langkah selanjutnya terhadap para pekerja migran.
"Selama pelaksanaan karantina di rumah singgah, kondisi diagnose kesehatan warga yang dikarantina belum diketahui, sehingga untuk mendukung percepatan penanganan dilaksanakan swab tes massal dengan menggandeng Rumah Sakit PTN Universitas Udayana," ujarnya.
Ia mengatakan dengan swab test ini, status pekerja migran akan lebih cepat diketahui apakah yang bersangkutan positif atau negatif COVID-19.
"Tentu dengan kegiatan ini dapat mempercepat penanganan COVID-19 di Kota Denpasar, serta memberikan informasi akurat tentang diagnose kesehatan orang yang sedang mengikuti karantina," jelasnya.
Lebih jauh, Dewa Rai menegaskan yang menjadi ancaman dalam percepatan penanganan COVID-19 di Denpasar adalah kasus transmisi lokal.
"Kasus transmisi lokal lebih sulit ketika akan dilakukan penelusuran (tracking) karena kontak antara orang bisa sangat luas dan banyak, oleh karena itu diperlukan kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi dalam menerapkan protokol kesehatan," kata Dewa Rai.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020