Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menerima kucuran dana dari pemerintah pusat sebesar Rp21,9 miliar untuk pembangunan sarana dan prasarana pendukung sektor pendidikan dalam tahun 2012.
"Dana tersebut diarahkan untuk menyempurnakan fasilitas proses belajar mengajar bagi seluruh jenjang pendidikan," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, dana hibah bidang pendidikan itu diarahkan untuk meningkatkan sarana pendidikan anak usia dini (PAUD) Rp3 miliar, sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) Rp10 miliar.
Selain itu untuk menyempurnakan sarana dan prasarana belajar sekolah menengah atas (SMA) serta sekolah menengah kejuruan (SMK) sebesar Rp8,9 miliar yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Ketut Teneng menambahkan, fasilitas dalam berbagai jenjang pendidikan di daerahnya umumnya dalam kondisi baik, namun beberapa di antaranya mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat.
Untuk SD misalnya, dari 13.151 unit terdata 95 unit (0,72 persen) di antaranya mengalami kerusakan berat, 888 unit (6,75 persen) rusak ringan dan dalam kondisi baik 12.168 unit (92,53 persen).
Demikian juga SMP, dari 4.591 unit terdata 381 sekolah (8,30 persen) mengalami rusak berat, 428 unit (9,32 persen) rusak ringan dan dalam kondisi baik 3.782 unit (82,38 persen).
Selain itu SMA seluruhnya tercatat 2.592 unit yang terdiri atas dalam kondisi baik 2.159 unit (83,29 persen), rusak ringan 364 unit (14,04 persen) dan rusak berat 69 unit (2,66 persen).
Bali memiliki 924 unit SMK yang terdiri atas kondisi baik 774 unit (83,77 persen), rusak ringan 84 unit ( 9,09 persen) dan rusak berat 66 unit (7,14 persen).(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Dana tersebut diarahkan untuk menyempurnakan fasilitas proses belajar mengajar bagi seluruh jenjang pendidikan," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, dana hibah bidang pendidikan itu diarahkan untuk meningkatkan sarana pendidikan anak usia dini (PAUD) Rp3 miliar, sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) Rp10 miliar.
Selain itu untuk menyempurnakan sarana dan prasarana belajar sekolah menengah atas (SMA) serta sekolah menengah kejuruan (SMK) sebesar Rp8,9 miliar yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Ketut Teneng menambahkan, fasilitas dalam berbagai jenjang pendidikan di daerahnya umumnya dalam kondisi baik, namun beberapa di antaranya mengalami kerusakan ringan, sedang dan berat.
Untuk SD misalnya, dari 13.151 unit terdata 95 unit (0,72 persen) di antaranya mengalami kerusakan berat, 888 unit (6,75 persen) rusak ringan dan dalam kondisi baik 12.168 unit (92,53 persen).
Demikian juga SMP, dari 4.591 unit terdata 381 sekolah (8,30 persen) mengalami rusak berat, 428 unit (9,32 persen) rusak ringan dan dalam kondisi baik 3.782 unit (82,38 persen).
Selain itu SMA seluruhnya tercatat 2.592 unit yang terdiri atas dalam kondisi baik 2.159 unit (83,29 persen), rusak ringan 364 unit (14,04 persen) dan rusak berat 69 unit (2,66 persen).
Bali memiliki 924 unit SMK yang terdiri atas kondisi baik 774 unit (83,77 persen), rusak ringan 84 unit ( 9,09 persen) dan rusak berat 66 unit (7,14 persen).(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012