Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) belum menyusun konsep pedoman berakvitas dan latihan bagi para atlet di tengah gencarnya kampanye New Normal sebagai cara berdamai dengan pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.
Kendati demikian, Sekretaris Umum PB PASI Tigor M. Tanjung menegaskan bahwa selama ini kegiatan di lingkungan PB PASI sudah mengikuti protokol kesehatan COVID-19.
"Kalau sekarang ditanya spesifik dalam atletik pun kami masih belum bisa menjelaskannya ya, karena kami berharap pandemi ini bisa selesai dan bisa kembali normal seperti sebelumnya," tutur Tigor saat dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu.
Baca juga: Zohri latihan mandiri berbekal program pelatih
Istilah New Normal sedang rutin digaungkan kepada masyarakat di seluruh dunia, guna memberi kesadaran bentuk aktivitas baru yang aman berdasarkan protokol kesehatan WHO sehingga bisa menekan penyebaran COVID-19.
Tigor menilai respon PB PASI dan komunitas atletik di seluruh dunia akan berbeda jika dibandingkan cabang olahraga lain seperti sepak bola misalnya.
Di Bundesliga Jerman misalnya, penerapan aktivitas New Normal dilakukan dengan menggelar pertandingan tanpa penonton, sesama pemain tidak boleh bersalaman atau berangkulan, aksi selebrasi yang dibatasi, hingga dilarang meludah di lapangan.
Sementara di sektor atletik, katanya melanjutkan, melihat respon Badan Atletik Dunia pada pengunduran jadwal kejuaraan dan olimpiade maka kemungkinan besar atletik tidak akan menerapkan hal serupa seperti pada sepak bola.
Baca juga: Sapwaturrahman merasa diuntungkan penundaan Olimpiade 2020
"Penjadwalan ulang, penundaan olimpiade, itu asumsinya berharap nantinya situasi akan kembali normal. Lebih jauh lagi, setiap orang punya pendefinisian New Normal yang berbeda, Bundesliga sudah punya definisi sendiri, begitu juga atletik nantinya," pungkas Tigor.
Meski begitu, PB PASI optimistis akan ada perubahan kebiasaan dalam pelaksanaan kegiatan atletik di seluruh dunia yang bisa berkontribusi pada usaha menekan pandemi COVID-19.
"Mungkin yang menarik di tahun depan, saat kejuaraan-kejuaraan tidak bisa lagi ditunda dan terpaksa harus dilaksanakan, sementara covid masih menyebar. Di situ pasti akan muncul aturan-aturan baru yang merujuk ke istilah 'new normal'. Kalau sekarang kami masih menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan jaga kebersihan dengan sering cuci tangan atau mandi," kata Tigor memaparkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Kendati demikian, Sekretaris Umum PB PASI Tigor M. Tanjung menegaskan bahwa selama ini kegiatan di lingkungan PB PASI sudah mengikuti protokol kesehatan COVID-19.
"Kalau sekarang ditanya spesifik dalam atletik pun kami masih belum bisa menjelaskannya ya, karena kami berharap pandemi ini bisa selesai dan bisa kembali normal seperti sebelumnya," tutur Tigor saat dihubungi Antara dari Jakarta, Rabu.
Baca juga: Zohri latihan mandiri berbekal program pelatih
Istilah New Normal sedang rutin digaungkan kepada masyarakat di seluruh dunia, guna memberi kesadaran bentuk aktivitas baru yang aman berdasarkan protokol kesehatan WHO sehingga bisa menekan penyebaran COVID-19.
Tigor menilai respon PB PASI dan komunitas atletik di seluruh dunia akan berbeda jika dibandingkan cabang olahraga lain seperti sepak bola misalnya.
Di Bundesliga Jerman misalnya, penerapan aktivitas New Normal dilakukan dengan menggelar pertandingan tanpa penonton, sesama pemain tidak boleh bersalaman atau berangkulan, aksi selebrasi yang dibatasi, hingga dilarang meludah di lapangan.
Sementara di sektor atletik, katanya melanjutkan, melihat respon Badan Atletik Dunia pada pengunduran jadwal kejuaraan dan olimpiade maka kemungkinan besar atletik tidak akan menerapkan hal serupa seperti pada sepak bola.
Baca juga: Sapwaturrahman merasa diuntungkan penundaan Olimpiade 2020
"Penjadwalan ulang, penundaan olimpiade, itu asumsinya berharap nantinya situasi akan kembali normal. Lebih jauh lagi, setiap orang punya pendefinisian New Normal yang berbeda, Bundesliga sudah punya definisi sendiri, begitu juga atletik nantinya," pungkas Tigor.
Meski begitu, PB PASI optimistis akan ada perubahan kebiasaan dalam pelaksanaan kegiatan atletik di seluruh dunia yang bisa berkontribusi pada usaha menekan pandemi COVID-19.
"Mungkin yang menarik di tahun depan, saat kejuaraan-kejuaraan tidak bisa lagi ditunda dan terpaksa harus dilaksanakan, sementara covid masih menyebar. Di situ pasti akan muncul aturan-aturan baru yang merujuk ke istilah 'new normal'. Kalau sekarang kami masih menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak dan jaga kebersihan dengan sering cuci tangan atau mandi," kata Tigor memaparkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020