Denpasar (Antara Bali) - Koordinator Divisi Etik dan Pengembangan Profesi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Willy Pramudya mengingatkan perusahaan media massa agar rutin mengedukasi dan memberikan pelatihan jurnalistik kepada para wartawannya.
"Fungsi edukasi dan penguatan ini menjadi tanggung jawab lembaga atau perusahaan pers yang mempekerjakan wartawan. Hal ini sangat penting agar para jurnalis dapat bekerja lebih profesional dan menjunjung kemerdekaan pers," katanya dalam peluncuran buku "Jejak Darah Setelah Berita" di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, edukasi pun tidak cukup hanya sekali, harus dilakukan pendidikan berkelanjutan, berkala, dan kalau perlu memberikan beasiswa kepada wartawannya untuk mengambil kursus-kursus yang makin memantapkan kemampuan wartawan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar (Pol) Hariadi yang juga menjadi pembicara seminar tersebut menambahkan bahwa dalam kondisi seperti itu menekankan pentingnya para jurnalis mengedepankan kode etik jurnalisme, pemahaman pada UU Pers, dan UU Keterbukaan Informasi Publik.
Sedangkan pembicara lainnya, Ketua Bali Corruption Watch (BCW) Putu Wirata Dwikora mengatakan bahwa koreksi internal media tidak boleh dikesampingkan sebelum berkompetisi dalam menyajikan pemberitaan terbaik antarmedia.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Fungsi edukasi dan penguatan ini menjadi tanggung jawab lembaga atau perusahaan pers yang mempekerjakan wartawan. Hal ini sangat penting agar para jurnalis dapat bekerja lebih profesional dan menjunjung kemerdekaan pers," katanya dalam peluncuran buku "Jejak Darah Setelah Berita" di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, edukasi pun tidak cukup hanya sekali, harus dilakukan pendidikan berkelanjutan, berkala, dan kalau perlu memberikan beasiswa kepada wartawannya untuk mengambil kursus-kursus yang makin memantapkan kemampuan wartawan.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Bali, Komisaris Besar (Pol) Hariadi yang juga menjadi pembicara seminar tersebut menambahkan bahwa dalam kondisi seperti itu menekankan pentingnya para jurnalis mengedepankan kode etik jurnalisme, pemahaman pada UU Pers, dan UU Keterbukaan Informasi Publik.
Sedangkan pembicara lainnya, Ketua Bali Corruption Watch (BCW) Putu Wirata Dwikora mengatakan bahwa koreksi internal media tidak boleh dikesampingkan sebelum berkompetisi dalam menyajikan pemberitaan terbaik antarmedia.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012