Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna melantik dan menyematkan secara simbolis wing penerbang kepada 42 perwira TNI AU pada upacara Wisuda Siswa Sekolah Penerbang (Sekbang) Angkatan ke-97 atau Wing Day, di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Senin.
KSAU juga melantik dua perwira TNI AD, dan satu perwira lulusan Sekbang Malaysia.
Upacara Wng Day hari ini sekaligus menjadi tonggak sejarah baru karena untuk pertama kalinya TNI AU memiliki pilot pesawat tempur perempuan atau fighter yang akan menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia.
Adalah Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti yang pada Senin ini menjadi satu dari 45 penerbang perwira TNI AU dan TNI AD yang diwisuda.
Wanita kelahiran Jakarta 25 September 1995 itu mengikuti jejak sang ayah, Kolonel Sus Prayitno sebagai prajurit TNI Angkatan Udara. Namun, tak disangka prestasinya sebagai prajurit TNI AU menjadikan dirinya sebagai penerbang tempur perempuan pertama TNI AU.
Wanita yang dibesarkan di Komplek TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2018, dimana semasa sekolahnya di SMAN 51 Jakarta pernah terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional pada 2011.
Sejak SMA, Ajeng dikenal sebagai murid disiplin dan selalu bekerja keras. Hal itu dibuktikannya dengan aktif sebagai anggota pasukan pengibar bendara. Dari level SMA, dia sukses menembus level provinsi dan puncaknya, terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional 2011.
"Saya hanya menjalani dengan serius dan menikmati semua tahapan latihan terbang hingga akhir. Para instruktur menyemangati saya, agar bisa menjadi fighter dan sekarang hal tersebut terwujud," kata wanita yang memiliki tinggi tubuh 172 cm ini.
Seusai dilantik oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, perempuan berdarah Jawa ini akan memulai pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle.
T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pesawat ini dipesan Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.
Kini, Ajeng akan menjadi pionir bagi juniornya bahwa kaum perempuan juga mampu menjadi penerbang tempur TNI AU yang sama baiknya dengan penerbang tempur laki-laki.
Kisahnya ini mirip dengan cerita dalam film Captain Marvel, di mana Carol Denver menjadi pilot wanita dalam film tersebut yang menjelma menjadi superhero. Kini, Letda Ajeng pun dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengaku bangga dengan keberhasilan Letda Pnb AjengTresna Dwi Wijayanti menjadi penerbang tempur perempuan pertama di TNI AU.
"Sesungguhnya saya menginginkan hal ini dan para senior sudah lama menantikan ini," kata Marsekal Yuyu.
Mantan Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I ini menyebutkan, penjurusan di Sekbang dilaksanakan berdasarkan hasil prestasi seseorang.
Ia juga menegaskan sama sekali tidak melakukan intervensi untuk menjadikan Letda Ajeng lulus dari Sekbang.
"Saya biarkan apa adanya sesuai peraturan dan ketentuan pendidikan di Sekbang. Dan pada akhirnya dari Sekbang memutuskan satu orang untuk bisa diteruskan ke jurusan (penerbang) tersebut," jelasnya.
Letda Pnb Ajeng dinilainya memiliki prestasi yang baik selama menempuh pendidikannya.
Bahkan, di berbagai kelas kemampuan yang diikuti peserta didik, Letda Ajeng bisa menduduki posisi pertama dari seluruh angkatannya seperti melakukan latihan manuver yang mendukung jurusan tempur, seperti aerobatik, formasi dan lainnya juga diatas rata-rata.
"Ini artinya Letda Pnb Ajeng memiliki kemampuan sebagai penerbang tempur," kata Yuyu.
"Barangkali ada yang bertanya bagaimana seorang penerbang tempur dari wanita, yang mohon maaf memiliki beberapa keterbatasan. Tetapi perlu diketahui negara lain sudah lebih dulu mereka memiliki penerbang tempur perempuan, sehingga tak ada salahnya selain kita menghormati kesetaraaan gender, kita memberikan kesempatan kepada wanita jadi penerbang TNI AU kita," ujarnya.
KSAU pun berharap dengan melihat perjalanan pendidikannya di Sekbang, Letda Pnb Ajeng bisa menunjukkan kemampuannya sebagai penerbang tempur TNI AU dalam menjaga langit Indonesia.
"Saya mohon doa restu mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan bisa membanggakan kita semua," ujar Yuyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
KSAU juga melantik dua perwira TNI AD, dan satu perwira lulusan Sekbang Malaysia.
Upacara Wng Day hari ini sekaligus menjadi tonggak sejarah baru karena untuk pertama kalinya TNI AU memiliki pilot pesawat tempur perempuan atau fighter yang akan menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia.
Adalah Letda Pnb Ajeng Tresna Dwi Wijayanti yang pada Senin ini menjadi satu dari 45 penerbang perwira TNI AU dan TNI AD yang diwisuda.
Wanita kelahiran Jakarta 25 September 1995 itu mengikuti jejak sang ayah, Kolonel Sus Prayitno sebagai prajurit TNI Angkatan Udara. Namun, tak disangka prestasinya sebagai prajurit TNI AU menjadikan dirinya sebagai penerbang tempur perempuan pertama TNI AU.
Wanita yang dibesarkan di Komplek TNI AU, Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur ini merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) Tahun 2018, dimana semasa sekolahnya di SMAN 51 Jakarta pernah terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional pada 2011.
Sejak SMA, Ajeng dikenal sebagai murid disiplin dan selalu bekerja keras. Hal itu dibuktikannya dengan aktif sebagai anggota pasukan pengibar bendara. Dari level SMA, dia sukses menembus level provinsi dan puncaknya, terpilih sebagai anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka Nasional 2011.
Setelah lulus dari SMA Negeri 51 Jakarta, dia mendaftarkan sebagai taruni AAU pada 2014. Setelah melalui berbagai tes hingga pantukir, dia berhasil lolos dan resmi menjadi calon prajurit Swa Bhuwana Paksa.
Putri pasangan Kolonel Sus Prayitno dan Wiwi Sundari ini memang memiliki tekad yang bulat untuk menjadi fighter karena para instrukturnya memberikan motivasi yang besar setelah melihat kemampuan fisik, psikis, dan bakat terbangnya yang mumpuni."Saya hanya menjalani dengan serius dan menikmati semua tahapan latihan terbang hingga akhir. Para instruktur menyemangati saya, agar bisa menjadi fighter dan sekarang hal tersebut terwujud," kata wanita yang memiliki tinggi tubuh 172 cm ini.
Seusai dilantik oleh KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna, perempuan berdarah Jawa ini akan memulai pengabdiannya di Skuadron Udara 15 Wing Udara 3 Lanud Iswahjudi Magetan, Jawa Timur, yang mengoperasikan pesawat tempur T50i Golden Eagle.
T50i Golden Eagle merupakan pesawat latih supersonik pabrikan Korea Aerospace Industry (KAI), Korea Selatan. Pesawat ini dipesan Kementerian Pertahanan dan diserahkan kepada TNI AU sejak 2014 untuk menggantikan Hawk Mk 53 buatan Inggris.
Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit. Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun. “Pesawat tempur ini digunakan untuk mendidik para penerbang tempur yang akan masuk ke dalam kegiatan operasional. Dan, setelahnya lulus maka kita akan kirim ke skadron operasional untuk mengawaki pesawat yang lain seperti F-16 dan Sukhoi,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Indonesia memiliki pesawat tempur T50i Golden Eagle ini sebanyak 16 unit atau satu skadron dan semuanya berada di Lanud Iswahjudi. T50i Golden Eagle ini digunakan untuk pesawat latih untuk mendidik para penerbang tempur akan masuk dalam kegiatan operasional. Setelah lulus, maka para penerbang ini akan dikirim ke ke skadron operasional untuk menjadi pilot pesawat tempur lainnya, seperti F-16 atau Sukhoi.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit. Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Di Indonesia, kata dia, pesawat tempur T-50i Golden Eagle berjumlah satu skadron, yakni 16 unit. Semuanya ditempatkan di Lanud Iswahjudi Madiun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Spesifikasi Pesawat T-50i yang Jaga Perbatasan Indonesia-Timor Leste-Australia", https://regional.kompas.com/read/2017/08/04/21322311/spesifikasi-pesawat-t-50i-yang-jaga-perbatasan-indonesia-timor-leste.
Penulis : Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere
Kini, Ajeng akan menjadi pionir bagi juniornya bahwa kaum perempuan juga mampu menjadi penerbang tempur TNI AU yang sama baiknya dengan penerbang tempur laki-laki.
Kisahnya ini mirip dengan cerita dalam film Captain Marvel, di mana Carol Denver menjadi pilot wanita dalam film tersebut yang menjelma menjadi superhero. Kini, Letda Ajeng pun dijuluki sebagai 'Captain Marvel' Indonesia.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengaku bangga dengan keberhasilan Letda Pnb AjengTresna Dwi Wijayanti menjadi penerbang tempur perempuan pertama di TNI AU.
"Sesungguhnya saya menginginkan hal ini dan para senior sudah lama menantikan ini," kata Marsekal Yuyu.
Mantan Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) I ini menyebutkan, penjurusan di Sekbang dilaksanakan berdasarkan hasil prestasi seseorang.
Ia juga menegaskan sama sekali tidak melakukan intervensi untuk menjadikan Letda Ajeng lulus dari Sekbang.
"Saya biarkan apa adanya sesuai peraturan dan ketentuan pendidikan di Sekbang. Dan pada akhirnya dari Sekbang memutuskan satu orang untuk bisa diteruskan ke jurusan (penerbang) tersebut," jelasnya.
Letda Pnb Ajeng dinilainya memiliki prestasi yang baik selama menempuh pendidikannya.
Bahkan, di berbagai kelas kemampuan yang diikuti peserta didik, Letda Ajeng bisa menduduki posisi pertama dari seluruh angkatannya seperti melakukan latihan manuver yang mendukung jurusan tempur, seperti aerobatik, formasi dan lainnya juga diatas rata-rata.
"Ini artinya Letda Pnb Ajeng memiliki kemampuan sebagai penerbang tempur," kata Yuyu.
"Barangkali ada yang bertanya bagaimana seorang penerbang tempur dari wanita, yang mohon maaf memiliki beberapa keterbatasan. Tetapi perlu diketahui negara lain sudah lebih dulu mereka memiliki penerbang tempur perempuan, sehingga tak ada salahnya selain kita menghormati kesetaraaan gender, kita memberikan kesempatan kepada wanita jadi penerbang TNI AU kita," ujarnya.
KSAU pun berharap dengan melihat perjalanan pendidikannya di Sekbang, Letda Pnb Ajeng bisa menunjukkan kemampuannya sebagai penerbang tempur TNI AU dalam menjaga langit Indonesia.
"Saya mohon doa restu mudah-mudahan semua berjalan dengan lancar dan bisa membanggakan kita semua," ujar Yuyu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020