Gianyar (Antara Bali) - Hari Raya Kuningan di Pura Hyang Api di Desa Adat Kelusa, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, dimeriahkan oleh ajang sabung ayam (tajen) selama satu bulan.

"Sejak Sabtu (11/2) pagi warga sudah berdatangan membawa ayam jagoannya untuk diadu pada tajen massal di Pura Hyang Api," kata I Wayan Yoga Sudirga,  warga Banjar (Dusun Adat) Keliki Kawan, Desa Kelusa, Minggu.

Tajen massal itu sudah menjadi tradisi bagi umat Hindu di Bali dalam memeriahkan Hari Raya Kuningan yang diperingati setiap enam bulan sekali itu. Tajen merupakan wahana membayar kaul kepada Bhatara dan Dewa yang beristana di pura.

Arena tajen di Pura Hyang Api itu dipadati warga mulai pukuk 06.00 hingga 18.00 Wita. "Pergelaran tajen ini dilaksanakan selama satu bulan tujuh hari," kata Wayan Yoga.

Para pemilik ayam jantan saling mencari lawan. "Setelah bertemu lawan dan ada kesepakatan, pertarungan ayam jago pun dimulai," katanya.

Setiap ayam jago dibekali dengan pisau kecil (taji) yang diikat pada kaki kiri ayam tersebut. "Ayam petarung bebas dilepas di mana saja, asalkan masih di lingkungan kompleks Pura Hyang Api," katanya. Tak sedikit di antara warga bertaruh dalam ajang tersebut. Namun mereka meyakini taruhan tersebut bukan judi.

"Ini sudah menjadi tradisi. Jika tak melaksanakan itu, maka hewan peliharaan warga bakal terkena wabah penyakit hingga mati secara massal atau 'grubug'," kata Bendesa (Kepala Desa Adat) Kelusa, I Wayan Suda.

Menurut dia, ritual tersebut sekaligus memohon kepada Tuhan untuk mendapatkan perlindungan terhadap binatang piaraan warga.

I Wayan Kertiyasa, warga Desa Adat Petulu, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, mengaku, setiap tahun ikut ambil bagian dalam ajang tajen massal di Pura Hyang Api.

"Di pura ini saya juga 'nunas' (mendapatkan) air suci untuk hewan piaraan saya," kata Wayan Kertiyasa menuturkan.(Putu/M038)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012