Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, mengembangkan potensi peternakan sapi yang dinamai "Triple Helix Peternakan" di Kabupaten Buleleng bekerja sama dengan Pemkab Buleleng dan Central Queensland University (CQU).

Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di Singaraja, Selasa, menjelaskan program "Triple Helix" ini untuk meningkatkan sinergitas antara akademisi, pemerintah/masyarakat dan dunia usaha dan industri (DUDI), terutama terkait pengembangan program studi dan hilirisasi lulusan.

"Untuk pelaksanaannya, universitas, pemerintah dan dunia usaha, perlu 'duduk bareng' dalam menyusun kurikulum, program magang, dan kesiapan industry untuk menerima output dari Undiksha. Jika sudah berhasil, tidak hanya pada sapi juga bisa dikembangkan pada ternak lainnya," kata Jampel.

Terkait sinergi itu, semua pihak sudah melakukan Technical Meeting Program di ruang Ganesha I Undiksha pada 2 Maret 2020. Pada Technical Meeting Program itu, kerja sama Triple Helix ini disepakati untuk mengembangkan potensi peternakan di Kabupaten Buleleng, khususnya sapi Bali yang rencananya dijadikan sebagai pilot project swasembada daging sapi.

Baca juga: FK Undiksha raih medali perak pada "AIG Competition" di Singapura

Pertemuan tersebut dihadiri Rektor Undiksha beserta jajarannya, Direktorat Pangan dan Pertanian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), PSTA BATAN, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Perwakilan Bappeda Kabupaten Buleleng, dan beberapa perwakilan SKPD terkait di Kabupaten Buleleng.

"Program ini digagas Bappenas, awalnya bertujuan agar Indonesia tidak lagi mengimpor daging sapi. Bappenas melakukan kerja sama terkait pemenuhan kebutuhan daging sapi dengan tiga universitas besar di Indonesia. Melalui program ini pula, Undiksha akan dibantu oleh Bappenas dan Central Queensland Univeristy untuk mendirikan prodi Peternakan berbasis teknologi," kata Jampel.

Jampel mengungkapkan, Undiksha perlu berdiskusi dengan "stakeholder" lain, seperti Universitas Hindu Indonesia dan Universitas Udayana terkait ketersediaan SDM.

"Karena SDM yang memiliki kompetensi (peternakan) itu ada di universitas itu. Sementara di Undiksha, kita punya bidang biologi, pemasaran, dan pariwisata yang bisa mem-back up agar prodi itu bisa menjadi unggul, untuk menghasilkan sapi yang dibutuhkan industri," katanya.

Sementara itu, Pemkab Buleleng yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Ir. I Made Sumiarta mengungkapkan Pemkab Buleleng akan mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam pengembangan ternak sapi ini.

Salah satunya terkait ketersediaan lahan dan infrastruktur penunjang untuk operasionalnya, serta  dengan mengedukasi mahasiswa Undiksha yang turut bersinergi dalam upaya pengembangan pusat peternakan sapi.

"Nanti, Pemkab Buleleng akan menyiapkan lahan untuk digunakan yakni lahan milik Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah, tepatnya berada di Desa Munduk, Kecamatan Banjar serta Desa Gerokgak dan Desa Patas, Kecamatan Gerokgak," tegasnya.

Baca juga: Dua mahasiswa Undiksha lolos ikuti pertukaran ke Jepang

Setelah Technical Meeting, tim melakukan peninjauan lokasi rencana pengembangan di Desa Munduk Kecamatan Banjar dan Desa Patas dan Sanggalangit Kecamatan Gerokgak.

Senior Deputy Vice-Chancellor Center Queensland University, Prof. Alastair Dawson yang turut meninjau lokasi menyatakan ingin membangun pusat dan sistem yang lebih produktif untuk menghasilkan sapi potong di Kabupaten Buleleng.

Ia juga menilai lokasi yang disiapkan sangat responsif untuk program ini. Pemkab Buleleng dan Pemprov Bali akan menyiapkan lahan secara keseluruhan seluas sekitar 130 hektare.


 

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020