Presiden Joko Widodo segera memutuskan opsi pemulangan 74 Warga Negara Indonesia yang telah dinyatakan negatif virus Corona jenis baru, namun masih berada di kapal pesiar Diamond Princess di Jepang.
"Tadi saya sudah menghadap Presiden dan sudah menyampaikan opsi. Bapak Presiden akan mempertimbangkan 1-2 hari ini, keputusan di tangan beliau. Saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhajir Effendy saat berada di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis untuk melaporkan terkait 78 orang WNI di kapal pesiar Diamond Princess.
Dalam perjalanan kapal pesiar tersebut berlabuh di pelabuhan Yokohama untuk menjalani masa karantina penyebaran virus Corona jenis baru atau COVID-19.
Diketahui empat orang WNI terkonfirmasi terpapar oleh virus tersebut dan sedang menjalani perawatan di Jepang.
"Kalau yang sakit tidak boleh dievakuasi kan harus dirawat di sana, ini yang dievakuasi yang sehat. Cuma kasusnya agak beda di Wuhan dengan yang di kapal ini," tambah Muhadjir.
KBRI Tokyo juga menyatakan pihaknya terus menjaga komunikasi dengan 74 WNI yang ada di kapal pesiar tersebut. Pihak KBRI juga bergerak memberikan bantuan logistik dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait guna memastikan perlindungan bagi mereka.
"Yang di kapal itu 'sehat' tapi tetap harus ada observasi, bahkan mungkin akan beda perlakuannya dibanding WNI yang dari Wuhan," ungkap Muhadjir.
Menurut Menko PMK kondisi WNI di kapal pesiar Diamond Princess berbeda dengan kondisi WNI yang sebelumnya berada di provinsi Hubei, China dan akhirnya dievakuasi serta diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau.
"Bedanya mereka berada di kapal bukan di daratan kan, nanti observasinya kemungkinan di Natuna. Tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," tambah Muhadjir.
Mengenai moda transportasi yang akan digunakan untuk menjemput para WNI tersebut juga masih dipertimbangkan.
"Mau jemput pakai pesawat atau kapal juga masih jadi salah satu opsi, sabar dulu nanti akan ada beritanya lagi," ungkap Muhadjir.
Sedangkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pihaknya masih harus mengecek semua perlengkapan sebelum memutuskan untuk mengevakuasi WNI,
"Tunggu saja sebentar. Kita harus mengecek semua perlengkapannya, termasuk kapal kita cek. Sore ini saya berangkat mengecek," kata Terawan.
Pada Rabu (20/2), seiring dengan berakhirnya masa karantina selama 14 hari, Jepang memperbolehkan para penumpang kapal Diamond Princess yang tak terinfeksi untuk meninggalkan kapal. Ratusan orang mulai turun dari kapal tersebut.
Proses ini diperkirakan berlangsung beberapa hari. Total ada sekitar 3.700 orang di kapal namun yang terinfeksi tidak diperbolehkan meninggalkan kapal. Total ada 620 kasus infesi virus COVID-19 di Diamond Princess.
Beberapa negara telah atau merencanakan untuk mengevakuasi warga mereka dari kapal itu. Amerika Serikat telah memulangkan 300 orang lebih warganya dari Diamond Princess.
Hingga Kamis (20/2) pagi terkonfirmasi 75.661 orang yang terinveksi virus Corona dengan 2.125 kematian sedangkan sudah ada 16.194 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 74.566 kasus, di kapal Diamond Princess mencapai 621 kasus, di Singapura 84 kasus, di Jepang 84 kasus serta di lebih dari 20 negara lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Tadi saya sudah menghadap Presiden dan sudah menyampaikan opsi. Bapak Presiden akan mempertimbangkan 1-2 hari ini, keputusan di tangan beliau. Saya yakin Presiden akan mempertimbangkan dengan jernih," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhajir Effendy saat berada di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis untuk melaporkan terkait 78 orang WNI di kapal pesiar Diamond Princess.
Dalam perjalanan kapal pesiar tersebut berlabuh di pelabuhan Yokohama untuk menjalani masa karantina penyebaran virus Corona jenis baru atau COVID-19.
Diketahui empat orang WNI terkonfirmasi terpapar oleh virus tersebut dan sedang menjalani perawatan di Jepang.
"Kalau yang sakit tidak boleh dievakuasi kan harus dirawat di sana, ini yang dievakuasi yang sehat. Cuma kasusnya agak beda di Wuhan dengan yang di kapal ini," tambah Muhadjir.
KBRI Tokyo juga menyatakan pihaknya terus menjaga komunikasi dengan 74 WNI yang ada di kapal pesiar tersebut. Pihak KBRI juga bergerak memberikan bantuan logistik dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait guna memastikan perlindungan bagi mereka.
"Yang di kapal itu 'sehat' tapi tetap harus ada observasi, bahkan mungkin akan beda perlakuannya dibanding WNI yang dari Wuhan," ungkap Muhadjir.
Menurut Menko PMK kondisi WNI di kapal pesiar Diamond Princess berbeda dengan kondisi WNI yang sebelumnya berada di provinsi Hubei, China dan akhirnya dievakuasi serta diobservasi di Natuna, Kepulauan Riau.
"Bedanya mereka berada di kapal bukan di daratan kan, nanti observasinya kemungkinan di Natuna. Tadi kami sudah mengajukan beberapa opsi kepada Bapak Presiden, dan masih akan dipertimbangkan," tambah Muhadjir.
Mengenai moda transportasi yang akan digunakan untuk menjemput para WNI tersebut juga masih dipertimbangkan.
"Mau jemput pakai pesawat atau kapal juga masih jadi salah satu opsi, sabar dulu nanti akan ada beritanya lagi," ungkap Muhadjir.
Sedangkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan pihaknya masih harus mengecek semua perlengkapan sebelum memutuskan untuk mengevakuasi WNI,
"Tunggu saja sebentar. Kita harus mengecek semua perlengkapannya, termasuk kapal kita cek. Sore ini saya berangkat mengecek," kata Terawan.
Pada Rabu (20/2), seiring dengan berakhirnya masa karantina selama 14 hari, Jepang memperbolehkan para penumpang kapal Diamond Princess yang tak terinfeksi untuk meninggalkan kapal. Ratusan orang mulai turun dari kapal tersebut.
Proses ini diperkirakan berlangsung beberapa hari. Total ada sekitar 3.700 orang di kapal namun yang terinfeksi tidak diperbolehkan meninggalkan kapal. Total ada 620 kasus infesi virus COVID-19 di Diamond Princess.
Beberapa negara telah atau merencanakan untuk mengevakuasi warga mereka dari kapal itu. Amerika Serikat telah memulangkan 300 orang lebih warganya dari Diamond Princess.
Hingga Kamis (20/2) pagi terkonfirmasi 75.661 orang yang terinveksi virus Corona dengan 2.125 kematian sedangkan sudah ada 16.194 orang yang dinyatakan sembuh. Kasus di China mencapai 74.566 kasus, di kapal Diamond Princess mencapai 621 kasus, di Singapura 84 kasus, di Jepang 84 kasus serta di lebih dari 20 negara lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020