Harga emas naik ke tingkat tertinggi dalam lebih dari satu minggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), di jalur untuk kenaikan mingguan, karena investor memburu aset safe-haven logam untuk lindung nilai terhadap dampak ekonomi dari wabah virus corona.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di Bursa Comex naik 7,6 dolar AS atau 0,5 persen, menjadi ditutup pada 1.586,40 dolar AS per ounce. Emas berjangka menetap lebih tinggi untuk hari ketiga berturut-turut di tengah permintaan safe-haven.

Sementara itu, harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi 1.583,18 dolar AS per ounce pada pukul 01.43 sore waktu setempat (18.43 GMT), setelah menyentuh 1.583,76 dolar AS, harga tertinggi sejak 3 Februari. Untuk minggu ini, emas naik sekitar 0,8 persen.



"Skenario virus corona masih belum jelas dan berita utama tentang situasi ini membuat pasar saham bergejolak, memaksa investor untuk berlindung pada safe-haven emas," kata George Gero, direktur pelaksana RBC Wealth Management.

"Sekalipun dengan virus tidak ada, emas diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran 1.550 - 1.600 dolar AS karena ketidakpastian lain seperti suku bunga yang lebih rendah di seluruh bank-bank sentral utama, ketegangan Timur Tengah dan risiko politik lainnya masih ada."

Otoritas China pada Kamis (13/2/2020) melaporkan 121 kematian baru dan 5.000 kasus virus corona baru di China daratan, dan para ekonom menurunkan kembali ekspektasi pertumbuhan untuk ekonomi terbesar kedua di dunia itu saat mereka menilai dampak wabah tersebut.

Pasar saham global telah mengalami minggu yang bergejolak karena investor mengambil dan keluar dari posisi dalam aset berisiko yang didorong oleh berita utama yang sering berubah di sekitar wabah virus corona China.

Wall Street dibuka sedikit lebih tinggi, namun kenaikannya terus dibatasi oleh kekhawatiran tentang pukulan ekonomi dari wabah.

Lebih lanjut mendukung kenaikan emas, imbal hasil obligasi pemerintah AS menurun setelah data penjualan ritel lemah di tengah kekhawatiran virus.

Pengeluaran konsumen AS tampaknya telah melambat lebih lanjut pada Januari, yang menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan ekonomi untuk terus berkembang pada kecepatan moderat.



“Kami masih menargetkan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, selain kelemahan dolar dari sudut perdagangan. Kami percaya ini memberi emas hadiah risiko yang baik bahkan jika kami tidak melihat adanya ketidakpastian lebih lanjut dalam ketidakpastian pasar ekuitas,” kata analis UBS dalam sebuah catatan.

Di antara logam mulia lainnya, paladium turun 0,3 persen menjadi 2.417,20 dolar AS per ounce, tetapi berada di jalur untuk mencatat minggu terbaiknya sejak pekan yang berakhir 17 Januari, dengan kenaikan lebih dari empat persen.

Perak naik 0,7 persen menjadi 17,75 dolar AS, sedangkan platinum turun 0,3 persen menjadi 964,53 dolar AS.

Di pasar berjangka, perak untuk pengiriman Maret naik 11,5 sen atau 0,65 persen, menjadi ditutup pada 17,734 dolar AS per ounce. Platinum untuk penyerahan April turun 5,9 dolar AS atau 0,61 persen, menjadi menetap pada 968,8 dolar AS per ounce.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020