Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta pemerintah memberlakukan moratorium bebas visa bagi turis Republik Rakyat Tiongkok (RRT) hingga jangka waktu yang tepat, mengingat jumlah korban virus Corona (Koronavirus) yang terus meningkat dan penyebarannya yang dikhawatirkan terus meluas.
"Setop arus masuk turis dari Tiongkok. Untuk keperluan turis ditutup dahulu. Untuk kepentingan lain silakan dikaji dahulu sesuai dengan kebutuhan. Intinya perlu ada pembatasan jumlah pengunjung masuk dari RRT," kata Meutya Hafid dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Sebagaimana diketahui Indonesia menerapkan bebas visa dari sejumlah negara sehingga turis dari negara itu dapat masuk secara cepat ke Indonesia.
Sejauh ini beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Australia, juga telah mengeluarkan keputusan serupa, yakni pembatasan akses masuk kapal-kapal yang datang dari RRT.
Meutya Hafid juga meminta pemerintah melakukan penguatan pengawasan dan deteksi dini di perbatasan dan semua pintu masuk ke Indonesia.
"Saya berharap semua pintu masuk dan keluar pelabuhan dan bandara Indonesia disediakan alat pemindai agar terdeteksi siapa saja yang terduga terinfeksi virus," ujar Meutya.
Untuk diketahui, korban meninggal dunia akibat wabah Koronavirus di RRT terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah orang tewas karena virus mematikan asal Wuhan itu sudah mencapai 304 orang. Jumlah kematian itu semuanya terjadi di Provinsi Hubei.
Sementara itu, di seluruh RRT total korban terinfeksi hingga Minggu (2/2) mencapai sekitar 14.380 orang atau meningkat sekitar 2.590 orang dalam 24 jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Setop arus masuk turis dari Tiongkok. Untuk keperluan turis ditutup dahulu. Untuk kepentingan lain silakan dikaji dahulu sesuai dengan kebutuhan. Intinya perlu ada pembatasan jumlah pengunjung masuk dari RRT," kata Meutya Hafid dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Minggu.
Sebagaimana diketahui Indonesia menerapkan bebas visa dari sejumlah negara sehingga turis dari negara itu dapat masuk secara cepat ke Indonesia.
Sejauh ini beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Australia, juga telah mengeluarkan keputusan serupa, yakni pembatasan akses masuk kapal-kapal yang datang dari RRT.
Meutya Hafid juga meminta pemerintah melakukan penguatan pengawasan dan deteksi dini di perbatasan dan semua pintu masuk ke Indonesia.
"Saya berharap semua pintu masuk dan keluar pelabuhan dan bandara Indonesia disediakan alat pemindai agar terdeteksi siapa saja yang terduga terinfeksi virus," ujar Meutya.
Untuk diketahui, korban meninggal dunia akibat wabah Koronavirus di RRT terus bertambah. Sampai hari ini, jumlah orang tewas karena virus mematikan asal Wuhan itu sudah mencapai 304 orang. Jumlah kematian itu semuanya terjadi di Provinsi Hubei.
Sementara itu, di seluruh RRT total korban terinfeksi hingga Minggu (2/2) mencapai sekitar 14.380 orang atau meningkat sekitar 2.590 orang dalam 24 jam.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020