Denpasar (Antara Bali) - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Gusti Putu Artha mengingatkan pada kalangan wartawan bahwa sesungguhnya pers bukanlah sebuah lembaga suci yang dapat terbebas dari kritik masyarakat.
"Tidak bisa dimungkiri, realitanya pers seringkali diperalat oleh berbagai unsur kepentingan," kata I Gusti Putu Artha, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan pernyataan itu ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema "Menegakkan Peran Media Sebagai Pilar Keempat Demokrasi" yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Warmadewa dengan Asosiasi Media Bali (AMB).
"Pers yang seharusnya menjadi pilar demokrasi menjadi terhanyut pada kepentingan tertentu tidak lepas dari imbas persoalan liberalisasi ekonomi dan liberalisasi politik yang terjadi pada bangsa kita," ucap Artha yang juga mantan wartawan sebuah harian di Bali itu.
Akibatnya, dalam konteks politik disadari atau tidak, pers seringkali melakukan hal yang diistilahkan dengan "kegenitan" politik.
Sementara itu, pembicara lainnya I Made Nariana yang merupakan mantan Ketua PWI Cabang Bali mengatakan kebebasan pers bukan berarti dapat memberitakan hal apa saja kepada publik.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Tidak bisa dimungkiri, realitanya pers seringkali diperalat oleh berbagai unsur kepentingan," kata I Gusti Putu Artha, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan pernyataan itu ketika menjadi pembicara dalam seminar nasional bertema "Menegakkan Peran Media Sebagai Pilar Keempat Demokrasi" yang diselenggarakan Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Warmadewa dengan Asosiasi Media Bali (AMB).
"Pers yang seharusnya menjadi pilar demokrasi menjadi terhanyut pada kepentingan tertentu tidak lepas dari imbas persoalan liberalisasi ekonomi dan liberalisasi politik yang terjadi pada bangsa kita," ucap Artha yang juga mantan wartawan sebuah harian di Bali itu.
Akibatnya, dalam konteks politik disadari atau tidak, pers seringkali melakukan hal yang diistilahkan dengan "kegenitan" politik.
Sementara itu, pembicara lainnya I Made Nariana yang merupakan mantan Ketua PWI Cabang Bali mengatakan kebebasan pers bukan berarti dapat memberitakan hal apa saja kepada publik.(LHS)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012