Pemerintah Provinsi Bali akan mengembangkan infrastruktur dan sarana prasarana rumah sakit dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga tingkat kecamatan, termasuk semua puskesmas di daerah ditargetkan bisa naik tingkat dengan menyediakan fasilitas rawat inap.

"Kalau bisa untuk jenis sakit tertentu bisa selesai di tingkat kecamatan dan tidak usah mengalir ke atas, jadi bisa selesai di tingkat kecamatan saja," kata Gubernur Bali, Wayan Koster, saat memberikan sambutan dalam rangka HUT ke-60 RSUP Sanglah di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan terhadap beberapa puskesmas di kecamatan rencananya naik tingkat menjadi rumah sakit pratama dengan harapan agar tidak semua masyarakat yang sakit di arahkan ke rumah sakit.

Dalam sambutannya, Koster mengaku sedang mempersiapkan sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM)-nya. Sedangkan bagi SDM-nya, diharapkan untuk setiap puskesmas di Bali memiliki dokter spesialis.

Menurutnya, ada beberapa dokter spesialis sulit ditemukan pada daerah yang jauh dari jangkauan seperti di Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Buleleng.

Selain itu, Menteri Kesehatan RI Letjen TNI (Purn) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad menyampaikan ketidaksetujuannya terkait keberadaan dokter spesialis yang tidak ingin untuk ditempatkan hingga daerah terpencil.

"Sebenarnya, dokter - dokter spesialis yang itu bersedia, cuma untuk beberapa daerah keberadaannya dibatasi, karena dikunci jumlah spesialisnya, makanya akan saya buka gembok - gembok itu," kata dr. Terawan.

Baca juga: Menkes : Metode "cuci otak" bisa diterapkan rumah sakit di Bali (video)

Doker Terawan juga menyampaikan terkait rencana menaikkan status puskesmas, dan menyediakan infrastruktur seperti tempat tidur untuk rawat inap, pada dasarnya memiliki konotasi yang berbeda.

"Kalau puskesmas rawat inap itu artinya kuratif dan bisa membuat keuangan jebol karena keuangan dari BPJS Kesehatan itu jumlahnya terbatas," jelasnya.

Menurutnya, apabila puskesmas difungsikan dalam hal promotif dan preventif yang bersifat mencegah orang sakit, dengan ada tempat rawat inapnya maka ketersediaan biayanya untuk itu ada.

Baca juga: Wabup Bangli minta rumah sakit tingkatkan kualitas layanan

Ia mengatakan bahwa fungsi puskesmas akan terus ditingkatkan dalam hal promotif dan preventif sehingga stunting dan angka kematian ibu dan bayi bisa diturunkan.

"Kita tidak bisa melakukan pemborosan pada kuratif terus dan juga saya hapus akreditasi puskesmas, yang membebani karena akreditasi kok orientasinya malah ke pelayanan kesehatan, seharusnya akreditasi puskesmas orientasinya pada promotif dan preventif tapi kalau terpaksa ada yang sakit ya dirawat sementara di puskesmas untuk distabilkan," jelasnya.
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019