Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa pemerintah daerah itu wajib bermitra dengan media, karena wartawan itu penting untuk menginformasikan program pemerintah sampai ke masyarakat.
"Tak ada sinergi yang efektif itu, kecuali bersinergi dengan media, karena itu kalau sampai ada pemda yang bermasalah dengan media itu salah fatal, apalagi dengan organisasi wartawan seperti PWI," katanya dalam sambutan pembukaan Konferensi Provinsi PWI Bali di Denpasar, Kamis.
Dalam pembukaan acara yang dihadiri Ketua Umum PWI Atal S Depari, Kepala Ombudsman Bali Umar Alkhattab, dan pimpinan redaksi media massa se-Bali itu, gubernur yang mantan anggota DPR RI itu mengharapkan jajaran pemerintahan se-Bali untuk berkomunikasi dengan baik dengan pimpinan dan organisasi media di Pulau Dewata,
"Itu kita yang butuh dengan media, jadi kita harus dukung media, jangan sampai ada masalah dengan media, karena bermasalah dengan satu media saja sama dengan bermasalah dengan seribu masyarakat," katanya.
Namun, gubernur yang sebelumnya terjun ke dunia pendidikan itu juga berharap wartawan tidak "menyerang" pejabat pemerintah dengan fitnah atau pemberitaan "hoaks", karena itu pemerintah akan siap mendukung program pendidikan profesionalisme dan uji kompetensi wartawan.
"Saya dan pemerintah daerah siap membantu pelaksanaan pendidikan dan uji kompetensi wartawan, agar PWI juga kuat, dan wartawan-wartawan Bali juga kompeten dalam menulis dan menjaga etika juga. PWI harus kuat," katanya.
Baca juga: Gubernur Bali minta media tingkatkan literasi informasi kepada masyarakat
Sementara itu, Ketua Umum PWI Atal S Depari mengatakan konferensi PWI itu yang penting bukanlah pemilihan pengurus, tapi program yang dirumuskan dalam konferensi dan dilaksanakan dalam kepengurusan yang terbentuk.
"Saya kira, program PWI yang terpenting adalah pendidikan kompetensi sumberdaya manusia atau wartawan, karena kalau wartawan tidak kompeten, maka matilah jurnalisme. Saya berterima kasih kepada PWI Bali dan Bapak Gubernur atas dukungan pada program UKW (uji kompetensi wartawan) dan SJI (Sekolah Jurnalistik Indonesia)," katanya.
Baca juga: PWI Bali: BJ Habibie, Bapak Kemerdekaan Pers
Dalam kesempatan itu, orang nomer satu di PWI Pusat itu meminta dukungan Gubernur Bali untuk pelaksanaan kongres lima tahunan dari Confederation of ASEAN Journalists atau CAJ (Konfederasi Wartawan ASEAN) yang direncanakan di Bali pada 2020.
"Tahun depan, saya minta dukungan Bapak Gubernur kalau Kongres CAJ dilaksanakan di Bali," katanya, didampingi Ketua PWI Bali I GMB Dwikora Putra, dalam konferensi provinsi bertema 'Wartawan Kompeten, Pers Keren' itu.
Sependapat dengan Gubernur Bali Wayan Koster terkait Konferensi PWI Bali, ia meminta pemilihan pengurus dalam konferensi kali ini dilakukan dengan musyawarah mufakat, agar kepengurusan kedepan lebih fokus pada program, khususnya pendidikan kompetensi/profesionalisme wartawan.
Baca juga: PWI Bali adakan "bukber" semarakkan Ramadhan
Dalam laporannya, Ketua PWI Bali I GMB Dwikora Putra menambahkan konferensi yang diikuti 123 orang dari 300-an anggota PWI se-Bali itu diharapkan mampu merumuskan program yang sejalan dengan tantangan media kedepan.
"Sekarang merupakan era digital, tapi wartawan tetap harus kompeten, jangan sampai wartawan yang ada hanya mementingkan informasi yang singkat dan menarik, tapi etika-nya tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik, sehingga kepentingan publik tidak diperhatikan," katanya.
Selama kepemimpinan 2014-2019, pihaknya juga telah melakukan workshop dan literasi anti-hoaks secara "roadshow" ke kabupaten se-Bali melalui kerja sama dengan Pemprov Bali dan Dinas Kominfo.
Dalam konferensi itu, Dwikora Putra kembali terpilih secara aklamasi setelah mengantongi 82 suara dari 120 pemegang hak suara, sedangkan Nyoman Wirata didaulat menjadi Ketua Dewan Kehormatan PWI Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Tak ada sinergi yang efektif itu, kecuali bersinergi dengan media, karena itu kalau sampai ada pemda yang bermasalah dengan media itu salah fatal, apalagi dengan organisasi wartawan seperti PWI," katanya dalam sambutan pembukaan Konferensi Provinsi PWI Bali di Denpasar, Kamis.
Dalam pembukaan acara yang dihadiri Ketua Umum PWI Atal S Depari, Kepala Ombudsman Bali Umar Alkhattab, dan pimpinan redaksi media massa se-Bali itu, gubernur yang mantan anggota DPR RI itu mengharapkan jajaran pemerintahan se-Bali untuk berkomunikasi dengan baik dengan pimpinan dan organisasi media di Pulau Dewata,
"Itu kita yang butuh dengan media, jadi kita harus dukung media, jangan sampai ada masalah dengan media, karena bermasalah dengan satu media saja sama dengan bermasalah dengan seribu masyarakat," katanya.
Namun, gubernur yang sebelumnya terjun ke dunia pendidikan itu juga berharap wartawan tidak "menyerang" pejabat pemerintah dengan fitnah atau pemberitaan "hoaks", karena itu pemerintah akan siap mendukung program pendidikan profesionalisme dan uji kompetensi wartawan.
"Saya dan pemerintah daerah siap membantu pelaksanaan pendidikan dan uji kompetensi wartawan, agar PWI juga kuat, dan wartawan-wartawan Bali juga kompeten dalam menulis dan menjaga etika juga. PWI harus kuat," katanya.
Baca juga: Gubernur Bali minta media tingkatkan literasi informasi kepada masyarakat
Sementara itu, Ketua Umum PWI Atal S Depari mengatakan konferensi PWI itu yang penting bukanlah pemilihan pengurus, tapi program yang dirumuskan dalam konferensi dan dilaksanakan dalam kepengurusan yang terbentuk.
"Saya kira, program PWI yang terpenting adalah pendidikan kompetensi sumberdaya manusia atau wartawan, karena kalau wartawan tidak kompeten, maka matilah jurnalisme. Saya berterima kasih kepada PWI Bali dan Bapak Gubernur atas dukungan pada program UKW (uji kompetensi wartawan) dan SJI (Sekolah Jurnalistik Indonesia)," katanya.
Baca juga: PWI Bali: BJ Habibie, Bapak Kemerdekaan Pers
Dalam kesempatan itu, orang nomer satu di PWI Pusat itu meminta dukungan Gubernur Bali untuk pelaksanaan kongres lima tahunan dari Confederation of ASEAN Journalists atau CAJ (Konfederasi Wartawan ASEAN) yang direncanakan di Bali pada 2020.
"Tahun depan, saya minta dukungan Bapak Gubernur kalau Kongres CAJ dilaksanakan di Bali," katanya, didampingi Ketua PWI Bali I GMB Dwikora Putra, dalam konferensi provinsi bertema 'Wartawan Kompeten, Pers Keren' itu.
Sependapat dengan Gubernur Bali Wayan Koster terkait Konferensi PWI Bali, ia meminta pemilihan pengurus dalam konferensi kali ini dilakukan dengan musyawarah mufakat, agar kepengurusan kedepan lebih fokus pada program, khususnya pendidikan kompetensi/profesionalisme wartawan.
Baca juga: PWI Bali adakan "bukber" semarakkan Ramadhan
Dalam laporannya, Ketua PWI Bali I GMB Dwikora Putra menambahkan konferensi yang diikuti 123 orang dari 300-an anggota PWI se-Bali itu diharapkan mampu merumuskan program yang sejalan dengan tantangan media kedepan.
"Sekarang merupakan era digital, tapi wartawan tetap harus kompeten, jangan sampai wartawan yang ada hanya mementingkan informasi yang singkat dan menarik, tapi etika-nya tidak sesuai dengan kode etik jurnalistik, sehingga kepentingan publik tidak diperhatikan," katanya.
Selama kepemimpinan 2014-2019, pihaknya juga telah melakukan workshop dan literasi anti-hoaks secara "roadshow" ke kabupaten se-Bali melalui kerja sama dengan Pemprov Bali dan Dinas Kominfo.
Dalam konferensi itu, Dwikora Putra kembali terpilih secara aklamasi setelah mengantongi 82 suara dari 120 pemegang hak suara, sedangkan Nyoman Wirata didaulat menjadi Ketua Dewan Kehormatan PWI Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019